Hola, selamat malam. Menemani malam ini, Kiara dkk hadir.
Terima kasih ucapan dan doanya. Alhamdulillah wisudaku lancar 😍❤
Jangan lupa vote dan koment untuk dukung cerita ini 😊 Follow ig @indahmuladiatin
Happy reading guys! Hope you like this chapter ❤❤❤
☁️☁️☁️
Liburan selama dua minggu itu akhirnya berakhir. Kiara sudah puas jalan-jalan, mulai dari ke villa, setelah pulang dia juga jalan bersama sahabat-sahabatnya, atau dengan Dimas. Kadang dia juga memilih main ke toko kue milik tante Alya. Seharian di sana melihat pembuatan kue-kue.
Sekarang semua kembali ke rutinitas semula. Hari yang lebih sibuk. Setelah pulang sekolah pun masih ada pendalaman materi untuk persiapan ujian. Belum lagi dia juga mengikuti les. Luar biasa.
Hari pertama masuk, mereka sudah disambut oleh mata pelajaran fisika. Menyebalkan sekali. Gurunya pun tidak ragu memberikan beberapa soal. Katanya kalau habis liburan pasti otak masih fresh, jadi tidak masalah kalau harus mengerjakan lima belas soal fisika. Rasanya mau pura-pura pingsan saja.
Jam istirahat pertama seperti biasa Kiara mencari tempat tenang untuk mengerjakan soal. Di tangga dekat gudang ternyata tidak bisa karena sedang ada perbaikan. Akhirnya dia memutuskan pergi ke taman belakang. Di sana pasti sepi, mana ada yang mau ke taman belakang yang tidak ada apa-apanya.
Kiara berjalan riang, langkah ringannya terhenti melihat Adrian sedang duduk sendirian dengan mana terpejam. Senyumnya mengembang, dia memelankan langkah dan duduk di samping cowok itu.
Tangannya bergerak di depan wajah Adrian.
"Dasar, kebiasaannya nggak pernah ilang," ucap Kiara sambil tersenyum geli.Tatapannya menelusuri wajah Adrian yang seperti agak pucat. Pasti akhir-akhir ini Adrian sedang banyak pikiran sampai tubuhnya juga mengurus. Mungkin urusan perceraian orangtua cowok ini belum selesai.
Mata Adrian terbuka, membuat Kiara kaget dan reflek mundur. Pijakan tangannya tidak seimbang hingga tidak bisa menahan bobot tubuhnya. Matanya terpejam, sudah pasrah kalau kepalanya akan membentur tanah. Semoga tidak ada batu, kalau sampai iya, sial sekali nasibnya.
Adrian langsung merangkul tubuh Kiara, tapi karena dirinya juga baru bangun, tenaganya pun belum terkumpul. Mereka akhirnya sama-sama terjatuh. Setidaknya tangannya berhasil melindungi kepala Kiara dari benturan.
Kiara dan Adrian sama-sama kaget. Mata Kiara melebar maksimal, menatap Adrian yang wajahnya sangat dekat dengannya. Dia berdeham karena posisi ini sangat tidak nyaman.
"Sorry," kata Adrian sambil membantu Kiara bangun.
Kiara meringis kecil dan membersihkan sikunya yang terkena goresan batu. "Bikin kaget aja sih!"
"Mana sini gue liat tangannya," kata Adrian. Dia meniup luka itu. Matanya menghindar dari tatapan Kiara karena kejadian tadi. "Lo ngapain muncul tiba-tiba?"
Kiara mengangkat buku yang tadi dia bawa. "Mau ngerjain fisika, nggak ada tempat tenang jadi gue ke sini. Lo sendiri ngapain?"
"Hemm? gue ngantuk," jawab Adrian buru-buru. Tangannya kembali mengusap siku Kiara yang terluka. Setidaknya bukan kepala cewek ini yang terbentur.
Kiara menggelengkan kepala, dia menarik tangan Adrian yang tadi digunakan untuk melindungi kepalanya. Tangan itu luka, masih sempat menanyakan sikunya yang hanya tergores sedikit. Dia mengeluarkan saputangan dan menutup luka itu.
"Maaf gue ganggu lo tidur," kata Kiara.
Adrian mendengus pelan dan kembali menyandarkan punggungnya ke dinding. Matanya kembali terpejam menikmati angin siang ini. Sepertinya sebentar lagi akan hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
High School Hits List (SELESAI)
Teen FictionSELESAI High rank : #1 in highschool #2 in teenlit #5 in fiksiremaja FOLLOW DULU SEBELUM BACA --- Semua berawal dari permohonan konyol Kiara pada saat usianya tepat 16 tahun. Sebuah keberuntungan beruntun mendatanginya. Dimulai dari Kahfi, lalu Adr...