M-A-N-T-A-N

287 15 1
                                    

1 MINGGU BERLALU...

KANTIN SEKOLAH, JAM ISTIRAHAT...

"Eh, Kim kemarin Kak Banyu nanyain Lo sama gua!" Ucap Hanin, disela-sela aktivitas makannya.

"Dia Dateng kok kerumah." Kimberly meminum air mineral miliknya.

"Rumah siapa?" Tanya Hanin.

Kimberly menepuk jidatnya, kenapa bisa dia berteman dengan makhluk satu ini. Makhluk cantik dengan kecerdasan yang tak tertandingi macam Hanin.

"Rumah mang Eno." Jawab Kim kesal.

"Lah ngapain Kak Banyu ke rumah mang Eno? Mau minjem palu Kali yah?" Semua menatap Hanin kesal.

Raline dan Zahra hanya geleng-geleng menyaksikan Kimberly yang mulai murka dengan kelakuan teman sebangkunya itu.

"Hanin.... Ya ke rumah gua lah.... Masa rumah mang Eno." Teriak Kimberly.

"Ya sorry... Biasa aja kali Jan nge gas. Lo mau tuh urat tenggorokan putus!" Tawa Raline dan Zahra pecah seketika.

Semua melanjutkan aktivitas makan mereka masing-masing, Kimberly dengan Ketopraknya, Raline dan Hanin dengan Bakso mereka dan Zahra dengan Siomay kesukaannya.

Dari kejauhan tampak dua orang gadis cantik berjalan dengan anggun menuju meja Kim CS. Awalnya mereka tak menghiraukan kehadiran mereka. Tapi setelah salah satu dari mereka menggebrak meja dan membuat air teh tumpah sehingga membasahi rok milik Raline. Semua menatap kehadiran mereka.

"Bangsat! Lo apa-apaan sih hah? Mau Lo apa? Rok gua jadi basah bege!" Wajah Raline memerah menahan marah.

"Ups... Sorry gua nggak sengaja!" Ucapnya dengan nada mengejek.

"Gblk!" Raline hampir saja menampar pipi gadis itu.

Beruntung Kim dan yang lain menahannya. Suasana sudah menjadi sedikit menegang. Kimberly seperti kenal dengan gadis itu. Dia mencoba mengingat setiap detail dari gadis dihadapannya. Oh ya, dia baru ingat.

"Lo Aurelia kan?" Tanya Kimberly.

"Lo masih inget gua? Bagus deh, jadi gua nggak usah capek-capek buat ngenalin diri lagi." Ucap Aurelia sinis.

"Kim maksud Lo Aurel yang waktu itu ketemu ditaman?" Bisik Zahra pada Kim. Kimberly hanya mengangguk.

"Lo mau apa kesini? Mau cari gara-gara?" Bentak Raline.

"Sabar Ra sabar... Jangan emosi. Nanti Lo juga yang kena." Hanin mengingatkan.

"Santai dong! Lagian gua nggak ada urusan sama Lo! Gua ada urusan sama Kimberly." Ucap Aurel.

"Sama aja Bego! Urusan Kim ya urusan kita." Kini bukan Raline yang tersulut emosi melainkan Hanin.

"Masalah Lo apa sama gua?" Kimberly maju satu langkah.

"Gua? Masalah gua sama Lo? Gua mau Lo jauhin Putra!" Ucap Aurel, dengan Bagian Putra lebih jelas.

"Heh banci! Apa hak Lo nyuruh Kim kayak gitu?" Ucap Hanin dengan nada lebih tinggi.

"Hak gua? Gua nggak suka liat Putra sama cewek cupu kayak dia, nggak banget." Ucap Aurel.

"Lagian gua bingung sama Putra Rel, Napa bisa juga tipe ceweknya jadi turun gini. Cupu, jelek, kurus kerempeng, tepos lagi." Tambah teman Aurel yang diketahui namanya adalah Kara (pacarnya Rama).

"Heh jaga bicara Lo ya! Kalo ngomong jangan asal jiplak aja. Pikir dulu." Bentak Raline.

"Lagian harusya Putra itu beruntung punya pacar kayak temen gua." Tambah Zahra.

POTRET PERSAHABATAN [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang