"Loh? Ica nya mana?" Tanya Ayu.

"Masih di atas mi, katanya dia bakal nyusul".

Ayu hanya mengngguk mendengar jawaban Maira.

Setelah mencuci wajahnya Ica merasa sedikit lebih segar. Setelahnya ia menuju ruang makan.

Di sana telah ada Ayu, Adit, Farhan , dan Maira.

"Kok lama banget dek?" tanya Ayu.

"Itu mi adek tadi ketiduran, terus cuci muka dulu deh".

"Yaudah sini cepat makan".

Ica duduk di sebelah Adit abinya.

setelah selesai makan Ayu, Maira, dan Ica membersihkan sisa makanan mereka.

Mereka membagi tugas dengan Maira mencuci piring, Ica melapnya dan Ayu membersihkan meja makan.

Sedangkan Farhan bersama Adit menuju ruang keluarga yang berada di lantai atas.

"Bi" panggil Farhan.

"Iya ada apa?"

"Mmm, bi abang mau ngomong".

"Mau ngomong apa ini kan udah ngomong juga".

"Ini serius bi". Farhan menatap Adit dengan serius.

Adit hanya diam menunggu apa yang akan di bicarakan oleh putranya ini.

"Bi, abang mau lamar seseorang bi".

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

Adit hanya diam tanpa menjawab. Ia hanya fokus menatap tajam putra satu satunya ini.

"Abi, abang serius bi".

"Yang bilang kamu bercanda siapa?" jawab Adit.

"Ga ada sih, tapi kok abi malah diam aja" gerutunya.

Belum sempat Adit menjawab Ayu tiba tiba datang..

"Lagi ngomongin apa sih" tanya Ayu yang baru datang bersama Maira dan Ica.

"Ini mi, putra umi udah besar ternyata" kata Adit.

"Maksudnya?"

"Katanya dia mau khitbah seseorang mi".

"Benaran bang?" tanya Ayu terkejut.

"Astagfirullah umii, ga usah teriak juga kali mi" Ucap Ica sambil mengelus telinganya yang menjadi sasaran teriakan Ayu.

"Hehe, maaf sayang umi senang banget soalnya" Ayu mengelus lembut kepala putri bungsunya.

"Benaran bang? abang mau khitbah siapa?" tanya Maira.

"Mmmm,, ah ada deh" jawabnya asal.

Cinta diatas SajadahWhere stories live. Discover now