|| Hinata Shoyo ||

Start from the beginning
                                    

"maaf, aku akan membantu mengobati— "
" woah kita dibawah hujan terlalu lama ayo cari tempat berhenti yang lebih teduh"  dia menarik tangan ku seolah tak terjadi apa apa.

Kakakmu yang melihat dari jauh hanya tertawa kecil lalu mecari P3K dan mengejar kemana adiknya pergi bersama Hinata.

" Kak, aku ingin menjadi manajer baru voli" ujar mu kepada shimizu yang selesai dari kamar mandi, dia sedikit terkejut dan tersenyum kepada adiknya

" apa karna Hinata ? " wajahmu memerah mulut mu terbuka ingin berucap lalu kembali tertutup juga matamu.

" aku ingin tahu kenapa Hinata bisa bersinar hangat bahkan dibawah hujan "

" Kiyoko nee san ? " Bahu nya terangkat menyibak rambut hitam sebahu nya yang memperjelas lekuk wajahnya.

" kau melamun sejak latih tanding tadi, sakit ?"

" aku baik baik saja " jawabnya tersenyum agar adiknya yang berbeda 2 tahun itu tidak mengkhawatirkannya.

Kamu hanya memasang wajah datar lalu membereskan hal yang bisa dibereskan selagi shimizu mencatat hasil latih tanding. Sedikit canggung suara penasaran menuju ke telinga manajer kecil

" sudah 3 bulan menjadi manajer, tidak ada yang berubah "kamu terdiam menganalisis kalimat singkat kakaknya lalu memalingkan wajah malu.

" aku dan hinata tidak seperti itu, tenang saja,Alasan ku menjadi manajer bukan karna hinata_"

mata yang tersembunyi dibalik kaca itu melirik adiknya.

" AAHHH KA-KA-KAU PEREMPUAN ??!" lelaki berambut ginger itu berjalan mundur menjauh dari gadis yang ia tarik dan menutup wajah nya dengan kedua tangan.

Kamu terkejut dia tak menyadari dirimu sedari tadi, ia melakukan sesuatu mengikuti insting nya lalu tersadar. Dia bahkan tidak tahu apakah lelaki ini terlalu baik atau bodoh karna yang membuatnya jatuh adalah kamu.

" umm.. maaf aku tidak sengaja menarik mu, kau tidak papa ?" wajah nya menunjukkan rasa khawatir walau rona di pipinya masih tersisa. Kamu melengkungkan bibir mu ke atas dan menatap lelaki itu. Wajah mu mengekspresikan apa yang kamu rasakan saat itu.

" aku baik baik saja"

" oh " Hinata yang tidak mengerti maksud ekspresi hanya terpaku, seperti lukisan mahal di museum yang dibungkus bingkai kaca takut akan merusak keindahannya menyelimuti hinata dengan kealamian dari lukisan tersebut.

Rasanya seperti saat ia menutup mata dan menyentuh kulit bola voli yang halus tapi keras, rasa nyaman yang tak akan pernah membuatnya untuk berhenti tersenyum lebar.

" Syukurlah kalau begitu ! " Jawab lelaki berambut ginger itu menutup matanya yang bulat besar penuh dengan gairah dan senyuman yang selalu mengajak siapapun yang melihat nya ikut tersenyum.

Wajah mu menghangat, tidak. Sekujur tubuh mu hangat. Kamu tidak mengetahui kalau ternyata dibawah matahari itu tidak seburuk yang terbayang.

Kumpulan kupu kupu berterbangan bebas di perut mu, tangan mu saling bertautan dan membawa nya ke depan muka.

' kenapa seseorang bisa berwajah seperti ini ? '

Kamu kembali mendongak melihat ia menggaruk leher nya dan menunduk malu sambil tertawa cengengesan menghasilkan senyum lebar di muka kecilmu.

' Bisakah matahari ini menyinari ku dengan kehangatan nya di setiap hujan turun bersama ku? '

Lelaki dengan tinggi dan badan mapan melihat keluar pintu gym dan mendongak ke langit yang melukiskan gelap dan oren terang di ujung sana, rintik rintik kecil masih turun dari langit tersebut.

sepertinya hujan sedikit mereda dan akan kembali lagi laki laki itu berlari mendekati teman dekatnya dan menyapa bahu temannya itu.

