03

15.8K 874 25
                                    

Maapkeun jika menemukan typo.

"Wulan? Lo sama siapa?" Seseorang menghampiri Wulan dan Adam. Posisi Adam yang membelakangi orang itu membuat cowok itu membalikkan badannya dan melihat siapa yang datang menghampirinya dan Wulan.

"Eh, Bintang," cowok itu, Bintang. Menunjukkan raut muka terkejutnya kala Adam berbalik melihatnya.

"Ngapain lo, sama Wulan?" Bintang bertanya dingin menatap tajam ke arah Adam.

Adam tak mau kalah, menatap Bintang lebih tajam. "Kenapa? Masalah? Wulan pacar gue---akhh!"

Wulan tanpa pikir panjang, langsung menginjak kaki Adam kesal. "Udah, Bin, gak usah dengerin dia," Wulan menatap tajam ke arah Adam.

Bukan Adam namanya jika bisa takluk begitu saja hanya dengan tatapan tajam yang ditunjukkan Wulan padanya, ia malah menatap tajam ke arah Wulan, sebelum meraih pundak Wulan untuk ia rangkul. "Lo kan temannya Wulan, pasti tau lah, sifatnya gimana. Dia itu malu-malu buat bilang kalau dia pacaran sama gue, iya kan?" Adam melirik Wulan, bukan lirikan ingin menggoda cewek itu melainkan lirikan tajam yang menhisyaratkan Wulan untuk mengiayakan ucapannya.

Bintang menatap Wulan, menuntut jawaban dari cewek itu. "Wulan, bener lo pacaran sama dia?" Bintang menunjuk Adam yang kini menaikkan alisnya, menantang Bintang.

Sedangkan Wulan bingung sendiri, ingin berkata apa. "Bintang, nanti gue bisa jelasin, ini gak seperti yang pikirin, oke?"

"Ngapain lo harus jelasin ke dia?" Adam beradu pandang dengan Bintang. "Wulan, sekarang lo masuk ke dalam rumah lo," Adam beralih menatap Wulan.

Wulan sendiri, terpaku ditempatnya.

"Maksud lo apa ngomong gitu ke Wulan? Gue lebih mengenal Wulan daripada lo! Dan lo ngapain, sok ngatur hidup Wulan?!"

Wulan yang menyadari Bintang mulai terpancing emosi, membuat cewek itu otomatis meraih tangan Bintang. "Bintang, se---"

"WULAN! NGAPAIN LO MEGANG TANGAN DIA! LO ITU---"

Plak.

Mendengar bentakkan Adam membuat Wulan, refleks menampar Adam, memotong kalimat lelaki itu.

"Aduh, Dam, maaf-maaf, gue gak sengaja, gue refleks," ujar Wulan panik seraya berusaha melihat wajah Adam yang berpaling darinya.

Tak mendapat jawaban dari Adam membuat Wulan semakin panik. "Bin, lo kembali dulu yah ke rumah lo, gue takut masalahnya makin rumit. Gue janji besok gue akan ngejelasin semua kebingungan lo,"

"Tapi---"

"Please," Wulan mengatupkan kedua tangannya memohon pada Bintang agar menuruti keingininannya.

Bintang menghembuskan napas pelan. "Oke, lo harus jelasin semuanya! Semuanya!"

"Iya," ujar Wulan, kemudian Bintang melangkah pergi meninggalkan Wulan dan Adam.

"Adam, Adam, lo gak pa-pa?" Wulan masih berusaha memastikan keadaan Adam, hingga akhirnya Adam mau menoleh menatapnya.

Namun, yang membuat Wulan heran, Adam menatapnya seperti orang yang kebingungan.

"Adam?" Wulan melambaikan kedua tangannya di depan wajah Adam.

"Adam?" Ulang Adam membuat Wulan mengerutkan alisnya. "Adam siapa?" Tanyanya.

"Hah?" Wulan ternganga mendengar pertanyaan Adam. Yang benar saja, gak mungkin lelaki itu melupakan namanya sendiri.

"Dan kamu siapa?" Lanjut Adam, membuat Wulan mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Tunggu-tunggu, lo kenapa Dam? Sakit? Atau gimana?"

"Adam siapa?"

"Lo jangan ngerjain gue, kalau mau marah, marah aja, gak usah pake acara kayak orang amnesia!"

"Nama saya Agam, bukan Adam, kamu siapa? Dan kenapa saya ada di sini?" Tanya Adam bingung.

"Hah? Agam? Sekali lagi gue bilangin yah, gue gak lagi mau becanda!"

"Kamu aneh yah,"

"Lah, lo yang aneh bego! Kesel gue!"

"Kamu lucu. Tapi, aku baru liat kamu, nama kamu siapa?"

"Adam, lo gak lagi becanda kan?" Tanya Wulan mulai panik.

"Agam, nama saya Agam, bukan Adam,"

Wulan melihat Adam dari atas ke bawah. Sangat berbeda dengan Adam beberapa menit yang lalu. Wulan mulai beramsumsi bahwa lelaki itu memiliki kepribadian ganda. Tapi, masa sih?

"Oke, Agam, rumah lo dimana?" Tanya Wulan memastikan, dengan mulai menyebut nama Adam menjadi Agam.

"Oh, astaga! Saya harus cepat-cepat pulang sebelum saya dicariin oleh mama saya!" Wulan tersentak karna Adam yang tiba-tiba meninggikan suaranya, untung ia bisa menahan tangannya untuk tidak menampar lelaki itu.

Wulan memiliki kebiasaan aneh, perempuan itu tak segan-segan tiba-tiba menampar orang yang membuatnya kaget apalagi memebentaknya.

Tunggu! Menampar?! Wulan baru menyadari, sikap Adam berubah setelah ia menamparnya. Apa jangan-jangan Adam memang memiliki kepribadian ganda?

Asik dengan lamunannya, membuat Wulan tak menyadari jika Adam sudah beberapa langkah menjauh darinya.

"Eh, Adam!" Wulan mengejar Adam, menahan lengan cowok itu.

"Lo mau kemana?"

"Pulang,"

"Tapi, mobil lo itu di sana, kenapa lo malah jalan kaki?" Wulan menunjuk mobil yang dikemudikan Adam tadi, menuju rumahnya.

"Mobil? Kamu lagi bercanda yah? Saya kan gak tau caranya mengemudi,"

"Lah? Beneran?"

"Eh, tunggu!" Adam sedikit mendorong Wulan menjauh darinya. "Saya tidak kenal kamu siapa? Jangan-jangan kamu orang jahat, yang mau culik saya, terus organ tubuh saya kamu ambil, terus kamu jual!"

"Hah?! Tunggu-tunggu, lo sehat kan Dam? Lo jangan buat gue takut! Jangan becanda! Oke sekarang gue anterin lo ke rumah lo,"

"Gak! Kamu pasti orang jahat!"

Oke, fix Wulan mulai percaya jika lelaki di depannya ini berkepribadian ganda! Jikapun lelaki itu bercanda. Tapi seenggaknya ia harus membawa lelaki itu ke rumahnya, dan membuktikan bahwa dugaannya salah.

Dari jarak yang sedikit jauh, Bintang melihat interaksi Wulan dengan lelaki arogan itu. Ada sedikit rasa ketidakrelaan, jika Wulan benar-benar mempunyai kekasih, ia takut perhatian Wulan akan berkurang untuknya, ia takut jika itu terjadi.

My Childish Bad BoyWhere stories live. Discover now