Bab 26 - Hujan Menyatukan

3.6K 159 1
                                    

Alena memutuskan untuk pulang setelah acara wisudanya telas selesai dalam keadaan yang sangat menyedihkan, matanya membengkak sudah dua jam lebih ia di guyur air hujan.

Hujan mengguyur tubuhnya, mendekap dirinya sendiri masih setia dengan harapan-harapannya. Menangis di bawah derasnya guyuran hujan, tubuhnya mulai menggigil. Tapi, ia masih bertahan.

Hujan berhasil menyembunyikan tangisnya, bibirnya mulai membiru menahan rasa sakit di dadanya yang terasa sangat menyakitkan.

Dua jam lebih ia terduduk menangis menunggu yang tidak pasti, pria itu tidak datang sama sekali. Alena mencoba berdiri seketika ia merasakan sebuah pelukan hangat di tubuhnya, ia sangat mengenali dengan bau tubuh ini.

"Maaf kan aku Al.. maaf aku telat datang untuk menemanimu."

Alena kenal jelas, pemilik suara berat tersebut, ia masih enggan untuk membuka matanya, ia lebih memilih menenggelamkan kepalanya lebih dalam, ke dalam dekapan pria itu.

Merasakan pelukan itu mulai merenggang, Alena beranikan diri untuk menatap pria itu, pria yang ia tunggu, dan sekarang pria itu ada di hadapannya, ia menepati janjinya meskipun sudah terlambat .

Air matanya masih terus mengalir membasahi pipinya bersamaan, dengan guyuran hujan, "Maafkan aku Al, maaf aku telat." seraya mengusap lelehan air mata di pipi Alena.

Alena kembali berhamburan ke dalam pelukan pria itu, Arka. Memeluknya erat, ia tidak perduli seburuk apa sekarang keadaannya.

Terimakasih hujan, lagi dan lagi hujan mempersatukan dirinya dengan pria yang ia cintai.

***

Arka membawa pulang Alena ke rumah neneknya yang sekarang keadaannya tengah sepi hanya ada pembantu rumahnya saja

Pria itu masih setia memeluknya, memberikan kehangatan untuk wanitanya. Sudah berapa kali pria itu mengatakan kata maaf kepadanya. Arka menangkup wajah pucat Alena menatapnya dalam-dalam, mencoba membaca pikiran wanitanya, tapi sayang Arka bukan pria ahli baca pikiran.

"Besok apa kamu mau ikut aku ke Jogja ada yang ingin aku tunjukan, maaf kalau selama ini aku selalu membuat kamu menangis," ucapnya seraya mencium lembut puncak kepala wanitanya, membuat sang kekasih memejamkan matanya.

"Aku sudah memaafkan kamu, aku hanya ingin tidur lelah sekali hari ini rasanya, " suaranya terdengar parau, Arka memeluk Alena dengan erat.

"Tidurlah, akan ku peluk kamu saat tidur." Arka memeluk tubuh wanitanya seraya menghujani wanitanya dengan ciuman di puncak kepala Alena.

Alena memejamkan matanya, ia benar-benar lelah, ia butuh istirahat, tubuhnya terasa menggigil karena air hujan beruntung ia tidur sambil di peluk Arka, berbeda dengan Arka yang masih menatap Alena penuh hangat.

Mereka hanya tidur tidak melakukan apa-apa, tidak lebih tidak kurang pula, mereka hanya tidur sambil berpelukan.

Setelah berpikir keras Arka memutuskan untuk pulang ke Jakarta membeli tiket kereta dengan jalur bisnis atau bisa di sebut juga VVIP. Arka berharap bisa menemui wanitanya dengan tepat waktu tapi sayangnya sesampainya di terminal Jakarta hujan deras mengguyur sebagian ibu kota, dan benar saja dia menyusul Alena ke tempat acara wisuda tapi ia malah mendapati acara yang sudah selesai dan melihat wanitanya yang masih duduk menangis menunggunya.

"Aku janji Al.., aku enggak akan lagi buat kamu kecewa." ucapnya seraya memejamkan matanya, memeluk wanitanya dengan hangat.

Jika mengingat kejadian tadi sore Arka merasa kesal pada dirinya sendiri karena terlalu lama dalam berpikir, seharusnya ia bisa datang tepat waktu dan menemani Alena di hari kelulusannya tapi ia malah mengecewakan wanitanya.

***

Terimakasih

Jangan lupa vote dan komentarnya..

My Boyfriend Is Duda (END)Where stories live. Discover now