II Yaku Morisuke II

4.6K 480 46
                                    

" Oi yaku, petugas piket hari ini adalah kau dan (lastname) "
"Eh ? "
"Berjuanglah "

Lelaki bersurai Cream menghantam kepalanya ke meja setelah mendengar titah kapten klubnya, kuroo. Kuroo dengan santai berjalan keluar kelas setelah 'menyemangati' yaku yang kini sendirian didalam ruangan penuh meja dan kursi tersebut.

Libero nekoma itu memutar kepalanya ke kanan melihat sebuah kursi kosong. Dia menghela nafas, mengangkat kepalanya dan melihat keluar jendela. Hujan.

"Yaahh hujan, aku tak bisa pulang " detak jantung lelaki itu berubah cepat, dia menoleh ke gadis beriris (E/C) yang menatap keluar jendela murung.

"Ah ,maafkan aku yaku san aku terlambat. teman ku tiba tiba memanggil "
"Tak masalah (lastname) san "

Setelah itu hening. Hanya suara hujan dan tapak kaki pelan menuju ke sebuah meja diikuti bunyi kursi di duduki. Yaku yang tak tahan akan kecanggungan diantara mereka memutuskan untuk memulai pembicaraan.

"Ayo kita bersihkan kelas ini.... "
"Ah benar kita piket ya. Maaf aku sedikit gugup, membuatku lupa " (name) tertawa canggung. Gadis itu berdiri dari kursinya yang bersebelahan dengan yaku.

"Gugup ? "
"Bukan apa - apa hehe " jawaban cengengesan (name) terlihat manis dan membingungkan bagi yaku, memberikan semburat merah di pipi pucatnya.

Mereka pun membagi tugas masing – masing. Keheningan di antara mereka tadi digantikan dengan pembicaraan hangat dan riang.

Yaku tak bisa menggambarkan perasaannya saat ini, ia dalam euphoria. Walau mereka sebangku, susah bagi pemuda itu untuk memulai percakapan.

Gadis yang ia sukai itu disenangi banyak orang dan hiperaktif, membuatnya susah untuk melakukan pendekatan dengan gadis itu. Belum lagi dengan kegugupan dan perasaan berdebar milikinya yang tak bisa ia kontrol setiap didekat gadis itu.

"Kita jarang berbincang ya yaku san, ini pertama kalinya kita mengobrol lama " Jantung lelaki itu kembali berdegup kencang.

Ia tak menyangka. Gadis yang selalu ia perhatikan selama pelajaran di kelas menyadari jarang nya interaksi antar mereka berdua atau bahkan keberadaan pemuda itu.

" ya.... "
"hmm.." Gadis beriris (E/C) menatap keluar jendela, melihat hujan tidak akan berhenti dalam waktu dekat.

Ia tak membawa payung, juga rumahnya cukup jauh dari sekolah. Membuatnya harus menunggu di kelas untuk waktu cukup lama selesai piket.

Gadis itu membersihkan lantai pojok kiri kelas. Terkadang ia melirik ke teman lelaki sebangkunya yang sibuk membersihkan jendela. Juga merapikan kursi bersama meja.

Mereka kadang bertemu pandang lalu mengalihkannya dengan cepat. Tak lama kemudian mereka bertemu pandang lagi lalu mengalihkannya lagi.

Suasana pun menghening kembali, sampai suara getaran handphone terdengar dari saku celana Yaku. Sebuah pesan baru muncul di notifikasinya.

From : Lev
Subject : semangat yaku san!

Kudengar yaku san menyukai (lastname) san ?! . kapten berkata kalian sedang berdua di kelas. Apa (lastname) san lebih pendek dari yaku san ?!

"LEV BOCAH SIAL*N "
"yaku san, ada apa ??! "
"Bukan apa apa, hanya junior ku yang tingkahnya sangat menyebalkan."
" oh ! aku juga punya junior seperti itu, rasanya aku akan cepat tua jika didekatnya terlalu lama" Mereka berdua pun tertawa mengetahui mereka mengalami penderitaan yang sama. Berbagi cerita atas keseharian mereka.

Tak lama. Mereka pun menyelesaikan tugas masing – masing sembari merapikan loker alat kebersihan. Setelah selesai mereka pun melihat keluar jendela. Hujan masih turun.

