三十一

3.4K 525 17
                                    

Masih flashback

"Halo, Bang Wuxian," sapa Wen Ning ramah. "Eh, ada A-Yuan juga."

"Om Wen Ning!” seru Yuan gembira. "Ayo latihan panah sama aku Om!"

Wen Ning keringet dingin. "Um, maaf A-Yuan. Om nggak bisa lama-lama," kata Wen Ning gugup. "Nanti kalau Papah kamu pulang, bisa ditendang aku..."

Yah, kita semua tahu, seorang Lan Wangji adalah pencemburu yang hebat. Wen Ning yang polos aja sering ditendang kalo ketemu. Wen Ning jadi trauma kalo liat Wangji lama-lama ...

"Oh iya ya...," Gumam Yuan kecewa.

"Ini buatku kan? Makasiii!" Mamah Wuxian asal ambil plastik dari tangan Wen Ning. Dari baunya sih, itu sate. Uhuy

"Yaudah, Bang. Aku balik dulu," kata Wen Ning buru-buru. Udah sore juga soalnya, takut ketemu Papah Wangji dijalan.

"Cepet amat. Om Wen Ning ngapain kesini emang?" Tanya Yuan bingung.

"Soalnya banyak yang pengen ketemu Wen Ning. Jadi dia muncul deh," jawab Mamah Wuxian sambil membuka kertas dari plastik sate itu.

"Itu apa Mah?" Tanya Yuan menunjuk kertas yang di pegang Mamah Wuxian.

"Hm? Oh ini. Kamu tahu kan, sebagai tukang sate, jangkauan informasi Wen Ning lebih luas. Jadi kadang-kadang, Papahmu sering minta tolong ke Wen Ning," jawab Mamah Wuxian sambil menarik tangan Yuan. "Dah yuk. Kita angkat jemuran."

"Tapi kayaknya Papah nggak suka sama Wen Ning," ujar Yuan masih ngungkit-ngungkit.

"Nggak tau deh kalo itu. Hmm, gimana kalo gini. Karena Papah udah pengen pensiun dari kerjaan nya, sebagai penerus Om Xichen, kamu cari tahu dong, kenapa Papah nggak suka sama Wen Ning," pinta Mamah Wuxian.

Ini nggak guna sih, Mamah Wuxian aja yang nggak peka.

Yuan ngangguk, tertarik.


Sepupuan [ hiatus ]Where stories live. Discover now