PRIORITAS

304 22 19
                                    

Lantunan lagu taki-taki mengalun dari ponsel Hanin. Menandakan ada sebuah panggilan masuk. Gadis itu berhenti berlari. Suasana lapangan masih ramai dengan murid-murid yang sedang melaksanakan olahraga.

"Hallo!"

......

"Kesini? Hari ini? Tapi kan...."

......

"Baiklah, terimakasih... Saya tunggu!"

Gadis itu memasukkan kembali ponselnya kedalam saku celananya. Melanjutkan berlari mengejar teman-temannya yang lain.

Setelah sekitar 30 menit berlari, Hanin menghampiri ketiga temannya yang sudah lebih dulu beristirahat. Hanin duduk disamping Raline, gadis itu merebut air mineral milik Raline.

"Woy! Itu punya gua!" Baru saja Raline ingin meneguknya.

Hanin tak menghiraukan ucapan Raline, dia meminum habis air itu dan melemparkan botol bekasnya asal.

"Nanti gua ganti!" Ucap Hanin tak bersemangat.

"Lo kenapa Hanin....?" Tanya Kim.

"Iya, ada masalah Lo?" Tambah Zahra.

"Kayaknya gua bakal pulang lebih awal lagi deh!" Semua saling melempar pandangan.

"Kenapa?" Tanya Kim.

Belum sempat Hanin menjawab pertanyaan teman-temannya. Levin datang dengan terpogoh-pogoh.

"Lo Napa dah?" Tanya Raline.

"Ada yang nyari Lo Nin!" Ucap Levin.

Lalu laki-laki bertubuh jangkung itu meneguk air minum yang berada ditangan Kimberly. Setelah selesai dia pergi berlalu.

"Woy... Ih... Aduh..." Kimberly menghentak-hentakkan kakinya.

Hanin berdiri dan beranjak pergi tanpa pamit. Kebiasaan Hanin memang seperti itu. Datang nggak dijemput pulang nggak diantar. Kayak jelangkung aja. Ketiga temannya membuntuti dari belakang. Penasaran siapa yang mencari Hanin.

Dari kejauhan tampak seorang laki-laki berbadan tegap dengan kemeja flanel berwarna merah, serta celana jeans hitam belel yang dipadukan dengan sepatu Vans hitam yang sudah robek. Laki-laki itu menghadap ke arah belakang.

"Lo nyari gua?"

Laki-laki itu membalikkan tubuhnya. Betapa kagetnya Hanin saat melihat siapa yang datang mencarinya itu.

"Akhirnya Lo datang juga, lama amat sih Lo! Pegel tau gua!" Gerutu Damar.

"Lagian Lo ngapain sih kesini? Nggak sekolah emang Lo?"

"Dosen gua lagi sakit, lagian Lo nggak dikasih tau sama pak Anto kalo gua mau datang." Hanin menggeleng.

"Nggak! Pak Anto cuma bilang kalo hari ini ada pemotretan jam 11!"

"Hai ganggu ya?" Sapa Kimberly. "Handuk Lo nih!" Kimberly melemparkan handuk kecil milik Hanin.

"Thanks!"

"Damar? Lo ngapain? Nggak sekolah Lo?"

"Lo kenal Za?" Tanya Raline. Zahra hanya mengangguk.

"Dia fotografer gua!" Jawab Hanin.

"Ganteng juga!" Ucap Kimberly.

Omongan yang keluar dari mulut Kimberly tak sengaja terdengar oleh Putra yang sedari tadi sudah berada dibelakang Kimberly.

"Banget! Ganteng banget! Cocok buat jadi pacar!" Ucap Putra dingin.

"Log kakak! Kok ada disini?" Tanya Kim panik.

POTRET PERSAHABATAN [End]Where stories live. Discover now