-Fünfzehn : Verletzt-

569 101 12
                                    

Gilbert di hari berikutnya cemberut, dia ditimpa banyak omongan super duper berisik dari sekertaris dan bendahara OSIS. Sesungguhnya hanya si sekertaris saja, yakni Wang Yao. Si bendahara hanya dengan kehadirannya saja sudah membuat batin terbebani. Si bendahara; Ivan.

"Aku sudah membaca map yang waktu itu. Aiyaa, kenapa kau diam saja, aru? Sudah tanggal berapa sekarang!"

"Aku mengerti ...." Begitu kata Gilbert.

"Apanya yang mengerti, aru?! Lihat! Dirimu sekarang ngapain bawa-bawa kue sebesar itu!" Kembali Wang Yao menjerit.

"Oh? Ini? Kesesese! Aku akan secara resmi melamar [Name]!" Gilbert menjawab penuh kegembiraan.

"Apa maksudmu melamar, da? Kalian memangnya akan menikah?" Ivan penasaran, penuh senyuman ia bertanya.

"Bagus kau bertanya, Ivan!" Gilbert mengangguk riang. "Serangkaian rencanaku digagalkan, atau malah sangat gagal untuk [Name]. Si Mathew sih ampuh, tapi [Name] malah makin menjauh dan sekarang dilindungi Ludwig. Dan, untuk membuat dia mendekatiku, aku akan beri kue ini, membawa cincin bohongan, dan melamarnya! Saat dia tersipu dan tergagap, aku akan segera membuka tempat cincin dan memperlihatkan surat berisi anda terkena super trap!" Gilbert tertawa sembari mengangkat dus berisi kue.

Wang Yao membuka mulut lebar-lebar. Ivan malah ikut tertawa.

"Kalau begitu, setelah aku menjahili dia, aku akan segera menjalankan isi map. Bye!" Gilbert pun pergi tanpa menoleh ke belakang.

"Aiyaa, tahu kayak gini, aku lebih baik pensiun dini!"

"Yao-kun, OSIS kan bukan pekerjaan tetap, hehe."

Yao menepuk jidat dan pergi ke tempat yang menenangkan.

.
.
.

[Senior]

.
.
.

Gilbert sangat meyakini akan keberhasilan rencananya tadi tanpa mempertimbangkan rasa takut [Name]. Daripada bergetar karena gugup disodori kue dan kotak cincin, [Name] pasti akan bergetar karena takut dihadang oleh si ketua OSIS. Gilbert semakin tergesa-gesa saat melihat sosok [Name] yang membelakanginya.

Ketika jarak sudah semakin dekat, seseorang keluar dari kelas dan menyapa [Name]. Ketergesaan Gilbert menurun, sambil mengurut kening, Gilbert aneh melihat [Name] ada di gedung kelas 2 dan lebih aneh pula seseorang tadi ialah Arthur. Perlahan Gilbert berhenti berjalan. Kerutan yang terhias di keningnya menandakan bad mood. Arthur dan [Name] mulai berjalan beriringan berbalut tawa.

"Penjahat itu ...." Bukan Gilbert kalau dia berbalik pulang dengan tangis pria pecundang. Gilbert menghentakkan kaki sebanyak dua kali, setelah itu berlari sekuat tenaga.

"OI! MAU TAHU RASANYA KUE ENAK, SCONE GOSONG?!"

Ketika Arthur menoleh, kue besar yang sudah susah-susah Gilbert siapkan menghantam wajah si senior populer. [Name] menutup mulut saking terkejut. Arthur terjatuh saking terkejut juga.

"Hahahaha!" Gilbert tertawa dengan dada dibusungkan.

"Senior Arthur!" Si [Name] malah bersimpati pada Arthur-itu jelas. Daripada muka cakep Arthur kena kue, mending kena elus aku-kata si [Name].

"Oi, [Name]! Jangan mau dekat-dekat si muka dua itu." Gilbert tidak melihat terlebih dahulu, [Name] yang hendak berlutut malah ditarik Gilbert.

"Apaan, sih?!" Dan [Name] menggertak Gilbert tanpa sadar.

Gilbert pun tertegun di tempat.

"Anda boleh menjahiliku! Tapi jangan jahili Senior Arthur!"

"Ta-tapi-!"

"Aku benci padamu!"

[Name] segera membantu Arthur tanpa mempedulikan Gilbert. Segera membersihkan wajah Arthur penuh perhatian tanpa mempedulikan Gilbert. [Name] segera merapikan apapun yang tidak rapi pada diri Arthur, sedangkan Gilbert ia belakangi.

"Cih!" Untuk pertama kali, Gilbert merasakan perasaan seperti ini ....

... perasaan kesal yang tak mampu diutarakan.
.
.
.
.
.
.
.
Fortsetzung...

 Fortsetzung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A/n:

Nah, lho, kalian lagi PMS kek nya
(つω'*)

Btw, maap baru update, hehe

My Senior (Gilbert) (Hetalia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang