BUM - 9

739 93 7
                                    

Happy Reading Guys 😘

Sebuah mobil sedan mewah berhenti tepat di depan gedung kantor yang menjulang tinggi dengan gagahnya.
Mondy keluar dari mobil dan memberikan kunci mobil kepada satpam yang bertugas memarkirkan mobilnya. Kemudian ia melenggang memasuki kantor dengan langkah tegasnya.

"Selamat pagi pak." sapa sang resepsionis ramah saat Mondy memasuki lobby kantor.

"Pagi." jawab Mondy membalas ramah sapaan tersebut. Senyum tipis terlihat tercetak di wajah tampannya.
Ya, setelah hubungannya dan Sasha alias Raya telah membaik kini hatinya sedikit tenang. Terlebih Raya sudah berjanji akan menemaninya makan siang hari ini. Ia jadi semakin bersemangat.

Mondy memasuki ruang kerjanya dan segera menyambar laptopnya dan membaca beberapa email tentang laporan mengenai proyek baru yang dijalankan perusahaannya yang bekerjasama dengan perusahaan Frans.

Ya, iya telah memutuskan waktu itu mempercayai Frans untuk mengelola tender besar itu.
Tentu saja, sedikit banyak keberadaan Raya juga mempengaruhi keputusannya.

💕💕💕

Raya tersenyum senang saat melihat hasil masakannya yang telah ia tata rapi di atas meja. Ada ayam bumbu bali, sayur capcai, cumi goreng tepung, dan juga buah-buahan yang telah dipotong-potong. Sesuai janjinya, ia akan makan siang bersama dengan Mondy hari ini. Tapi, ia rasa akan lebih istimewa jika ia memasak sendiri dibanding makan di restoran.
Tiba-tiba terbayang dirinya dan Mondy yang tengah saling menyuapi satu sama lain.
Ah, membayangkannya saja membuat wajahnya bersemu.

Aneh memang ketika ingat saat Mondy menyatakan cinta Raya tidak mau menerimanya, tapi sekarang tanpa Raya sadari ia seolah memberikan lagi harapan di hati Mondy dengan sikapnya.

Tak sabar. Raya segera memasukkan kotak-kotak makanan itu ke dalam paper bag, melepas celemek yang menggantung manja di lehernya dan berlari menuju kamarnya untuk bersiap-siap.

Setelah siap, Raya segera keluar gerbang dan berniat menyetop sebuah taksi untuknya. Namun belum dapat taksi itu ia malah melihat mobil Kaysan yang berhenti tepat di gerbang rumahnya.

"Hai Ray." sapanya ramah sesaat setelah menurunkan kaca mobilnya.
"Hai. Kenapa kemari ?" tanya Raya bingung.

"Ah, tidak aku hanya kebetulan lewat saat melihatmu berdiri disini jadi aku memutuskan berhenti." Raya meringis mendengar jawaban pria di depannya. Terbersit sedikit rasa malu dalam hatinya, ia sudah percaya diri dan berpikir Kaysan sengaja datang untuk menemuinya. Cih, dasar Raya ia pikir dia siapa.

"Kau akan kemana ? Butuh tumpangan ?." ucap Kay kembali menyadarkan Raya.

Raya melihat kanan kiri dan mendesah saat tak ada tanda-tanda taksi yang lewat. Ragu-ragu Raya mengangguk dan masuk saat Kay membuka pintu mobil sebelah kirinya.
"Apa tidak merepotkan ?"

"Tentu saja tidak. Kau ini seperti dengan siapa saja."
Kay tersenyum dan mengacak rambut Raya gemas. Raya hanya diam dan tersenyum tipis. Di dalam mobil tak banyak kata yang keluar dari bibir Raya. Ia hanya bicara saat Kay bertanya alamat tujuannya.

💕💕💕

Setelah kurang lebih 30 menit perjalanan Raya tiba di kantor Mondy yang sangat megah ini. Memang bukan kali pertama bagi Raya menginjakkan kaki di kantor ini, tapi ia masih saja terpesona.

Tidak kantornya tidak orangnya sama-sama mempesona. Raya terkekeh geli dengan pemikirannya sendiri.

Setelah bertanya pada resepsionis di lobby, Raya segera menaiki lift menuju lantai teratas tempat ruangan Mondy berada.
Tepat saat ia masuk, seorang wanita cantik dengan pakaian khas sekretaris dan sebuah kantung plastik di tangannya juga memasuki lift tersebut. Wanita itu memperhatikan Raya dengan pandangan menilai. Dan itu membuat Raya tak nyaman. Ia sedikit merapikan rambut dan juga pakaiannya karena takut ada yang salah dengan penampilannya saat ini.

Benci Untuk MencintaWhere stories live. Discover now