PROLOG

16.6K 830 45
                                    

As-Syifa Azzahra...
Nama itulah yang terlintas dihatiku.
Sebuah nama yang bahkan ketika mendengarnya pun hatiku sudah mulai bergetar.

As-syifa...
Aku menyukaimu...
Lebih tepatnya, aku sudah mencintaimu.
Sifat anggunmu yang memancarkan cahaya diwajahmu,
Baik tutur katamu yang meluluhkan hatiku.

As-syifa...
Ketika bersamamu, untuk sejenak pun aku merasa tak sanggup.
Sebab perasaan yang mendalam begitu menakutiku.
Aku berharap kamu pun merasakannya syifa.
Sebab aku ingin bersamamu dalam pandangan cintamu jua.

As-syifa...
Aku mencintaimu...
Ketika aku suka melihat wajahmu,
Namun kamu selalu menundukkan pandanganmu.
Ketika aku ingin bicara denganmu,
Namun kamu selalu diam membeku.

Aku tahu...
Rasa cintamu terhadap tuhan lebih ingin kau jaga, daripada rasa cintamu kepada manusia.
Aku tahu...
Prioritas utama mu yang selalu kau ajak bicara adalah tuhan.
Sesuatu yang selalu kau genggam, yang tak bisa seharipun kau lepas adalah kitabmu.

Namun syifa...
Aku menghargai itu.
Aku mencintaimu dengan menerima semua keadaanmu.
Aku mencintaimu dengan menerima semua kekuranganmu.

Tapi syifa, Kita berbeda
Kamu melaksanakan ibadahmu di masjid.
Sedangkan aku, aku melaksanakan ibadahku di gereja.

Syifa...
Perbedaan itulah yang membuatku takut
Aku tahu, kamu pun merasa seperti itu.
Kamu takut jika kamu nanti akan mengkhianati tuhan.
Dan akupun begitu.

Syifa, Tetaplah percaya...
Walaupun seperti itu, aku memang benar-benar mencintaimu.
Kamu sendiri pun tahu, bahwa cinta datang bukan dari hati yang satu.
Namun cinta datang dari tuhan. Tuhanlah yang mengirimkan rasa cinta ini.
Kau begitu sangat baik menjaga cintamu dengan kokoh.
Sedangkan aku, aku tak sedetikpun tak kuat jika memendam cinta ini sendirian.

Syifa...
Kau begitu memasrahkan perasaanmu kepada tuhan
Dan akupun akan belajar sama sepertimu.
Kau begitu percaya bahwa tuhanmu tak akan pernah meninggalkanmu, sedangkan aku? Kapan saja mungkin bisa meninggalkanmu.

Kau hanya berharap kepada tuhanmu.
Dan aku, malah hanya berharap kepadamu.
Maafkan aku syifa, aku terlalu fanatik untuk cinta yang seperti ini.
Manusiawi ku lebih ku utamakan daripada kepercayaanmu.

Maafkan aku syifa.
Karena rasaku inilah aku menjadi lupa terhadap kepercayaanmu.
Aku akan menghargai itu.
Dan aku akan berusaha menghilangkan perasaan ini.

Kau wanita baik.
Dan yang pantas bersamamu adalah laki-laki baik sepertimu pula.
Kau wanita yang begitu sholehah,
Dan kau patut dapatkan laki-laki sholeh pula

Syifa...
Kau wanita beriman yang begitu kuat, hingga tak terpesona dengan keindahan dunia yang begitu memuncak.
Sedangkan aku, hanyalah manusia yang masih mengharapkan harta.
Tanpa itu aku masih merasa tak punya apa-apa.

Syifa...
Mungkin benar aku tak pantas untukmu...
Kau lebih pantas dengan orang yang seiman denganmu.
Maafkan aku, yang telah salah membuatmu mencintaiku.
Aku mohon syifa...
Lupakanlah aku, kau lebih baik untuk laki-laki yang seiman denganmu.
Aku yakin, laki-laki itu sangat beruntung memilikimu.
Seandainya laki-laki itu aku.

Maafkan aku syifa...
Aku harus pergi...
Cintamu yang begitu kuat terhadap tuhanmu lah yang membuatku tak berdaya secara perasaan.

Syifa...
Terima kasih sudah mencintaiku...
Aku tak akan berusaha untuk melupakanmu.
Kan ku biarkan sampai kapan perasaan ini akan terus mengakar.
Asalkan jangan kamu yang merasakan hal ini syifa.
Jangan kamu yang merasakan luka sepertiku.
Jangan kamu yang merasa rapuh dan hancur sepertiku syifa...

Aku pergi...
Jika tuhan masih memberkati, aku pasti akan kembali
Selamat tinggal syifa...
Aku mencintaimu...

                                          Raihan Maidhitra

Antara Timur Dan Barat [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang