BAB 13 - Perjalanan Menyebalkan

31.4K 2.8K 283
                                    

Holaaaa

Balik lagi sama Indah.. kali ini ditemenin sama Kiara dkk yaa

Follow ig @indahmuladiatin

Happy reading guys 🤗🤗🤗 hope you like this chapter ❤

☁️☁️☁️

Kahfi menatap keluar jendela, sudah akan berangkat tapi Kiara belum juga asuk ke dalam bus. Katanya tadi ingin menyusul Luna, padahal Luna saja sudah ada di sini dan duduk dengan Sasya.  Lagi-lagi dia melirik jam tangannya, apa mungkin anak itu naik di bus kelasnya. Apa Kiara sedang menghindar darinya. Tapi tadi saat dia membantu mengangkut barang sepertinya Kiara bersikap biasa saja. Tidak terlalu gugup seperdi dulu setiap berpapasan.

"Woy lo mikirin apa si?" tanya Wildan.

Kahfi mendengus kesal, kemudian menggelengkan kepala. Mungkin Kiara naik di bus lain. Di depan, pintu sudah ditutup. Supir juga sudah siap menjalankan kendaraannya. Sebelum berangkat semua berdoa bersama.

Di depan Kahfi, Luna dan Sasya tampak masih melihat ke bawah. Saling bertanya dimana Kiara. Keningnya berkerut bingung. Segera dia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Kiara.

Hanya nada sambung yang terdengar, tidak ada jawaban. Kahfi berdecak kesal dan berdiri. "Dimana Kiara?"

"Ehh?" Sasya menjawab kaget. Kepalanya menggeleng, "nggak tau Kak."

"Tadi dia bilang mau nyusul lo," kata Kahfi pada Luna.

Luna mengerutkan kening. "Tapi gue nggak ketemu Kiara Kak, mungkin kelewat soalnya tadi rame banget. Sekarang kita lagi nyoba hubungin dia sih."

"Coba telfon temen sekelas lo, kali aja dia naik bis kelas lo," saran Kahfi. Dia sendiri masih mencoba menghubungi Kiara.

Saysa langsung menghubungi Mita. Mudah-mudahan saja ada di sana. Tapi sayangnya jawaban Mita tidak. Sasya hanya meringis kecil, anak itu kemana sih. Jangan-jangan ngumpet di kamar mandi karena malas ikut kamping. Kiara kan kemarin ogah-ogahan ikut acara ini.

"Gimana?" tanya Kahfi.

"Nggak ada Kak," jawab Sasya.

"Ada apaan sih?" tanya Putra penasaran karena teman-temannya dan seniornya ini tampak cemas. Takut ada yang ketinggalan atau apa.

"Kiara nggak ada," jawab Luna.

Putra menoleh ke kanan dan kiri lalu menepuk keningnya sendiri. "Ya ampun! saking sibuk ngedata yang lain, kita jadi nggak sempet didata. Udah coba hubungin belum?"

"Udah Put, tapi nggak diangkat," jawab Sasya.

Putra juga segera mengeluarkan ponselnya. Mengirim chat di grup panitia untuk mengecek bus masing-masing apa ada Kiara. Mudah-mudahan semua membaca pesan grup. Beberapa menit menunggu, sampai ada balasana dari salah satu panitia.

Putra tersenyum lega tapi juga geli, kepalanya mendongak pada tiga orang yang menunggu dengan wajah cemas. "Tenang aja, tuh anak aman di bis kelas sepuluh. Lagi dikekepin si Dimas."

"Hah?" tanya Sasya.

Luna menepuk keningnya sendiri. Kenapa mereka tidak kepikiran Dimas. Padahal jelas-jelas Kiara ke kelas sepuluh. Pasti dua orang itu ribut lagi tadi. "Yaudah deh, seenggaknya tuh anak nggak ketinggalan."

Kahfi kembali duduk di tempatnya, mendengarkan obrolan-obrolan di sekitar yang jadi membicarakan Kiara dengan Dimas. Kiara dan Dimas yang selalu bertengkar dimanapun kapanpun. Dimas yang senang sekali membuat Kiara teriak-teriak marah.

"Kiara sama Dimas pacaran?" tanya Kahfi.

Sasya dan Luna menoleh, kemudian menggelengkan kepala kompak. "Nggak Kak, mereka emang begitu. Ribut terus dari acara MBS."

High School Hits List (SELESAI)Where stories live. Discover now