Enam

160 6 1
                                    

              
_________________________________________________
          
                   
                         🍁🍁🍁

Satu minggu setelah acara lamaran, langsung di adakannya resepsi dan walimah. karena Farhan yang akan kembali ke Mesir.

Pesta walimah tidak terlalu mewah, hanya di adakan di sebuah gedung yang memisahkan antara tempat laki laki dan perempuan oleh sebuah sekat.

Dan setelah acara pernikahan Nayla pindah ke rumah kelaurga Farhan.

                                  🍁🍁🍁

Hari terakhir OSPEK.

Pagi ini seluruh MABA di bariskan di lapangan sesuai jurusan masing masing.

"Yang telat dan yang baru masuk barisan keluar dari barisannya, baris di sebebelah kanan panitia". Perintah tegas itu berasal dari salah satu panitia OSPEK.

Ara meneguk ludahnya dengan susah, pasalnya pagi ini ia telat bangun karena tadi malam ia menemani Viola teman SMA sekaligus temannya dari SMP itu sampai jam 12 malam.

Viola datang kerumahnya hanya untuk sekedar curhat, dan menangis semalaman hingga tertidur di kasurnya.

"Kamu yang baru masuk barisan, keluar". Perintah orang itu kembali yang Ara ketahui bernama Bima dari neme tag yang berada pada almamater kebanggaannya.

Ara masih saja diam di barisannya, takut takut jika Bima menghampiri dan menyuruhnya baris di barisan MABA yang terlambat.

"Lo telat?". Suara bariton itu mengejutkan Ara. Ia lansung menoleh kearah sumber suara dan menemukan Azka yang berdri di sebelahnya.

"Eh? mmmm...... itu..... Apa.... Mmmm... Ii... Iya kak". jawabnya ragu ragu.

"Gue bakal bantuin lo". Ujar Azka kemudian berlalu dari hadapannya.

"Masih ada lagi yang telat?" tanya Bima.

"Tidak ada lagi". Jawaban dari mulut Azka menenangkan Ara dari paniknya.

"Huffff" Ara menhembuskan nafas lega "ternyata dia tidak berbohong bakal bantu gue" gumannya.

Setelah selesai semua MABA antar jurusan di ajak keliling kampus katanya untuk mengenalkan kampus kepada semuanya.

Ara berjalan mengikuti rombongannya.

Karena ketidak hati hatiannya tiba tiba saja kakinya kesandung batu yang berada di depannya.

"Aww" ringisnya dan memegangi ujung kakinya yang tersentuh batu.

"Lo kenapa?". Ara menoleh kesumber suara dan mendapati seorang senior yang berdiri di hadapannya.

"Mmmm,, kaki saya kesandung batu kak".

"Dasar ceroboh". Ucap lelaki itu dengan pelan tapi masih bisa didengar oleh Ara.

Ara ingin menimpali tapi urung ketika cowok itu memanggil dua orang perempuan yang Ara pastikan adalah anak kesehatan.

"Tolong bawa dia ke klinik dan periksa kakinya, sepertinya kakinya terluka". Setelah mengatakan itu ia lansung pergi menyusul rombongan yang di pimpinnya tadi.

Setelah membersihkan luka Ara kedua seniornya itu pamit untuk keluar.

"Kami keluar dulu ya semoga cepat sembuh" ucap dari salah satu mahasiswi kesehatan itu.

"Terima kasih kak". Ucap Ara kepada kedua Mahasiswa kesehatan yang telah membantunya itu.

"Sama sama".

Cinta diatas SajadahDove le storie prendono vita. Scoprilo ora