" yaku san ada latihan voli kan ?, pergilah nanti kau terlambat"
" Bagaimana dengan mu? "
" aku akan menunggu hujan reda di kelas"
"aku tak bisa membiarkan mu sendirian di kelas" ucapan spontan yaku memberikan semburat merah di kedua pipi remaja itu.

" A-a- aku tak papa, la-lagipula hujan pasti akan reda sebentar lagi" (name) yang gelagapan, duduk di kursinya. melambaikan kedua tangannya didepan wajah lalu menunjuk keluar. Hujan semakin deras.

" Tidak masalah, aku bisa memberitahu kuroo untuk izin latihan"
" maaf kalau aku merepotkan" suara kecil (name) tertangkap oleh gendang telinga yaku, pemuda itu pun melengkungkan bibirnya.

" aku akan sangat senang bila kamu berterima kasih daripada meminta maaf" ujar pemuda itu lembut menatap (name) yang memunculkan warna merah di kedua pipinya.

" Te-terima kasih banyak yaku san !" sahut (name) membungkuk lalu tersenyum lebar menghadap teman sebangkunya itu.

Keheningan pun kembali melanda mereka, kali ini dengan suasana yang nyaman. Ditemani bunyi rintik hujan diluar ruangan. Yaku yang tak ingin kehilangan kesempatan emas memberanikan dirinya.

" he-hei (lastna—"
" zzz.." Dengkuran halus terdengar dari kanan yaku.

Pemuda itu menoleh melihat gadis yang dia kagumi dari jauh itu tertidur. 'Menjadi seorang hiperaktif pasti melelahkan' pikir yaku.

Secara tak sadar pemuda itu meniru pose gadis disebelahnya dengan arah yang berlawanan. Tangan kanannya bersilangan menumpuk tangan kiri, membentuk bantal darurat untuk kepala.

Posisi itu memberi yaku pemandangan wajah (name) yang tertidur nyenyak lebih jelas. Ia pun tersenyum lembut dan menutup matanya perlahan. Jantungnya yang berdebar kencang dan perasaan sesak di dadanya tak akan berhenti dalam waktu dekat. Seperti hujan diluar kelasnya.

~~~~~~~~~~~~~~~~

" yaku san ?" suara lemah lembut memasuki alam setengah sadar yaku. Sebuah tangan sedang mengguncang badannya untuk bangun.

Pemuda bersurai cream tersentak kaget. Ia melihat dirinya masih berada di dalam kelas bersama sang pujaan hatinya.

" aku tertidur ?"
" aku juga baru bangun hehe" sahut (name) menggaruk pipinya pelan. Tasnya sudah ia sandang di bahu kanannya.

(name) yang tak sadar akan kedekatan wajahnya dengan yaku membuat wajahnya memerah, malu. Lelaki yang masih setengah sadar itu mengangkat kepalanya. Tak tahu akan kejadian tadi.

" Hujan sudah mereda, Ayo pulang bersama !" ujar gadis itu riang sambil merilekskan kedua tangannya keatas. Mengalihkan perasaan malunya tadi.

Yaku yang masih setengah sadar terkekeh, mengambil tas sekolahnya lunglai. Ia mengikuti gerakan (name) lalu menguap besar. Gadis didepannya hanya tertawa kecil melihat tingkahnya yang seperti kucing.

" wah sudah jam 6 ?, cepat sekali.... Oh ya rumah kita kebetulan juga searah ya"
" yaku san tahu ?"
" terkadang aku melihat mu pulang setelah selesai latihan" jawabnya singkat menyembunyikan wajahnya yang memerah. Takut ketahuan kalau ia melihat – lihat biodata gadis itu di buku walas. Kebetulan ia sedang diminta tolong oleh gurunya waktu itu.

(name) hanya memanggut mengiyakan. Gadis itu tiba – tiba menarik lengan kurus yaku, membawanya keluar kelas. Yaku yang sempat terkejut dan malu, pasrah membiarkan dirinya dibawa oleh gadis itu.

" Ayo yaku san ! nanti hujan lagi "
" iya iya"





Next : Ennoshita Chikara


HAIKYUU ! X Reader OneshotWhere stories live. Discover now