|| Sawamura Daichi ||

5.2K 451 27
                                    

Yandere AU

Warna (E/C) yang sebelumnya tertutup oleh kelopak mata yang terlihat sayu sedang menyesuaikan pandangan. (name) merasakan sesuatu yang berat di punggungnya. 

Badannya pun terasa basah dan dingin. Kedua tangannya yang terkujur didepan badannya, berada diatas genangan merah.

'hah ?'

Mata (name) melebar, Ia berada di depan gedung sekolah karasuno. Badannya berada diatas genangan cairan yang terlihat seperti darah. Gadis berambut (H/C) itu mengganti posisinya menjadi duduk bersimpuh. Merasakan rintikan hujan mengenai kepalanya.

Sesuatu yang terasa memberati punggungnya tadi menghilang. Diikuti suara jatuh di samping kiri badannya.

"Shimizu san ! " pekik (name). Histeris melihat tubuh manager cantik itu tak bernyawa.

' apa yang terjadi ?!'

"(Name) kau sudah sadar ?"

Bulu kuduk gadis itu merinding. Suara berat seorang pemuda yang sangat (name) kenali. Terdengar jelas walau dibawah hujan. Kumpulan ingatan terputar di benaknya. Ketika Shimizu, senior yang ia hargai dan sayangi itu masih menghirup nafas.


"(Name) belum selesai ?" Gadis yang di panggil menoleh ke sumber suara. Melihat sosok teman dekat lelakinya. Walau umur mereka berbeda satu tahun.

"Sawamura kun, ada apa ?"
"Sudah kuingatkan untuk memanggil ku daichi kan ? "
"Ah maaf daichi, sedang apa disini ? bukannya latihan ?" Lelaki itu menggaruk tengkuk nya. Bingung kenapa meninggalkan latihan dan pergi ke gudang gym, dimana (name) mencari pel baru.

"Ingin membantu ?" Gadis berambut (H/C) menghela nafas. Ia berjalan mendekati daichi sambil menopang tangan.

"Kau perlu latihan ! kalian akan ada turnamen kan ?, aku bisa sendiri kok " (name) memalingkan badan. Kembali mencari dimana pel baru disimpan.

"(Name) "
" Ada ap-- " sesuatu yang berat menghantam kepala gadis itu. Membuatnya pusing, Badannya kehilangan keseimbangan. Mata (E/C) yang meredup melihat siluet orang yang memukulnya.

"Aku mencintai mu (name) "

Disitulah ia pingsan. Udara hangat berhenti datang ketika pintu gudang menutup. Membiarkan badan gadis itu merasakan dingin nya ruangan tersebut .


Dan disinilah ia. Menyaksikan teman - teman seklubnya bergelimang darah mereka sendiri. Mengubah warna rambut berserta kaos putih mereka menjadi warna merah pekat. 

(name) menangis. Air matanya yang bening menyapu wajahnya. Meninggalkan jejak putih bersih di wajahnya yang penuh oleh darah temannya sendiri.

"(Na-na-nam-name) chan.... "

Mata (name) mengalihkan pandangan pada sosok yang bicara padanya. Dia teman masa kecil yang selalu gadis itu sukai dan senangi untuk bermain bersama. 

Rambut jingga nya yang terang, telah lenyap oleh warna merah. Badannya terangkat oleh kaptennya yang sedang mencekik lehernya.

"Se-sela-selamatkan dir-dirimu "
"Berhentilah bicara hinata, apa kau mau dihukum seperti kageyama disana ?"
"S-SH-SHOU CHAN ! "

Surai hitam kapten itu menggeram kesal. Mencekik leher Hinata lebih keras membuat air mata (name) makin mengalir deras. Tenggorokan gadis itu tercekat. Bau darah mulai menyeruak ke dalam hidungnya .

(name) dapat merasakan darah teman - temannya mulai menggenang ke arahnya. Membuat ia berada dalam kengerian yang mencekam perasaannya yang campur aduk. Badannya yang sudah sedikit bersih dari darah berkat hujan yang membasahi, menggigil hebat.

"(Na-na-name) chan ! Larilah ! "
"Kau takkan bicara dengannya lagi "
"LARI "

Badan pemuda yang disukai gadis itu sejak smp terjatuh. (name) tak akan lagi bertemu dengan senyumannya  yang secerah matahari dan menenangkan dirinya.

Dengan cepat, gadis itu berlari meninggalkan lelaki bersurai hitam yang menatap punggungnya.

(name) terus berlari tak tentu arah dan berakhir masuk ke dalam sekolah. Berharap masih ada guru tapi, gadis itu kehilangan jejak waktu. Ia hanya mendengar langkah kakinya yang menapak cepat dan kuat dilorong sekolah.

Ia pun berhenti didepan pintu UKS. Memasuki ruangan serba putih tersebut dan bersembunyi dibalik kasur pojok ruangan.

Semua perasaan negatifnya  bercampur aduk. Yang bisa (name) lakukan hanya menangis. Diselingi dengan nafas yang tersenggal – senggal.

Teringat belum mengunci ruangan dan bekas tapak kaki berwarna merah miliknya terlihat jelas. (name) yang akan keluar dari persembunyiannya, berhenti ketika mendengar suara tapak kaki diluar ruangan.

'Sial! Tuhan tolong aku !'

"(Name) kamu tak akan bisa bersembunyi..... "

Gadis berambut (H/C) menutup bibir untuk menahan suara isakannya. Air mata terus berlinang. Ia merasakan telapak tangannya terkena udara hangat dari mulutnya. Gadis itu masih tak percaya temannya tega melakukan semua itu.

"Jejak mu terlihat sangat manis (name) .."

Daichi mengikuti jejak kaki (name) yang mengarah ke dalam uks. Seringai di bibir nya melebar. Iris nya sangat gelap dan membesar, melihat jejeran tirai yang menutupi kasur UKS. Wajah nya sangat menyeramkan, lebih dari hal yang paling (name) takuti selama ini.

"(Name) keluarlah ~ aku takkan menyakiti mu ..."

Dengan langkah pelan, daichi memasuki uks. Melihat lantai yang putih bersih ternodai oleh jejak kecil gadis yang ia untit beberapa bulan ini.

Tangannya yang biasa mereceive bola keras di lapangan, menyentuh setiap tirai putih yang ia lewati dengan lembut. Sengaja sedikit menggerakkannya, membuat suara gesekan antara tirai dengan gantungannya.

"Kau milikku (name) "

Suara berat miliknya makin terdengar jelas didaun telinga (name). Membuat gadis itu menarik nafas pelan. Berharap pemuda yang berada didalam ruangan yang sama dengannya tak mendengar. Tapi, semua harapan miliknya menghilang. Meninggalkan gadis berambut (H/C) itu hampa. Suara tapak kaki berhenti disebelah kasur yang ia gunakan untuk persembunyian.

Mata (E/C)nya yang menutup erat, membuka lebar ketika sesuatu yang sangat dingin menyentuh punggungnya yang menggigil.

Daichi menarik (name) dari bawah kasur secara paksa. Membuat sang gadis berteriak dan meronta. Pemuda itu lalu memeluknya erat, sangat erat sehingga pemberontakan dari gadis yang putus asa itu memelan lalu berhenti.

Isakannya yang kencang ditutup dengan bibir lelaki didepannya yang dingin dan basah. Mata (E/C) melebar.

Ia memukul mukul dada bidang teman didepannya, mencoba menjauhkan diri. Tetapi, tangan besar lelaki itu memegang kuat belakang kepala dan pinggang gadis itu, membuat sang gadis pasrah dengan takdirnya.

Merasa (name) kehabisan nafas, Daichi melepas ciumannya dan kembali mencium gadis itu.

Setelah pemuda itu puas, Ia menyembunyikan wajahnya di leher (name). Mengecup leher gadis itu pelan sambil memeluknya erat.

Tangannya terkadang mengelus pucuk kepala gadis yang masih meneteskan air matanya dan kehilangan 'kehidupan' dari tubuhnya perlahan.

Tubuh (name) pun kelamaan memberat, tak sadarkan diri. Menopang pada pemuda didepannya yang tertawa 'bahagia', mendapatkan pujaan hatinya.

"(Name) aku menemukan mu..... "






Yandere for lyfu

Gak tega bunuh para Cinnamon roll ini, tapi apa boleh buat

Next : Akaashi Keiji

HAIKYUU ! X Reader OneshotWhere stories live. Discover now