"Iya, gue udah gede, udah tau jaga diri, gak usah kayak Wira deh,"

"Iya, gue pergi dulu," ujar Bintang yang langsung melangkah pergi setelah diangguki oleh Wulan.

Setelah pandangannya yang sudah tak melihat punggung Bintang. Membuat Wulan segera mengambil ponselnya yang berada di tasnya, dan segera menelpon seseorang.

"Halo, Adam? Lo di mana?"

"..."

"Se-ce-pat-nya!" Tekan Wulan.

"..."

"Galak-galak pala lo pea! Udah cepetan!" Kesal Wulan dan segera memutuskan panggilan itu secara sepihak.

"Enak aja bilang gue galak!" Gerutu Wulan kemudian berjalan ke arah taman kampus yang tak terlalu ramai. Bagus!

Sembari menunggu kedatangan Adam, Wulan memilih untuk memainkan ponselnya, membuka sosial media.

Wulan terus mengguling halaman sosial medianya. Hingga, satu pesan dari nomor yang tidak diketahuinya masuk.

+6234567890
Hai. Masih inget sama gue?

Wulan mengernyit melihat isi text pesan itu. "Ini siapa lagi, nomor gak jelas, malah nanya gue ingat atau gak, dikira gue dukun apa bisa tau ini nomor punya siapa! Malah foto profilnya foto langit lagi!" Gerutu Wulan tak berminat untuk membaca pesan itu, melainkan cewek itu langsung memblock nomor itu.

"Hei, udah lama nunggu?" Ujar Adam yang baru saja datang dan langsung mengacak rambut Wulan membuatnya sedikit berantakan.

"Aishhh, singkirin tangan lo bego! Rambut gue berantakan jadinya!" Wulan langsung menjauhkan tangan Adam yang mengacak rambutnya.

Adam terkekeh pelan, kemudian mendudukkan dirinya disebelah Wulan. Setelahnya tak ada pembicaraan antara keduanya.

"Dam, lo nyuruh gue nemuin lo, bukan buat nemenin lo duduk kayak orang bisu di sini kan?" Wulan yang tak kuatpun langsung memecah keheningan yang terjadi.

Adam menoleh ke samping di mana Wulan berada. "Lo manis, gue suka," ujar Adam tiba-tiba dan menarik hidung Wulan gemas.

Sedangkan Wulan? Jangan ditanya cewek itu sedang menahan napasnya, mengapa Adam tiba-tiba berkata demikian padanya? Why?

"Tapi...," Adam menggantung kalimatnya, membuat Wulan penasaran dibuatnya.

Hening.

Keadaan yang kembali hening diantara keduanya, membuat Wulan menghela napas.

"Tapi kenapa?" Tanya Wulan tak sabaran, karna Adam yang belum memperjelas maksudnya.

"Tapi, lo harus tetap dihukum!" Adam berujar datar menatap lurus ke dalam mata Wulan, mengunci tatapan gadis itu juga agar menatapnya.

Wulan mengerjap. "Dihukum apa? Dan lo itu siapa? Pake acara mau hukum gue kayak guru yang mau ngehukum muridnya karna gak ngerjain tugas!"

"Kan gue udah bilang gue itu pacar lo,"

"Sejak ka---"

"Dan lo udah berani nutup telpon secara sepihak tadi, dan itu gak sopan! Itu sama aja lo gak ngehargain gue!"

"Tunggu tunggu tunggu, lo kenapa? Lo ada masalah? Kayaknya lo emang gak lagi baik-baik deh Dam. Lo mau gue cariin psikiater?"

"Gue emang gak lagi baik-baik aja, dan itu karna lo. Dan gue gak butuh psikiater, gue butuhnya lo,"

Blush.

Mendadak pipi Wulan menampakkan sembrurat merah.

"Berhenti, bicara omong kosong, Adam!"

"Omong kosong, tapi pipi lo merah. Dasar cewek! Sok jual mahal!"

Wulan menatap kesal ke arah Adam. "Tujuan lo mau ketemu gue apa? Langsung ke intinya, jangan bertele-tele! Gue banyak urusan!"

"Eh, pintar ngalihin pembicaraan juga yah lo, selain galak, tapi sayang gak ada ngaruhnya buat gue tuh!" Adam berujar tersenyum remeh menatap wajah Wulan yang semakin kesal dibuatnya.

"Hei, Adam, kalau gak ada yang----"

Ponsel Wulan yang tiba-tiba berdering membuat Kalimatnya menggantung. Dengan tampangnya yang masih kesal, Wulan segera mendial tombol hijau pada ponselnya.

Tak ada suara di seberang sana membuat Wulan membuka suara, tentunya dengan nada kesal.

"Halo? Ini siapa? Kalau gak mau ngomong gak usah nelpon!"

"..."

"Apaan? Gue gak lagi mau main kuis tebak-tebakkan, biarpun hadiahnya banyak, gue tau pasti ujung-ujungnya lo nyuruh gue isi pulsa, kan?! Udah gue udah tau tabiat manusia kayak lo! Lo kira gue bego yah?! Gak akan percaya gue!"

"..."

"Kenapa, apanya? Ini siapa sih?! Gak usah pake mau ditebak-tebak! Atau lo lupa nama lo sendiri?!"

"..."

"Hah?!" Adam yang berada di sebelah Wulan pun terperanjat kaget kala cewek itu tiba-tiba meninggikan suaranya.

Jika Wulan tak begitu terlarut dalam pembicaraan di telpon, ia pasti akan menertawakan eksperesi kaget Adam yang di mana itu sangatlah lucu.

"Astagfirullah. Ulan, lo buat gue kaget! Untung jantung gue masih berdetak, kala---"

"Sstt," Wulan menempelkan telunjuknya pada bibir cowok itu mengisyaratkannya untuk diam tak mengganggu.

"Coba ulang lagi!" Ujar Wulan pada orang yang berada di seberang sana. Sedangkan Adam hanya bisa memutar kedua matanya malas.

"Akh!" Wulan seketika berteriak, kala jari telunjuknya digigit oleh Adam.

"..."

"Ah, iya gue gak pa-pa," jawab Wulan pada orang di seberang sana. Dan matanya menatap tajam ke arah Adam.

Sedangkan Adam hanya membalasnya acuh, siapa suruh mengabaikannya. Tidak lama lagi ponsel cewek itu yang akan ia gigit juga, sampai tak bernyawa sekalian!


TBC

My Childish Bad BoyWhere stories live. Discover now