BAB 15 [Tempat yang Salah]

Mulai dari awal
                                    

"Lo jadi cewek ribet banget, deh." Meira berkomentar sambil menggeleng tidak habis pikir dengan sahabatnya ini. "Gue udah bilang, kan, bersikap biasa aja sama kak Rizky! Jangan menghindar dengan alasan gak masuk akal lo itu! Berujung nyesel, mampus lo." Sungut Meira.

"Lo sahabat terngeselin, sumpah, Mei." Dengan perasaan kesal, Qia memukul lengan Meira cukup keras sampai membuat Meira mengaduh. "Omongan itu adalah doa. Ngomongnya yang baik-baik, kenapa!"

"Ya, elo juga ngelakuin hal yang gak baik, gimana gue mau ngomong yang baik-baik tentang lo?" Meira mencibir sambil mengusap lengannya sendiri. "Menghindari orang lain itu termasuk hal yang gak baik, lo perlu tau itu." Katanya yang kali ini bibirnya sudah mengerucut karena lengannya terasa begitu pegal akibat ulah Qia.

Angel yang sejak tadi diam, kini menggeleng pelan sambil tersenyum kecil. "Apa yang diomongin Meira ada bebernya, Qi." Angel mulai berpendapat dengan nada santainya. Gadis itu juga mulai bergerak untuk memutar kursinya sehingga menghadap dengan sempurna kearah meja Meira dan Qia. "Menghindar bukan solusi yang bener, itu juga menurut gue. Lo harusnya membiarkan semuanya berjalan apa adanya. Tuhan udah menempatkan segala sesuatunya, kita cuma tinggal menjalankan proses menuju tempat pilihan Tuhan doang." Kata Angel.

"Noh, denger. Gue setuju sama Angel." Meira ikut menimpali. "Masalah lo yang belum bisa nerima dia, itu pilihan lo. Dan masalah dia terus perjuangin apa enggaknya lo, itu juga pilihan dia. Biar dia ngelakuin apa yang dia mau, selagi itu gak ngerugiin lo!"

"Pilihan gue juga menghindari dia, berarti gak papa dong?" Qia menjawab dengan enteng, membuat Meira dan Angel menatap Qia dengan tidak percaya. "Lagi pula apa yang dilakuin dia itu sedikit merugikan gue. Gue selalu ngerasa bersalah, Mei, Ngel."

Meira menghela napasnya pelan. Sepertinya kisah cinta antara sahabatnya ini dengan sahabat Marvel, tidak akan mencapai akhir dalam waktu yang singkat. Awalnya saja sudah dibuat ribet seperti ini oleh yang menjalankannya, yang tidak lain adalah Qia sendiri. "Dengerin gue! Lo bakalan tambah ngerasa bersalah kalo lo hindarin dia. Dengan lo terus-terusan nolak perasaannya aja udah bikin dia jauh dari kata baik, apalagi dengan ditambah lo yang menghindarin dia? Dia bakalan tambah berpikir negatif tentang dirinya sendiri."

•••••

Di sebuah bangunan kokoh yang luas disana, terlihat dengan jelas jika banyak siswa siswi yang mulai keluar dari dalam bangunan tersebut secara bergantian. Salah satu diantara mereka adalah Angel yang terlihat tengah berjalan keluar dari bangunan tersebut dengan seorang siswi yang mempunyai panjang rambut hanya se bahu.

Bangunan kokoh yang berdiri diantara masjid sekolah dan bangunan sekolah Angel itu, tidak lain adalah sebuah aula sekolah. Angel dan yang lainnya pergi kesana untuk melakukan rutinitas yang diadakan oleh sekolah, yaitu ibadah bersama untuk yang beragama Kristen seperti dirinya.

Sebelum ini, seluruh siswa siswi dari kelas sepuluh sampai kelas dua belas yang beragama Kristen, di kumpulkan menjadi satu di aula sekolah dan setelahnya mereka baru akan melakukan ibadah bersama.

Memang baik siswa siswi maupun guru di sekolah ini mayoritas beragama Islam, namun itu bukan berarti pihak sekolah hanya memperdulikan kalangan mayoritas saja sementara kalangan minoritas tida dipedulikan. Hal ini terlihat dari pihak sekolah yang tidak hanya membuat jadwal waktu tersendiri untuk sholat dhuhur dan ashar bagi yang beragama Islam, namun pihak sekolah juga membuat jadwal tersendiri untuk para siswa siswi dan juga guru yang beragama Kristen, yaitu ibadah bersama.

"Ngel, Minggu besok pergi ke Gereja bareng gue, ya!"

Angel menuruni undakan tangga yang ada didepan aula sambil melirik kearah Maria, teman SMP nya dulu yang sekarang berbeda kelas dengannya. "Lo langsung jemput gue aja!"

MarvelMeira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang