Bab 27 - Kenyataan Menyakitkan

3.6K 139 1
                                    

Bukan hanya Andin yang kaget melihat Arka datang dengan kakaknya yaitu Marisa atau lebih tepatnya Alena begitu juga dengan Alena yang bingung harus berkata apa yang jelas ia tidak tahu bagaimana Arka bisa mengenal adiknya Andin dan sekarang ia tahu alasan Arka selalu ke pergi Jogjakarta. Ia juga baru mengetahui bahwa adiknya sakit, tapi ia tidak tahu adiknya sedang sakit apa.

"Alena siapa yang membawa kamu kesini?" tanya Andry yang melihat putri pertamanya berasa di rumah sakit.

"Ayah," ucap Alena menatap Andry penuh amarah, Arka yang melihat Andry seperti orang yang kesal melihat keberadaan Alena di ruangan Andin di rawat.

"Siapa yang membawa kamu ke sini, kamu tidak boleh disini ikut ayah pulang, " tangannya di seret keluar dari dalam ruangan itu, namun tangan satu laginya di tahan Arka.

"Saya om yang membawa Alena kemari, saya juga baru tahu kalau mereka berdua bersaudara," kata Arka memperjelas.

"Apa yang kamu lakukan membahayakan Alena, lepaskan tangan putri saya," Andry menepis tangan Arka.

Alena masih dalam keadaan kebingungan, ia ditarik keluar dalam ruangan menuruti keinginan Andry--ayahnya. Apa yang sebenarnya terjadi, ia terus-terusan di perlakukan seperti ini, sikap seperti ini yang membuatnya malas pulang ke Jogja. Jengah terus-terusan dipaksa pulang, ia menepis tangan Andry.

"Ayah lepas, udah cukup aku udah jauh dari ruangan itu, udah puas, sebenarnya apa sih yang terjadi?" tanya Alena menatapnya ayahnya dengan raut kesalnya.

"Kamu tidak perlu tahu apa yang terjadi, ayah hanya ingin kamu pulang ikut dengan ayah ke rumah," ujar Andry tapi putri pertamanya itu sangatlah keras kepala.
"Enggak, aku enggak mau pulang,"
"Kamu harus pulang!"
"Alena..,"
"Bunda," spontan Alena memeluk Sarah ibunya.
"Ada apa ini?" tanya Sarah menatap Andry.
"Sudah ayo kita pulang nanti saja bicaranya,"
"Aku enggak mau pulang Ayah ,aku mau disini sama Arka," elak Alena kesal.

"Alena dengarkan ayahmu nak, kita pulang dulu ya ke rumah,kita bicarakan baik-baik," Alena terdiam, mau menuruti ucapan Sarah.

Mereka bertiga bergegas pulang, sedangkan seorang pria berdiri dengan rasa kebingungannya, Arka berdiri sedari tadi dari jarak agak kejauhan menyaksikan perdebatan seorang anak dan ayahnya, niat hati ingin menghampiri tapi ia tidak berani, ia urungkan.

Alena kesal di dalam mobil tidak ada obrolan diantara ketiganya hanya ada keheningan, dan sekarang mereka telah sampai di rumah, ia tidak di beri penjelasan justru Alena secepatnya di suruh masuk ke kamarnya dan mereka berdua kembali ke dalam aktivitasnya yaitu ke rumah sakit.

Alena hanya menjumpai neneknya yang terkejut melihat kedatangan cucunya.

"Kamu ke sini sama siapa?" tanyanya seraya menatapnya bingung.
"Arka,"
"Syukurlah, Nenek pikir kamu tidak akan mau kesini," ucap Neneknya.
"Nek, Alena boleh nanya enggak?"
Ningrum mengangguk, "Boleh kamu mau tanya apa?"
"Andin sakit apa? Kenapa sampai di rawat ke rumah sakit segala, terkena penyakit parah," tanyanya asal

"Kamu kalau ngomong, adik kamu Andin hanya sakit biasa terkena demam," Alena tidak percaya dengan jawaban neneknya, sama saja seperti yang lainnya

Alena berinisiatif akan mencari tahunya sendiri sakit apa yang menimpa Andin adiknya itu jika benar hanya sakit biasa mengapa Andry ayahnya sampai mengatakan pada Arka jika pria itu membawa Alena ke rumah sakit, membahayakan Alena, ini sangat mencurigakan di tambah lagi Alena selalu di jauhkan dari adiknya.

My Boyfriend Is Duda (END)Where stories live. Discover now