9 - Not you again

4.9K 441 16
                                    

Swan menjadi penyejuk mata Savannah setiap hari. Ia akan menatap bayi mungilnya itu berlama-lama, bahkan tidak betah meninggalkan bayinya barang sedetik pun.

Ann yang sudah beberapa kali datang agak kaget dengan sikap Savannah yang sama sekali tidak menunjukkan Baby Blues, walaupun ia tinggal dan mengurus semuanya sendiri. Wanita itu sampai menggeleng-gelengkan kepala karena terlalu takjub dengan sikap Savannah.

Sama seperti Ann, River juga semakin rajin mengunjungi Savannah. Namun beberapa hari ini, Pria itu tampak sibuk dan jarang mengangkat telepon. Suka atau tidak hal itu membuat Savannah tidak tenang.

Savannah menoleh pada putrinya untuk kesekian kali. Walaupun tangannya sibuk melipat pakaian, wajahnya selalu tersenyum dengan tatapan penuh cinta.

Suara ketukan pintu memaksa Savannah untuk bangkit. Ia mengelus pipi Swan sebelum berlalu menuju pintu.

"Selamat ... Siang," ucap Savannah terputus.

River berdiri di depannya dengan tas karton berlogo, boneka, dan sebuket bunga lili merah. Ia tersenyum.

"River, masuklah."

Savannah mundur untuk membiarkan River masuk dan menutup pintu. Suasana berubah canggung saat River sudah meletakkan barang bawaannya. Walau bagaimanapun sudah beberapa hari lamanya mereka tidak bertemu.

Suara Swan yang menangis menginterupsi keduanya, membuat Savannah berterimakasih pada putrinya itu karena membiarkannya lepas dari kecanggungan.

"Ada yang salah dengannya?" tanya River, ada kekhawatiran di suaranya.

Savannah menahan napas saat menyadari River mengikutinya ke dalam kamar.

"Mungkin lapar, aku belum menyusuinya."

Entah apa yang ia pikirkan, karena Savannah langsung membuka kancing bajunya dan menyusui Swan langsung di depan River.

River membulatkan matanya, sebenarnya melihat Savannah menyusui Swan bukan hal yang pertama untuknya. ia pernah melihat itu di rumah sakit setelah persalinan. Tapi melihatnya lagi di dalam sebuah kamar, hanya berdua, minus Swan yang belum mengetahui tentang hal-hal itu, membuat sesuatu di dalam dirinya bangkit.

Buru-buru River mengalihkan tatapannya pada lukisan bunga krisan di atas tempat tidur Savannah.

"Bagaimana pekerjaanmu?"

River mengerjap sebelum berdehem. "Lancar."

River menoleh setelah mendengar suara Savannah yang bernyanyi kecil. Ia menimang Swan yang telah selesai menyusu dan kini sibuk menatap ibunya.

River tersenyum sebelum mendekat, menundukkan wajahnya untuk menatap Swan. Bayi kecil ini telah mencuri hatinya sejak pertama kali melihatnya. Dan yang paling sulit di lalui River beberapa waktu ini adalah tidak bisa melihat Swan karena kesibukannya. Untungnya Ann rajin mengupload foto Swan di media sosial dan membiarkan River menjadi stalker untuk bayi cantik itu.

Savannah menatap River yang masih tersenyum lebar sambil mengelus pipi bayinya, sesekali ia juga menciumnya gemas. Oh Savannah mungkin akan menjadi orang paling bahagia jika yang di lihatnya saat ini adalah interaksi keluarga kecilnya.

"Savannah," panggilan River membuyarkan lamunan.

"Ya,"

"Maukah kau menemaniku ke sebuah acara lelang untuk amal."

Savannah membulatkan matanya. "Aku? maksudku aku tidak pernah datang ke acara seperti itu."

River menegapkan tubuhnya. "Acara ini di hadiri oleh orang-orang yang sudah berpengalaman dalam bisnis, mereka tidak seusia kita. Kupikir aku bisa mengajakmu untuk membuatku mengurangi kebosanan."

The VowWhere stories live. Discover now