BUM - 22

712 107 19
                                    

Raya menatap sekeliling ruangan tempatnya berdiri dengan pandangan kagum. Ballroom hotel berbintang itu disulap sedemikian rupa menjadi acara pesta yang megah. Raya tak pernah menyangka Marcel akan mengajaknya pergi ke pesta ulang tahun perusahaan salah satu rekan bisnisnya. Awalnya Raya terlihat tak percaya diri untuk berada di pesta orang-orang kaya seperti itu, akan tetapi Marcel yang mengerti perasaan Raya mencoba menenangkan dan sebisa mungkin membuat Raya merasa nyaman.

Raya terus melangkahkan kakinya masuk ke dalam pesta mengikuti Marcel yang berjalan dengan gagah di sebelahnya. Beberapa kali juga mereka berhenti saat Marcel menyalami rekan-rekan atau client bisnisnya yang ia temui. Hingga sampailah mereka pada rekan bisnis Marcel yang bernama Justin yang mengadakan pesta ulang tahun perusahaannya.

"Hallo Tuan Justin, aku ucapkan selamat." ucap Marcel saat berjabat tangan dengan Justin. Rekan bisnis yang berumur jauh lebih tua darinya.

"Terimakasih Marcel." balas Justin.
"Wah, siapa wanita cantik ini ? Apa dia kekasihmu ?" goda Justin saat melihat Raya yang berdiri di sebelah Marcel.

"Kenalkan dia Raya temanku." jawab Marcel. Raya dan Justin saling berjabat tangan memperkenalkan diri.

"Aku harap kalian menikmati pestanya." ucap Justin sebelum Marcel dan Raya pamit meninggalkannya.

"Kau ingin minum ?" tanya Marcel dan diangguki Raya karena memang ia merasa haus setelah mengikuti Marcel berjalan kesana kemari.

"Biar aku ambilkan. Kau tunggu disini." ucap Marcel kemudian berlalu menuju meja dimana minuman berada. Mengambil dua gelas minuman tanpa alkohol dan memberikan salah satunya kepada Raya.

*

"Marcel aku ingin ke toilet sebentar." ucap Raya pada Marcel. Marcel mengangguk dan menunjukkan arah jalan menuju toilet kepada Raya.

Setelah Raya pergi, seseorang menepuk bahu Marcel pelan. Dan saat Marcel berbalik ternyata itu adalah Mondy dengan Vanessa yang bergelayut manja di lengan kirinya.

"Mondy."

"Senang bertemu denganmu disini." Dua sahabat itu saling berpelukan singkat seperti biasa yang mereka lakukan.

"Kau kemana saja ? Tidak pernah lagi menampakkan wajah jelekmu itu di kantorku ?" ucap Mondy yang dibalas gelak tawa Marcel.

"Bukankah kau selalu merasa terganggu setiap aku datang ke kantormu ? Ah aku tahu kau pasti merindukanku kan ?" goda Marcel yang dibalas ekpresi jijik dari Mondy.

"Kau datang kesini sendiri ?" tanya Mondy saat menyadari tak ada siapapun di samping sahabatnya itu.

"Tidak. Aku datang bersama teman wanitaku, tapi dia sedang di toilet."

"Teman wanita atau kekasihmu ?"

Marcel tersenyum malu. Ia juga ingin mengakui Raya sebagai kekasihnya, namun ia cukup sadar diri karena sampai saat ini status keduanya hanya berteman tidak lebih, walaupun mereka tinggal bersama akan tetapi status keduanya belum berubah. Marcel pun memahami kondisi Raya yang mungkin belum bisa melupakan masa lalunya. Terlebih, saat ini Raya sedang hamil. Marcel tak ingin membuat Raya merasa tidak nyaman dan berakhir menjauhinya setelah ia mengatakan bahwa ia mencintai wanita itu. Jadi, Marcel akan bersikap seolah tak menyimpan rasa apapun pada wanita itu.

"Kenapa kau kepo sekali ?" cibir Marcel.
"Lalu, wanita disampingmu ini masih berstatus sekretarismu atau sudah berubah menjadi kekasihmu hah ?"

"Em... dia.." Marcel dan Vanessa menatap Mondy menunggu jawaban yang akan keluar dari bibir pria itu. Sedangkan Mondy masih terdiam tak tahu harus menjawab apa.

Benci Untuk MencintaWhere stories live. Discover now