" daichi sebaiknya kita sudahi latihan jika malam hujan lebat situasi akan sulit "
" ah terima kasih suga telah mengingatkan ku " jawab sang kapten voli tersebut lalu berdeham keras mendapatkan perhatian seluruh anggota.

" karna cuaca beberapa hari terakhir kembali buruk maka kita sudahi latihan saat ini, Hinata kageyama aku ingin kalian kembali sekarang aku tidak mau mendengar kalian absen besok"  ujar nya yang terdengar seperti bapak beranak tiga yang istrinya menunggu di rumah sambil memasak makan malam.

Semua anggota menurut walau sempat dikeluhkan oleh kedua orang yang diberikan peringatan khusus dari sang kapten untuk menghentikan obsesi mereka terhadap voli sampai besok.

Manajer pun juga bersiap untuk kembali ke tempat tinggal mereka.

" kau tidak ingin mengucapkan sesuatu pada hinata ? "

"AAOaaOa, a-a-aku " Kamu menggenggam tas sekolah di bahu kanan mu erat lalu merilekskan badan mu kembali dan tersenyum kecil malu.

" lebih baik Hinata berko— " belum selesai kamu berbicara sesuatu yang berat mendorong mu ke depan membuat mu kembali di pertemukan dengan tanah sekolah.

" AAAARRGHH..! (lastname) SAN ! MAAFKAN AKU !! " suara melengking yang menghimpit tubuh mu menjauhkan fisiknya dari mu dan membantumu berdiri.

"BAKAGEYAMA ! APA KAU MEMBUTUHKAN KACAMATA UNTUK JALAN ?! " ups tsukishima terlalu sering bergaul di sekitar Hinata.

" AKU TIDAK TULI TIDAK PERLU TERIAK DI DEPAN KU BOGE"
"AKU BERBICARA TENTANG MATAMU BUKAN TELINGA " tsukishima perlu menjaga kosakata nya untuk dirinya sendiri.

"Kau tidak papa—" kamu tertawa..

Hinata yang ingin menanyakan keadaan mu kembali dan meminta maaf membatalkan niatnya, melodi di depannya saat ini terlalu menjerumuskan telinga nya ke satu sumber.

" ahahaha kukira siapa ternyata Hinata " kamu pun menggenggam kain seragam sekolah laki laki tersebut, yang di sentuh hanya terpaku terhadap senyum yang tertempel di wajahmu lalu menariknya kembali ke dunia nyata

" hujan masih turun ayo cari tempat berteduh ? "

Hari cerah yang memberi rasa nyaman dan kebahagiaan kompleks sekitar sekolah Karasuno meramaikan suasana sekolah yang sudah ramai tersebut.

Seorang gadis berjalan menyusuri lorong sekolah membuat semua mata melirik ke arahnya.

Matanya melirik ke dalam sebuah kelas sambil menggenggam selembar kertas tentang pengamatan hasil latih tanding dan hal lainnya. Mencari seorang laki laki dengan rambut yang selalu teringat di dalam benaknya.

" Shimizu senpai ! sedang apa disini ?!"
"WAH Hinata ! kau kenal Kakak kelas cantik ?! " lirih seorang temannya kepadanya membuatnya semakin malu.

Bibir nya mengulum senyum kecil dan memberikan selebaran kertas tersebut kepada Hinata, lelaki itu menggumam terima kasih sambil melihat isi kertas tersebut penasaran.

" Hinata aku punya pertanyaan "

" ah ! apa itu senpai ?!" jawabnya sambil memberikan tatapan 'aku siap!' , tidak heran adiknya mengagumi orang didepannya ini.

" kenapa kamu hanya berbicara pada (name) saat hujan ?"  tanya nya penasaran.

Awalnya Hinata kurang mengerti lalu menanggapi pertanyaan itu dengan reaksi yang sama dengan adiknya sambil tersenyum malu, karna kakak dari orang yang ia sukai bertanya seperti itu di depannya.

" wajah merah dan suara gugup ku akan menjadi samar"


Sorry panjang ehe

Kangen chibi, so eriko membuat cerita Hinata ehe

Dan aku sengaja gk ngasih tahu reader adik kiyoko lol

Voment ~

HAIKYUU ! X Reader OneshotWhere stories live. Discover now