"Daniel kan ya? Kok lo panggilnya Ta?" Tanya salah satu teman Jesselyn saat Srestha menyebut namanya tadi.

"Iya, panggilan dari kecil."

"Panggilan kesayangan itu." Adit kembali menimpali ucapan Jesselyn. Usil banget.

"Berarti lo juga sayang sama gue?" Srestha terkekeh karena bisa membalas keusilan Adit.

"Najis."

"Terus kita panggilnya Srestha atau Daniel?" Teman Jesselyn yang lain bertanya lagi.

"Daniel aja."

Mendengar perkataan Srestha, entah kenapa membuat Jesselyn tersenyum. Senyuman Jesselyn tersebut disadari oleh Srestha yang nggak sengaja menatap ke arah Jesselyn.

Cantik.

***

"Lukas!"

"YO WASAP!!!!" Lukas yang baru memasuki pintu kelas menjawab panggilan Dhatu sambil mengangkat tangannya.

Dhatu langsung menghampiri Lukas yang melanjutkan berjalan ke tempat duduknya. "Bayar uang kas!"

"Ya Allah, Dhatu galak banget sih tiap minggu kayak rentenir. Ini masih pagi juga?" Lukas melihat jam tangannya, masih pagi banget Dhatu udah nagih uang kas aja.

"Ya kan aku bendahara. Kamu itu selalu aja nggak mau bayar kas, aku bilangin Bu Nina loh." Dhatu sedikit mengancam Lukas, berharap teman sekelasnya itu akan takut kalau diancam akan dilaporkan wali kelas mereka.

"Ngaduan amat sih, minggu depan aja aku bayarnya."

"Nggak mau, harus hari ini. Ini kan masih pagi kamu pasti belum jajan. Ayo bayar sekarang!" Kata Dhatu lagi pada Lukas, sekarang tangannya menengadah meninta iuran kas yang harus Lukas bayarkan.

"Dhatu, jangan galak-galak kali sama Lukas. Ntar suka loh." Salah satu temen sekelas mereka yang lain menimpali perdebatan Dhatu dengan Lukas tersebut.

"Ih, apaan sih?"

"Hahaha, ya abis lo galak banget sama dia."

"Lukas tuh kalo nggak digalakin nggak akan bayar uang kas!"

"Bayar kok, kan gue pura-pura aja biar Dhatu nagih terus." Lukas terkekeh sambil mengambil uang dari sakunya. Ia lalu menyerahkan uang tersebut pada Dhatu.

"Ish, nyebelin kamu tuh." Dhatu menerima uang dari Lukas tersebut lalu ia mencatat di buku kasnya kalau Lukas sudah membayar iuran minggu ini.

"Hahaha, suka aja kalo liat lo marah-marah."

"Ciyeeeeee Lukas."

"Btw, kita sekelompok tugas Bahasa Indonesia." Lukas mengingatkan Dhatu bahwa mereka mendapat tugas membuat drama sederhana untuk tugas Bahasa Indonesia.

"Iya tau kok."

"Kapan kumpul pembagian perannya?"

"Besok ya pulang sekolah, kata temen-temen yang lain kumpul di rumah aku." Dhatu memberikan informasi yang ia juga baru dikabari temannya tadi untuk berkumpul di rumah Dhatu membahas tugas tersebut.

"Okedeh, siap."

***

Jendra duduk di kursi tunggu yang ada di depan tempat les vokalnya. Di seberang kursinya Saga juga duduk di sana. Keduanya sedang menunggu jemputan.

"Saga, Ujin. Lama ya nunggunya?" Sebuah suara lembut membuat Saga menoleh. Mamanya datang untuk menjemput mereka.

"Enggak, Ma. Baru aja kok."

SynesthesiaWhere stories live. Discover now