KEPERGOK

445 23 9
                                    

Tak terasa sudah 2 Minggu berlalu. Sejak saat Kim dan Putra jadian. Hari-hari Kim dipenuhi warna saat bersama Putra. Putra bukan tipe orang yang romantis. Tapi dia punya sisi Humoris yang membuat Kim nyaman bersamanya.

Putra juga penuh perhatian pada Kim. Dia selalu rajin antar jemput Kim berangkat ke sekolah. Walau harus ngumpet-ngumpet agar tidak ketahuan oleh Ayahnya Kim.

"Nih!" Kim menyerahkan botol air mineral pada Putra.

Untuk setiap hari Rabu, Kim tidak langsung pulang ke rumah. Ia akan menunggu Putra selesai latihan Basket. Ini adalah bentuk perhatian yang ditunjukkan Kim pada Putra.

"Haus banget ya?" Tanya Kim.

"Iya." Putra membuang botol bekas minum itu ke tempat sampah.

"Kak nanti pulang nya anter dulu ke tempat Fotokopi ya!"

"Mau ngapain?"

"Mau beli bakso." Putra tertawa mendengar jawaban Kim.

"Ada-ada aja kamu ini. Mana ada tukang fotokopi jualan bakso." Putra mengacak rambut Kimberly lembut.

Putra membereskan tasnya."ayo saatnya pulang!" Putra mengandeng tangan Kim.

Kim yang kaget atas sikap Putra. Hanya diam tertegun. Tak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa pasrah membiarkan tangannya digandeng oleh pacarnya itu.

"Dingin amat tangan kamu!" Ucap Putra.

"Hah? Masa sih?" Tanya Kim.

"Gugup ya?" Putra terkekeh kecil.

"Apaan sih!" Pipi Kim bersemu merah.

"Ngaku aja sih kalo gugup, biar saya tambah erat lagi gandeng kamunya." Ucap Putra.

Tiba-tiba dari sisi kiri koridor terdengar suara langkah kaki. Kim bingung harus berkata apa pada Putra. Ia takut Jika ada yang melihat mereka seperti ini.

"Astaghfirullah haladzim laillahaillalah. Ya Allah mata Raja ternoda melihat adegan ini." Raja menutup kedua matanya dengan kedai telapak tangannya.

Kim refleks melepaskan genggaman tangan Putra.

"Apaan sih Lo kampret, jadi dilepas kan! Ah Lo mah nggak bisa liat gua Seneng dikit." Ucap Putra pada Raja.

"Raja minta maaf Dinda, Raja tidak sengaja melihat Dinda sedang berselingkuh didepan Raja." Ucap Raja Dramatis.

Putra menoyor kepala Raja. Kimberly hanya terkekeh kecil melihat tingkah laku mereka berdua.

"Lo pikir gua Nggak normal!"

"Yaudah Dinda, lanjutkan saja biar Raja yang pergi... Hiks..." Raja pergi menjauh dari Putra dan Kim.

"Maafin temen saya ya! Dia emang gitu orangnya. Maklum aja titisan Miper jadi gitu." Putra cengengesan.

"Nggak papa kok!" Kim memberikan senyuman termanisnya.

"Sini!" Putra menyodorkan tangannya.

"Apa?"

"Nggak dilanjut nih gandengan nya? Gara-gara Raja nih..."

"Nggak usah, nanti kepergok lagi." Ucap Kim.

"Huhsss... Yaudah deh, besok lagi aja." Ucap Putra berlaga sedih.

                                     ∆∆∆∆∆

Zahra sedang berjalan menuju perpustakaan sekolah. Pagi ini ia mendapat tugas dari wali kelas untuk mengembalikan buku sejarah pada petugas perpustakaan.

POTRET PERSAHABATAN [End]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن