Bab 9 - Hari Pertama Magang

5.2K 219 1
                                    

Setelah kereta sudah tiba di terminal kereta yang ada di salah satu di jakarta. Setelah keluar dari dalam wanita itu meninggalkan Arka begitu saja, terakhir kali ia berbicara dengannya itupun hanya meminta kartu namanya setelah itu pergi begitu saja.

Apa dia tidak tahu, selama Alena tidur di bahu kanan Arka ini rasanya sangat pegal, bahkan terasa keram juga karena Arka tidak menggerakkan tubuhnya sama sekali takut mengganggu tidur wanita itu. Dan yang paling parah, wanita itu meninggalkan kenangan di kemeja abu-abunya sebuah air liur yang sangat menjijikan, yang sampai sekarang baunya masih terasa.

Alena tengah mengendarai motor scoppy pink nya seraya bernyanyi, entah kenapa hari ini rasanya ia sangat bahagia. Hanya menempuh waktu 20 menit dia telah sampai di depan gedung pencakar langit yang berlabel Wijaya Group.

Alena hanya berpenampilan sederhana wajahnya hanya di poles dengan bedak dengan gincu merah yang melekat di bibirnya. Berbalutkan cardigan bercorak biru yang menempel di tubuh mungilnya berpadu dengan rok mini hitam miliknya dengan sepatu kets putih menambah kecantikannya di pagi hari yang cerah ini.

Saat kakinya melangkah ke dalam gedung, matanya mengelilingi seisi koridor. Ia berjalan menyelusuri koridor perusahaan. Beberapa pegawai menatapnya dengan tatapan tak biasa.

"Kenapa pada ngeliatin gue kayak gini sih! Ada yg salah ya?" gumam Alena.

Sampailah ia di tempat yang mana terdapat seorang resepsionis yg menyambutnya dengan senyum ramahnya.

"Ada yang bisa di bantu mba?"
"Oh iya saya mau nanya, dimana ya ruangan Pak Arka?"
"Apa mba sudah ada janji dengan Pak Arka sebelumnya?"
"Belum sih, tapi dia yang memberi tahu saya alamat ini," seraya menunjukan kartu nama Arka.

"Maaf mba peraturan di sini jika ingin bertemu dengan manajer, CEO, ataupun Pak direktur harus ada perjanjian terlebih dahulu," ucap resepsionis dengan ramah.

"Ribet banget sih udah mendingan mba panggilkan sana. Siapa sih Pak Arka nya itu."
"Baik mba," selang beberapa menit kemudian, seorang pria berbalutkan jas hitam yang menempel di tubuh kekarnya tengah berjalan beriringan dengan resepsionis itu.
"Kamu?" ucap Arka
"Iya ini aku, aku mau nagih janji kamu.. mulai sekarang aku di terima kan magang disini?" ujar Alena seraya menatap Arka.
"Ayo ikut saya akan saya tunjukan tempat kamu bekerja?" Alena patuh mengekori Arka.

Mereka kini tengah berjalan menyelusuri koridor perusahaan, sedari tadi para karyawan memperhatikan keduanya. Namun, Alena tak memperdulikan tatapan para karyawan alay itu sampailah mereka di ruangan yang sangat luas, hampir terisi penuh dengan meja para karyawan.

"Ningsih," panggil Arka kepada salah satu karyawan yang tengah duduk di meja kerjanya.
"Iya Pak ada apa?" kata Ningsih yg kini menghadap Arka.
"Kamu ajarin dia tentang bagian admnistrasi dan sebagainya,"
"Baik Pak, apa dia karyawan baru?" tanya Ningsih penasaran.
"Dia mahasiswa magang, saya harus kembali ke ruangan saya, selamat bekerja," ucap Arka yg di balas dengan senyuman dan anggukan oleh Alena.
"Ayo ikut aku," ucap Ningsih terhenti
"Panggil saja Alena,"
"Ayo Alena ikuti aku, akan ku ajarkan kamu semuanya,"
"Benarkah?"
"Iya, tapi semampu ku ya," ucap ningsih seraya terkekeh.

Ningsih memberi arahan dan mengajarkan banyak hal kepada Alena sesuai perintah dari atasannya Arka.

Ruangan CEO.. terdapat dua seorang bersaudara tengah saling beradu argumentasi di dalam ruangan yang tertutup dengan pintu berkaca namun tak tembus pandang.

"Ka, lo tahu kan perusahaan kita itu udah enggak menerima mahasiswa magang dan lo seenaknya masukin tuh cewek ke perusahaan ini tanpa seizin gue?" ucap Rendy

"Iya gue tau lo pemimipin di perusahaan ini sekarang tapi gue juga berhak atas perusahaan ini! Lo pikir cuman lo doang anak pemilik perusahaan disini? Gue juga," kata Arka menekan kata terakhirnya.

"Tapi kalau seandainya ayah tahu gimana? Lo lupa dulu pernah ada mahasiswa magang disini dia mengacaukan semuanya, gue enggak mau hal itu terjadi lagi," ucap Rendy.

"Kalau sampai dia macam-macam gue yang bakalan tanggung jawab. Iya ataupun tidak persetujuan dari lo, dia tetap magang disini!" ujar Arka seraya keluar dari ruangan Rendy.

Dulu memang pernah ada seseorang mahasiswa magang di perusahaan Wijaya Group, karena keteledorannya dia salah mengambil map untuk bahan presentasi Rendy. Padahal perusahaan Wijaya Group telah menanam saham sangat fantastis demi memenangkan tender namun sayang semuanya kacau hanya karena mahasiswa magang tersebut.

***

Sejak itu Arka telah tahu nama wanita yang selalu bertemu dengannya yaitu Alena, nama yang cantik seperti orangnya. Jam istirahat kantor telah tiba semua karyawan berhamburan keluar mencari makan di tempat makan terdekat kantor.

Arka yang telah berjalan di koridor tanpa di sengaja ia bertemu dengan Alena yang sedang berjalan pula mereka saling berpapasan.

"Kamu mau kemana?"
"Mau cari makan, tapi enggak tahu tempat makan yang dekat disini,"
"Mau makan bareng?"
"Traktir ya?"
"Baiklah."

Alena memang gadis tidak tahu malu, seharusnya Arka yang ia berikan traktiran karena telah membantunya magang tapi dia sendiri yang malah minta traktiran.

Hal aneh yang di perhatikan para karyawan adalah sikap Arka yang tidak terlalu dingin kepada karyawan yang baru saja beberapa jam magang di perusahaan Wijaya Group. Arka di kantor terkenal sebagai Majager yang terkenal sangat dingin, jarang sekali berbicara dengan para karyawan dan baru sekarang ini Arka care terhadap karyawan magang itu.

TBC.

My Boyfriend Is Duda (END)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu