TTIMH-8

2.8K 129 2
                                    

  Votenya jangan lupa gais:)

  ***

  Athela sedang berdiri di depan ruangan sekretariat, ia akan masuk dan memberikan laporan tentang salah satu siswi yang akan keluar dari sekolah, oh iya, jangan lupakan Elang yang ada di belakangnya.

"Lo tunggu sini apa ikut masuk?" tanya Athela menatap Elang.

"Ikut masuk lah, kalau bidadari gue di gangguin sama guru-guru bagaimana?"

"Alay." Athela memutar bola matanya malas.

Athela pun masuk ke ruangan dan diikuti Elang dibelakang, sial! Kenapa dimana-mana pasti ada Sean dan cewek kentang itu? Mereka sengaja bikin gue naik darah terus mati ya? Ingin ku berkata kasar.

"Pak, siswi yang ada di kelas saya akan segera menghadap Bapak, dan katanya untuk alasan akan dibicarakan sama Bapak," ucap Athela pada Pak Bari.

"Baik, saya tunggu di ruang sekretariat, ya?"

"Iya, Pak."
"Yuk, Lang. Keluar."

"Ke ruangan saya, Athela!" titah Sean dingin membuat langkah jalan Athela berhenti.

Tanpa bertanya lebih lanjut, Athela segera mengikuti langkah kaki Sean.

"Ada apa? Saya sibuk," ucap Athela datar.

"Sibuk berpacaran maksudmu, heh?" tanya Sean meremeh.

"Terserah saya, Pak. Apa hak Bapak?"

"Pikun sekali, saya suamimu, jadi saya berhak mengatur kamu."

"Suami apa? Suami yang rela meninggalkan istrinya sendirian dirumah malam-malam demi cewek lain?"

"Kamu jangan ngajak ribut ya, waktu itu Qilla sakit."

"Saya akan bertanya soal ini ke Papa, kalau dia yang jodohin kita, kenapa dia juga yang mau ngehancurin hubungan kita? Saya ragu kalau Bapak bisa saja berbohong."

"Kamu memang sangat keras kepala, bukannya sudah saya bilangin kalau itu anak teman Papa?"

"Apa salahnya kalau saya curiga? Bisa saja dia mau ngehancurin hubungan kita."

"Heh! Qilla gak begitu!" bentak Sean.

"Bodo amat, saya keluar, Elang nungguin."

"Elang siapa, Thela?"

"Apa perduli, Bapak?"

"Saya-"

"Jangan mengatakan Anda suami saya, saya muak." Lalu, Athela keluar dari ruangan Sean dengan perasaan kesal.

"Napa lo? Diapain lo sama Pak Sean?" tanya Elang yang berdiri di depan pintu.

"Gak."

"Gue mau balik, minggir," titah Athela.

"Belum balik, ogeb!"

"Bolos."

"Sudah kelas 12 jangan cari masalah terus, bego."

"Bodo amat, lo mau ikut?"

"Mau, hehe."

"Sok nasehatin, ternyata ikut juga," cibir Athela membuat Elang menyengir kuda.

"Gak usah bolos, atau saya laporin ke Pak Iyan?"

"Gak jadi deh, Thela. Pak Sean nakutin ah," ucap Elang lalu dibalas tatapan tajam dari Athela.

"Gue ke kelas dulu, ada tugas kayaknya." Setelah mengucapkan itu Elang segera berlari menuju kelasnya.

"Kampret itu anak," gumam Athela.

 That Teacher Is My HusbandWhere stories live. Discover now