4.8K 759 83
                                    

Ahhhhh---

Bahagia banget!

Bisa ketemu Fairy, terus jalan-jalan sama Fairy, terus diperbolehin mandiin Fairy....

Jin Ling mendadak bahagia banget. Rasanya kayak udah seribu tahun gak ketemu Fairy. Beneran! Bahkan saking senengnya, Jin Ling nggak liat jam. Pas liat jam di tempat penitipan hewan, Jin Ling panik setengah mati.

Udah setengah enam cuy!

Gege-nya apa kabar?!

Buru-buru, Jin Ling pamitan sama Fairy--cipika-cipiki dulu--terus lari kayak orang gila. Parahnya, jam setengah enam 'kan jamnya orang kerja pulang kantor, otomatis kereta penuh. Jin Ling harus berdiri dan empet-empetan sama berbagai macam orang yang bau keringat, bau parfum, dan bau amis.

Jangan tanya bau amisnya kayak gimana. Jin Ling udah eneg.

Belum lagi, Jin Ling yang polos mendadak ternodai. Ada seseorang yang berdiri dibelakang Jin Ling, mulai bergerak-gerak tidak jelas. 

Ng, jujur, Jin Ling nggak sepolos itu sih. Dia tahu kalo lagi jadi korban pelecehan seksual di kereta.

Ih, pelakunya pinter banget ya, nyarinya yang bening kayak Jin Ling.

Untungnya Mama Yanli udah pernah ngajarin Jin Ling. Kalau ada orang yang ingin berbuat aneh-aneh padanya, Jin Ling harus teriak sekeras mungkin. Kalau diam malah membuat si pelaku tambah aneh-aneh. Pasti ada kok orang baik di kereta.

Jin Ling udah ancang-ancang mau teriak.

Tiba-tiba, si pelaku pelecehan seksual ini terlempar diantara lautan manusia di kereta. Ya, dia dipukul. Beberapa orang yang terdorong mendelik marah pada si pelaku pelecehan. Udah sempit begini malah main dorong-dorongan. Kan guguk banget.

"ANJENG!! KALO MAU NYARI BAHAN PELECEHAN DI RUMAH BORDIR SONO!! BUKAN DIKERETA!!" seorang pemuda disebelah Jin Ling berteriak kencang, sampai-sampai satu gerbong mendengar.

Para penumpang lain segera berbisik, dan bergumam, melirik si pelaku pelecehan. Sementara si pelaku pelecehan dengan gugup kabur di stasiun berikutnya, meski security sudah standby disana.

Jin Ling mendengus. Makanya, cari korban tuh yang jablay, pasti gak bakalan dilaporin. Kalo lo ganggu gue, idup lo gak bakalan nyaman!

"Kamu nggak papa, Dek?" pemuda itu berbisik pada Jin Ling.

Jin Ling mengangguk. Mama Yanji juga sudah mengajari Jin Ling tatakrama, jadi Jin Ling berterimakasih pada pemuda itu.

Si pemuda tertawa renyah. "Sudah seharusnya kan?"

Jin Ling memandang pemuda ini. Rasanya agak familiar gitu wajahnya, meski sifatnya blak-blakan. "Anu, Kakak ini mau berhenti di stasiun mana?"

"Stasiun Gusu," jawab si pemuda. "Kamu?"

"Sama," jawab Jin Ling jujur. Meski seharusnya ia tidak memberitahukannya. Mama Yanli bilang, harus hati-hati sama orang asing, meski dia baik.

"Bentar deh, Dek, kayaknya aku pernah melihatmu...," kata pemuda ini memandang Jin Ling. Mereka jadi saling tatap. "Siapa namamu?"

Jin Ling menyergit jijik. "Aku tidak mau memberikan namaku pada orang asing sebelum dia memperkenalkan diri."

Pemuda ini tampak agak kesal, tapi ia menahannya. "Oke, namaku Lan Jingyi. Puas?"

"L-Lan? Kamu apanya Sizhui-gege?" Jin Ling spontan bertanya.

"Hah? Kamu kenal Sizhui? Kamu siapanya dia?" selidik Jingyi. "Dia bukan daddy sugar yang seenak jidat bisa di dekati tahu?!"

Jin Ling dengan bingung bertanya, "Daddy sugar apaan? Ayah gula?"

Jingyi tepok jidat.

Sepupuan [ hiatus ]Where stories live. Discover now