BAB 13 - Perjalanan Menyebalkan

Start from the beginning
                                    

Kafi tersenyum tipis dan menganggukan kepalanya. Kepalanya bersandar pada sandaran kursi. Mulai memasang earphone dan menyalakan musik. Lalu matanya terpejam.

Nama Dimas sudah dia dengar sebelumnya. Apalagi katanya anak itu adalah calon penerusnya sebagai kapten team basket sekolah. Dalam pikirannya masih ada Kiara yang sekarang sedang bersama Dimas. Entah sekarang sedang ribut atau justru ngobrol dengan asiknya.

Tangannya terkepal erat, buku jarinya memutih. Dia kalah langkah, atau justru sudah kalah telak. Medan di hadapannya sama sekali tidak terbaca. Tanpa dia duga, Kiara sudah direbut secara paksa.

☁️☁️☁️

Kiara cemberut kesal sambil menatap jendela di sampingnya. Dia abaikan Dimas yang sejak tadi mengajak bicara. Harusnya sekarang dia ada di bus tempat pengurus OSIS karena ada Kahfi di sana. Bukannya di sini dengan anak ingusan ini.

Dimas benar-benar menyebalkan. Bahkan anak itu masih terlihat santai sambil memetik gitar entah itu milik siapa. Tapi yang pasti bukan milik cowok itu, karena tadi harus mengambil ke temannya dulu. Di sekitarnya ramai suara Dimas dan gerombolannya.

"Woy itu Kak Kiara lo kacangin?" tanya Angga.

Dimas justru tertawa geli. "Kia, sakit gigi ya? Diem aja."

"Bodo!" ketus Kiara.

"Astaga galaknya," jawab Dimas dramatis. Kepalanya menggeleng pelan. "Apa salah dan dosaku sayang. Cinta suciku kau buang-buang-" nyanyinya sambil memetik gitar dengan asal.

"Eeeeeeeeaaaaa," lanjut Angga.

Kiara mengetuk-ngetuk kepalanya ke kursi depan. "Dosa apa gue ketemu makhluk astral begini."

"Hahaha jangan lupa mandi kembang tujuh rupa Kak, sama taburin garem di sekitar tenda biar nanti si Dimas nggak bisa deketin," kata Dirga.

"Tambah pake kalung bawang putih, sajennya juga suhunya harus pas!"

Dimas justru makin tertawa. "Sialan! lo kira gue jurik!" tangannya mengacak rambut Kiara. "Tidur aja, masih lama sampenya."

"Ciyeeeeeee elah, jangan mau dimodusin Kak! Dasar lelaki kardus!" teriak Danu heboh. Sampai yang lain jadi ikut tertawa juga. Para murid perempuan yang awalnya kasihan jadi tidak bisa menahan senyum. Komplotan itu memang pengrusuh di kelas.

"Udah lo pada berisik amat! ganggu kita aja," kata Dimas dengan wajah terganggu yang dibuat-buat.

Angga mengerjapkan mata, pura-pura polos. "Kita emang ganggu apa?"

"Rahasia rumah tangga! udah sono lo pada!" usir Dimas.

Kiara menggerutu kesal, tapi tetap memilih untuk tidak menanggapi sama sekali. Daripada nanti jadinya makin ribut dan jadi tontonan. Sabar sebentar, nanti kalau sudah sampai dia akan langsung lari keluar. Kalau bisa nanti setelah di tenda dia ngumpet saja seharian, atau pasang sinyal, kalau bocah ini ada di radius beberapa meter darinya maka dia harus waspada dan kabur.

Dimas terus bernyanyi dengan teman-temannya. Sebenarnya suara cowok ini bagus, tapi karena terlalu kesal jadi di telinga Kiara semua terdengar sumbang. Enggak enak banget.

"Kia," panggil Dimas. Tidak ada jawaban. "Kia, Ki.. Kia main yuu!"

"Dim! berisik tau!" omel Kiara yang akhirnya menoleh.

Dimas nyengir dengan kedua alis terangkat, merasa berhasil membuat Kiara membuka suara. "Lo udah ngabarin temen lo belom? nanti dikira lo ilang."

"Oh iyaa! yaa ampun lupa, lo sih!" kata Kiara sambil buru-buru mengambil ponselnya di tas kecil yang dia bawa. Tas besarnya ada di bus untuk pengurus OSIS.

High School Hits List (SELESAI)Where stories live. Discover now