5.hancur

60 39 36
                                    


Keola terjatuh dengan posisi terduduk lemas. Keola menangis sejadi jadinya. Apa lagi ini musibah apa lagi yang terus dia hadapi. Keola berteriak memanggil momy dadynya.

Tapi saat keola memasuki kamar momynya tidak ada dan saat memasukki kamar dadynya jugan sama tidak ada orang. Keola berteriak memanggil pak agun sopir pribadi keluarganya.

"pak pak agung pak agung anterin saya" teriak keola.

Pak agung langsung menghampiri keola dengan muka khas bangun tidur. "ada apa non? "

"tolong anterin saya ke rumah sakit pelita sekarang bang lian kecelakaan cepetan pak" keola menggoyang goyangkan tangan pak agung.

Pak agung langsung menggaguk paham dan buru buru mengambil kunci mobil. Di dalam mobil keola sudah tidak bisa tenang. Keola berusaha menelfon kedua orang tuanya tapi tidak satu pun mereka angkat.

Saking seriusnya keola menghubungi orang tuanya ternyata keola sudah sampai di parkiran. Keola langsung turun dari mobil lari ke resepsionis.

"suster kakak saya yang bernama lian tibra yang baru saja kecelakaan" tanya keola.

"saudara lian masih ada di ugd mbk" kata suster itu sambil melihat data data di komputer.

Tanpa mengucapkan terimakasih keola langsung berlari lagi menuju ugd. Saat keola sampai disana tepat dengan keluarnya dokter dari ruangan lian.

"dokter bagaimana keadaan kakak saya"  keola langsung mendesak dokter agar segera menjawab.

"apa anda wali dari korban?" tanya dokter muda itu.

"iya dok kakak saya gimana?? " keola masih menunggu jawaban dari dokter.

"maaf apa ada wali yang lebih dewasa?" tanya dokter itu lagi.

"aduhh dokter nih kelamaan momy sama dady juga nggak bakal ke sini mereka sibuk kerja" keola menggoyang giyangkan tangan dokter itu karena sudah kehilangan kesabarannya.

"baiklah anda bisa ikut ke ruangan saya sekarang" dokter itu langsung pergi meninggalkan keola dan di ikuti para suster dan dokter yang lainnya.

"ish dokternya nggak to the point nggak tau apa orang lagi panik" gerutu keola sambil menendang udara.

Keola memasuki ruangan dokter itu sangat tegang. Dia takut terjadi yang tidak tidak dengan lian. Lian itu orang yang paling dia sayang orang yang paling perhatian. Keola tidak sanggup untuk kehilangan lian.

Keola langsung duduk di kursi depan meja dokter itu. Padahal keola belum di suruh untuk duduk. "dok abang saya gimana?? Nggak apa apa kan dok?? " rentetan pertanyaan keluar begitu saja dari mulut keola.

"saudara lian mengalami patah tulang dan gagar otak berat kalau dalam waktu 5 jam saudara lian tidak sadarkan diri kemungkinan yang akan dialaminya kejang kejang ringan atau tidak kelumpuhan dan kalau sudah sangat parah mungkin bisa sampai berubahnya kepribadian" jelas dokter itu.

Air mata keola kembali lolos. Keola tidak bisa menerima ini dia tidak tega dengan abangnya. Keola keluar dari ruangan dokter itu tanpa mengatakan sepatah katapun.

Keola berjalan kembali di depan ruangan lian. Dia memilih duduk di kursi dan menundukkan kepalanya. Keola biarkan seluruh air matanya habis. Dia rela menukar posisinya dengan lian sekarang kalau bisa. Keola paling tidak bisa melihat lian sengsara seperti ini.

keola Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang