BULLSHIT

320 27 7
                                    

Semua sedang berada dirumah Raline. Putra meminta agar semua berkumpul. Entah ada apa. Tadinya mau dirumah Kim tapi Kim menolak karena ayahnya sedang ada dirumah. Jika begitu ia tak bisa dekat dengan Putra.

"Oke Ram absen!" Rama mengangguk.

"Kimberly."

"Ada."

"Hanin."

"Ada."

"Zahra."

"Ada."

"Bara."

"Ada."

"Bagas."

"Ada."

"Putra."

"Ada, gila!"

"Raline!"

Semua mengedarkan pandangannya. Mencari sosok Raline. Tapi tak ada. Seorang laki-laki bertubuh tinggi datang menghampiri mereka.

"Eh... Ada Kim!"  Sapa Arrayan. Kakak laki-laki Raline.

"Hai kak! Apa kabar? Udah pulang aja!" Sapa Kim balik.

"Iya, kangen Raline jadi pulang!" Kim mengagguk. "Raline nya diatas?"

"Nggak tau! Nggak ada kak!"

"Raline!!!" Teriak Arrayan.

"Raline!!!" Teriak laki-laki itu lagi.

"Ra!!!"

Raline turun menuruni tangga. Dia berlari dan memeluk kakak laki-lakinya itu. Raline sangat merindukan kakaknya. Sudah lama sejak kakaknya bekerja mereka jadi jarang bertemu.

"Lo kapan balik?" Tanya Raline melepaskan pelukannya.

"Tadi malem!"

"Kok gua nggak Nemu Lo di kamar?"

"Ya iyalah Ra kamar Lo kan beda!" Semua tertawa dengan ucapan Kimberly.

Raline menggaruk kepalanya. "Gimana mau ketemu, orang gua masuk ke kamar Lo aja. Lo udah mati."

"Lo nyumpahin gua? Udah sana ah minggat minggat minggat!!!"

"Jargon baru tuh?"

Semua masih tertawa. Tapi tak seperti tadi. Rama memperhatikan Raline intens. Betapa ia merindukan gadis itu. Sejak ia dekat dengan Kara, Raline seperti jadi menjauh darinya. Raline duduk disamping Rama. Tapi mata gadis itu tak melirik sedikitpun pada Rama.

"Oke udah ngumpul semua kan?" Tanya Putra.

"Belum!" Semua memandang Rama, kecuali Raline.

"Kurang satu, harusnya ada delapan tapi baru tujuh orang!"

"Satu, dua, tiga, empat,.... Delapan kok!" Bara menghitung satu persatu.

"Tujuh! Nih liat ya."

"Satu, dua, tiga, empat,.... Tujuh." Kekeh Rama.

"Yaelah Lo nggak mau ngitung diri Lo sendiri? Pantes lah cuma ada tujuh, orang Lo nggak ke itung." Ucap Raline.

"Apa arti gua tanpa Lo?" Putra menjitak kepala Rama.

"Garing bangsat!" Bara terbahak.

"Oke to the point aja! Biar nggak lama ya!." Semua mengangguk.

"Jadi gini, gua punya rencana buat ngajak kalian semua Hiking ke Ungaran. Gimana?" Kimberly tersenyum pada Putra.

"Setuju!" Ucap Kimberly.

"Gua juga!"

"Gua apalagi!"

POTRET PERSAHABATAN [End]Where stories live. Discover now