ニ十

3.9K 665 85
                                    

"Ng, halo Om Cheng," sapa Jin Ling canggung.

Sumpah, ini pertama kalinya Jin Ling berasa canggung gitu sama Om Cheng. Padahal mereka deket.

"Kenapa kamu mau tinggal disini? Disuruh Mamamu?" tanya Om Cheng dengan pandangan serius.

Jin Ling keringet dingin. Masa mau jawab 'Soalnya Om Wangji punya banyak kelinci lucu' gitu sih!? Kan gak lucu! "Ma-Mama bilang, Om Cheng lagi dinas. Makanya kalaupun aku ditinggal dirumah Om Cheng, aku tetep sendirian."

"Ck! Padahal aku bisa cuti," kata Om Cheng dengan santainya berkata.

Alis Jin Ling berkerut. "Om Cheng kan PNS. Emang bisa ambil cuti segitu mudahnya?"

Om Cheng diam saja. "Terus, aku denger kamu habis di... di...," wajah Om Cheng agak memerah. "... grape?

"Grape? Anggur?" Jin Ling memiringkan wajahnya.

"Diraba-raba!" koreksi Om Cheng berdeham.

"Oh... udah nggak papa, kok. Sizhui-gege udah ngajak jalan-jalan siang tadi. Makanya udah sembuh jiwa dan raga ini," Jin Ling tersenyum manis.

Om Cheng narik pipi Jin Ling, dengan peka berkata, "Kamu! Kamu punya perasaan buat Sizhui!?"

Wajah Jin Ling merah. "Apaan sih, Om!" Jin Ling nonjok ulu hati Om Cheng, gaya malu-malu gukguk.

Wajah Om Cheng mendadak pucat. Dan dia pingsan.

"Eh!? Om Cheng!? Perasaan aku nggak nonjok segitu kencengnya!" Jin Ling mendadak panik. "Aduh, ini gimana asgjshdlkj!"

"La-la-la... aku sayang sekali! pada Lan-er gege!" suara senandung nada lagu Doraemon terdengar dari luar. Om Wuxian tiba-tiba masuk ke dalam, diikuti Om Wangji. "Oh, A-Ling! Makan malam mau sama apa?"

"Om Wuxian! Ini! Ini Om Cheng pingsan! Tolongin dong! Ih! Helep!" Jin Ling berteriak.

"Hah!?" Om Wuxian buru-buru menghampiri Om Cheng. Dia segera membuka kemeja putih Om Cheng, "Ah, lukanya kebuka lagi."

"Lu-luka?" beo Jin Ling melihat ke badan Om Cheng. Memang ada perban yang sudah merembes darahnya. "Emang Om Cheng punya luka apa? Luka apa ini?"

"Nggak papa. Kita jahit aja lagi!" kata Om Wuxian dengan bersenandung. "Lan Zhan, tolong ambilin alat-alatnya ya!"

Om Wangji kemudian masuk ke sebuah ruangan, lalu semenit berikutnya ia kembali dengan sebuah kotak di tangan. 

Om Wuxian segera membuka kotak itu dan membuka pula perban dibadan Om Cheng.

Om Wangji dengan sigap menutup mata Jin Ling yang masih polos. "Jangan lihat."

Jin Ling sebagai anak baik menurut dan menunggu. Yang penting Om Cheng-nya selamat aman jaya.

Setelah beberapa lama, Om Wangji akhirnya melepaskan tangannya dari mata Jin Ling. Sekarang Jin Ling bisa lihat perban baru yang diterapkan Om Wuxian pada Om Cheng.

"Ini Om Cheng nggak papa 'kan Om?" Jin Ling bertanya gugup.

"Selaw. Dia 'kan tahan banting," jawab Om Wuxian asal.

Dikira semen empat roda ya, tahan banting.

Sepupuan [ hiatus ]Where stories live. Discover now