Lost - Kagami Taiga

727 71 11
                                    

Oke, ini chapter terakhir dari OgiwaraxReaderxKagami. Dari awal emang reader emang gak jadi sama Kagami, ya, 55555

Warnings seperti biasa ^^

×××

"Tolong beri aku segelas lagi," Kagami menyodorkan gelas vodka-nya pada bartender, meminta dituangkan sedikit cairan beralkohol ke dalamnya, "aku tidak mabuk, sungguh."

Kagami memang tidak pernah tahu kapan harus berhenti melakukan sesuatu, seperti sekarang, ia tak tahu bagaimana caranya berhenti menegak minuman beralkohol meskipun telah mabuk berat. Menurutnya ini masih belum cukup, karena ia masih bisa merasakan silu di dadanya juga wajah Katashi yang merupakan perpaduan dari [Name] dan Ogiwara tetap tergambar di benak. Ia harus minum sampai bisa melupakan semua itu, ia memang minum untuk melupakan mimpi buruknya ini.

[Name] itu miliknya, bukan milik si pecundang Ogiwara. Seingat Kagami, laki-laki berambut cokelat itu hanya si payah yang hanya bisa mengambau kecintaannya pada basket dan dibalaskan dendamnya oleh Kuroko juga dirinya. Payah, lebih payah daripada siapa pun. Lantas, kenapa si payah itu yang berakhir dengan [Name] dan bukan dirinya?

"Anda harus pulang, Tuan," kata bartender ramah sekaligus khawatir, "Anda sudah cukup mabuk."

Tangan Kagami mencengkeram gelas vodka-nya, lalu meringis pelan, ia tidak butuh dikhawatirkan, ia hanya butuh [Name] atau segelas vodka lagi, "Aku masih bisa minum segelas, tolong tuangkan di gelasku," Suara Kagami parau akibat minuman itu.

"Pulanglah, Tuan."

Decihan lantas keluar dari mulut Kagami, ia bangkit dari kursi bar dan berlalu. Ia terhuyung beberapa kali, tapi ia tak acuh, membiarkan dirinya menelusuri kota Tokyo yang padat dengan keadaan mabuk dan setengah tersadar.

Ia menengadah, menatap langit yang bertabur banyak bintang. Sedetik kemudian, laki-laki itu menghela napas pelan, "Kau terlihat sangat bahagia, [Name]," lirihnya pada udara, dadanya terasa sesak ditambah kepala yang berdenyut. Apalagi wajah Katashi senantiasa lewat di dalam benaknya, anak kecil itu bisa membuatnya tercekak.

Kaki Kagami kembali melangkah, ia tidak memedulikan tatapan orang-orang yang seperti memberinya cap orang tidak baik. Ia terkekeh dalam hati, tau apa mereka tentangnya? Mereka hanya melihat keadaannya yang menyedihkan begini, bukan di stadium besar Amerika sebagai salah satu pemain terbaik Chicago Bulls.

"Sial," umpat Kagami pelan saat perutnya mual dan kepalanya pusing bukan main. Mungkin efek terlalu banyak minum. Buru-buru ia menuju gang terdekat untuk mengeluarkan semua yang ingin keluar, bahkan sampai matanya ikut mengeluarkan air saking banyaknya. Setelah keluar semua, ia mengelap bibirnya dengan jaketnya, tidak memedulikan harga jaket yang dapat membeli satu unit mobil itu.

Jari-jarinya menuju ke pangkal hidung, memijat pelan sambil menarik napas pelan-pelan. Tidak, ia tidak menyesal menegak minuman tadi, mereka membuatnya lebih baik. Mereka membuat Kagami Taiga, penyerang terbaik Chicago Bulls membaik.

Mendengar pujian yang ia keluarkan untuk dirinya, membuat Kagami tersenyum, "Benar, aku pemain Chicago Bulls," gumamnya bangga, ia meraih telepon genggamnya dari saku, "aku jauh lebih baik daripada si pecundang sialan itu, aku jauh lebih baik dan [Name] jauh lebih baik bersamaku."

Dengan segera Kagami mencari kontak [Name] dengan semangat. Ia harus menjemput pujaan hatinya, bukankah tujuannya untuk pulang dari awal memang begitu jika Kuroko tak memberitahunya bahwa [Name] sudah menikah di saat terakhir keberangkatannya? Menjemput [Name] lalu menikahinya di Amerika? Ya, lalu [Name]-nya akan jauh lebih bahagia dengannya daripada Ogiwara. Kagami [Name] terdengar lebih bagus.

Kuroko No Basuke Chara x Reader (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang