End...

573 20 4
                                    

Hari ini perayaan Graduasi kelas 12, semua siswa-siswi SMU Pandawa ikut berpartisipasi didalamnya. Tak terkecuali Kimberly dan teman-temannya. Mereka kini tengah membantu panitia mempersiapkan kursi untuk para undangan. 2 jam lagi acara akan dimulai.

"Lo pasti haus!" Levin memberikan sebotol air mineral dingin kepada Kimberly.

Setelah Kimberly berpisah dengan Putra dan begitu juga dengan Levin, kedekatan mereka menjadi lebih sulit untuk diartikan. Semakin hari semakin dekat, kemana-mana selalu bersama tapi tanpa sebuah ikatan. Kim merasa perhatian yang diberikan Levin juga lebih dari sekedar teman.

"Thanks..." Levin mengangguk.

"Guys... Tamu undangan udah pada Dateng! Tolong siapkan semuanya dengan baik."  Ujar seorang panitia menggunakan pengeras suara.

"Kesana yuk! Jangan kerja Mulu nanti Lo nya cape terus sakit deh, kan nanti Mphin sedih."

Rasanya ribuan kupu-kupu tengah berterbangan didalam perut gadis bernama Kimberly itu. Entah mengapa setiap kata sederhana yang dikeluarkan Levin untuknya selalu membuat jantung Kim berdebar kencang.

"Lo dari mana aja?" Tanya Hanin.

"Lo pada udah lama disini?" Tanya Kim balik.

"Dari tadi juga kita disini." Jawab Raline.

"Kerjaan kita juga udah dari tadi beres." Tambah Zahra.

"Tau gitu mah bantuin gw tadi."

"Yey... Lo nggak bilang."

Sekarang ini mereka tengah berkumpul didepan meja penerimaan tamu undangan. Ya... Tugas mereka itu fleksibel banget, ikut sana sini, jadi ini itu juga bisa. Sekarang mereka jadi tour guide untuk para tamu undangan yang mau berkeliling sebelum acara dimulai.

"Eh gw tugas dulu, ada emak-emak yang butuh bantuan tuh." Ujar Raline.

"Gw ikut Ra."

Tinggallah Levin, Kim, dan Hanin yang tengah sibuk melayani tamu undangan. Mengingat Kimberly juga anggota OSIS yang otomatis adalah panitia acara.

"Loh, kamu Kimberly kan?" Tanya seorang wanita cantik.

"Ibu tau saya?" Tanya Kimberly balik.

"Tahu lah, Kamu pacarnya anak saya, Putra kan?"

"Ibu... Ibunya kak Putra." Bukan Kimberly gengs, tapi Hanin yang nanya.

"Iya, ternyata Kimberly lebih cantik kalau dilihat langsung ya." Kimberly tersenyum kikuk. "Putra itu sering cerita tentang kamu, katanya kamu itu cantikkk banget, baik juga pinter." Wanita itu terkekeh.

"Ibu bisa aja, oh iya mau ditemani untuk berkeliling? Teman saya akan membantu." Kimberly malah mendorong tubuh Hanin dan Levin bersamaan.

"Ah bol---"

"Mah!"

Dari kejauhan lelaki dengan pakaian rapi tengah berlari mendekat ketempat Kimberly berada. Seketika jantung Kimberly berdetak tidak beraturan. Ini pertama kalinya mereka bertemu lagi setelah putus. Kan amazing guys...

Senyuman manis mengembang menghiasi wajah tampannya. Senyum yang membuat para gadis meleleh jika melihatnya. Juga senyum yang sangat dirindukan Kimberly.

Mupon kali Kim !😆


"Mamah ngapain disini?" Tanya Putra.

"Ini loh... Mama lagi ngobrol sama pacar kamu." Ucapnya antusias.

Putra melirik Kimberly yang tengah tersenyum kikuk pada mamahnya. Dia yakin jika Kim merasa risih dengan sikap mamanya itu.

"Mah... Kim sama Putra itu udah nggak ada hubungan apa-apa lagi..." Jelas Putra lembut.

Degh...

"Maksud kamu? Kalian Putus? Loh kok bisa? Katanya kamu sayang sama Kim? Kim juga sayang kan sama Putra? Kalo sama-sama sayang ngapain putus toh? Kalian cocok banget tahu! Mama tuh ya udah bayangin punya cucu dari kalian, kok malah Putus? Mama nggak suka ih, kenapa kalian nggak balikan aja sih? Balikan ya!!! Demi mama!"

Kimberly melongo mendengar semua perkataan Mamanya Putra. Astaga... Ibu-ibu ya... Wkwkwk, sorry Tante!

"Mama ini ih, udah ah ayok, kasihan Kim malu tuh dilihat orang." Bujuk Putra.

"Yaudah, tapi balikan ya!"

"Nggak!..." Ujar Putra.

"Ih... Balikan! Pokonya balikan, nggak ada penolakan titik." Wanita itu pergi mendahului putranya.

Sebelum pergi Putra meminta maaf atas tindakan ibunya pada gadis itu. Dan Kim hanya membalasnya dengan senyuman hangat.

"Gila yah, tuh ibu-ibu, segitunya sayang sama Lo Kim." Ujar Hanin.

"Apaan sih Lo Nin."

"Sebelumnya Lo udah ketemu mamanya Kak Putra?" Tanya Levin.

"Belum, gw juga kaget pas dia tahu gw."

"Lo mau nggak kalo ada cowok yang bawa Lo ketemu sama nyokapnya?"

"Pasti mau lah, itung-itung silaturahmi."

"Kalo gitu gw bakal bawa Lo ketemu ibu gw." Ujar Levin.

"Buat!"

"Biar Lo Deket sama nyokap."

"Ada-ada aja deh Lo."

"Nggak ada-ada aja kali, gw cuma mau ngenalin calon menantu sama nyokap doang kok."

"Maksudnya?" Kim mengernyitkan dahi.

Levin tidak menjawab sama sekali, hanya tersenyum sebagai jawaban yang tidak pasti.

"Kapan ya, gw juga dibawa cowok ketemu nyokap ya." Ucap Hanin sedih.

"Ngarep Lo." Levin dan Kimberly tertawa.






Hai guys .. part terakhir ini paling gaje ya? Iya deh sorry!!! Otak butek nih, thanks buat yang udah ikutin dan baca Story gw yang nggak seberapa ini dari awal sampe akhir 🙏 gw seneng banget kalian bersedia baca cerita yang demi apapun gak jelas serta acak-acakan ini....

Oke cuma itu yang bisa gw Ceritain buat kalian, sepenggal kisah dari kehidupan teman gw yang gw buat jadi cerita fiksi yang ngarangnya minta ampun, semoga kalian senang bacanya ya... Sekali lagi thanks... Jangan lupa vote dan komen ya...

Bye Putra, Kimberly, Dkk!!!

Baca juga story' gw yang lain! Bisa kalian cek di aku gw, bye... See you next story....

POTRET PERSAHABATAN [End]Where stories live. Discover now