7. KEPANITIAN TO

1.1K 90 56
                                    

AWAL JANUARI 2017

Libur semester benar-benar telah berakhir. Saatnya kembali ke rutinitas awalku. Misi pertamaku sudah berakhir dan kini aku kembali ke kehidupan normalku yang dengan suka hati kuhadapi. Sambil menunggu pelatihan Hunters setelah misi pertama berlangsung maka saatnya aku untuk menikmati kehidupan normalku seperti anak kuliahan umumnya. Yeah, kehidupan normalku jauh lebih menyenangkan dan menjadi satu-satunya pelarianku sebagai tempat beristirahat dari kewajibanku di Hunters. Sambil menunggu misi selanjutnya, maka saatnya aku untuk menikmati kehidupan normalku seperti anak kuliahan umumnya.

Tetapi ternyata tidak. Aku tidak benar-benar bebas. Aku memiliki kewajiban lain di kehidupan normalku.

Semua karena organisasi perkaderan yang kuemban ini, yang mengharuskanku untuk masuk ke dalam organisasi intra maupun ekstra kampus. Well... tapi aku tidak menyesalinya. Bergabung dengan organisasi perkaderan ini membuatku memiliki banyak teman yang normal. Dan ternyata bergabung dengannya tidak melulu merupakan hal yang buruk. Karena hal ini dapat membuatku beristirahat sejenak dari aktivitas beratku di Hunters.

"Ya Tuhan. Sumpah, aku bahkan lupa tidak mengerjakan berkas persyaratan masuk HMJ. Bagaimana ini, Cil?"

Aku berteriak-teriak di pagi hari yang benar-benar tidak ada cerahnya sama sekali. Di kelas Struktur Perkembangan Hewan, di Gedung Biologi, Nacil hanya melirikku sekilas, dan kembali sibuk dengan gadget miliknya. Sial, aku benar-benar tidak diubris olehnya. Semakin aku mengenal Nacil, aku semakin kesal atas sikapnya yang semakin lama semakin menyebalkan ini.

"Cil, kumohon bantu aku berpikir. Bagaimana ini? Berkas pendaftaran HMJ belum kuisi sama sekali. Persyaratan lain juga belum. Apa yang harus kulakukan?"

"Santai saja Vina. Anak-anak yang lain juga pasti banyak yang belum mengerjakan."

"Santai? Memangnya kamu, sedikit-sedikit santai. Jangan samakan aku dengan dirimu, Nacil. Terlalu santai bisa membuatmu stress tahu," sergahku padanya.

"Kalau begitu, serius tapi dibuat santai saja."

"CIL!"

Sekarang giliran Nacil yang menertawakanku keras-keras. Aku merenggut kesal dan mencibirkan bibirku. Andai bibirku lebih tebal lagi, mungkin aku bisa mengalahkan bibirnya Nacil. Sayang sekali bibirku seperti kulit tahu.

"Vina lucu juga kalau sedang ngambek. Aku suka melihatnya."

"What the hell... Ah, sudahlah. Kita serius sekarang. Kau kan tahu, Mas Yaji selaku ketua HMJ saat ini sedang gencar-gencarnya open recruitment HMJ. Besok terakhir pengumpulan berkasnya, dan aku belum mengerjakan apapun sama sekali."

Nacil memiringkan kepalanya dan mengerutkan dahi. Ia berdecak sambil mengerucutkan bibirnya dan mengetukkan kaki kanannya pada salah satu meja kelas. Benarkah apa kataku, soal bibir aku jelas kalah dengannya. Tapi bukan itu yang kumaksudku saat ini. Aku mengerutkan keningku tak mengerti. Nacil hanya mendengus.

"Sudahlah, nanti kamu juga pasti diterima menjadi pengurus HMJ. Kamu ini kan adek kesayangannya mas Yaji, Vina."

"Bukan itu yang menjadi masalah. Tetapi masalahnya adalah ketepatan waktu," tegasku. Aku jadi terbiasa disiplin waktu semenjak di Hunters. Apalagi mengingat partnerku kemarin adalah Meyne. Menakutkan.

"Bilang saja karena kamu sungkan dengan Mas Yaji. Padahal di lubuk hatimu yang terdalam, kamu tidak mau menjadi pengurus HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan). Apalagi kalau bukan karena terpaksa? Karena ia adalah kakak kader kita sendiri. Dan pastinya kemarin kamu habis diinterogasi oleh senior-senior, maka dari itu kamu merasa memiliki beban sekarang. Apa lagi kalau bukan karena menjaga perkaderan?"

HUNTERS AGENT (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang