十九

4K 665 113
                                    

Om Wuxian sebagai istri yang baik membuatkan minuman untuk para tamunya. Dia udah lupa tadi habis di omelin Om Cheng, jadi dia tersenyum lebar dengan beberapa gelas sirup di tangan.

"Ini, diminum dulu."

Om Cheng dengan galaknya berkata, "Ini nggak ada jampi-jampinya kan?!"

Om Cheng nggak mau kena jampi-jampinya Om Wuxian lagi. Dulu sempet kena matranya, tapi syukurlah udah sembuh berkat obat dari Mama Yanli.

Emang dah tuh orang, sekabupaten pada takut sama nama 'Wei Wuxian' karena jago santetnya.

"Dih, cobain dulu aja. Ini tuh sirup CDF yang diskon di tokonya Jingyi! Rasa cocopandan pula!" Om Wuxian masih inget aja, coco pandan 'kan rasa sirup kesukaan Om Cheng.

Om Cheng dengan sinis melirik Om Wuxian, lalu menatap sirup yang berada di depannya.

"Jiang Wanyin, cobain aja dulu. Adik iparku mungkin dulu penyantet, tapi sekarang udah nggak kok," kata Pakde Xichen dengan senyum 100 wattnya. Pakde nggak tau aja, Om Wuxian memang udah nggak jadi penyantet, tapi santeter, lebih bergensi dan berbayar.

Om Cheng menatap senyum Pakde Xichen. Lalu melirik Om Wuxian. "Tch." Akhirnya diminum juga.

Jin Ling menatap orang dewasa di depannya dengan pandangan aneh.

"Oh ya, Kakak Ipar, tumben kesini nggak bilang-bilang," ujar Om Wuxian membuka topik baru. Ini sih jagonya dia.

"Ahahaha, maaf ya. Jiang Wanyin yang memaksaku untuk pergi kesini. Jadi kita kesini nggak bilang-bilang dulu. Tapi aku sempat ngasih tau A-Yuan kok," kata Pakde Xichen.

"Iya, tadi Pakde ngechat aku. Jadi aku buru-buru pulang," timpal Sizhui sopan.

"Terus, kenapa kamu mau kesini, A-Cheng? Dateng-dateng tadi asal nabrak aja," tanya Om Wuxian menengok pada Om Cheng.

Alis Om Cheng berkedut. "Ini karena aku melihat foto A-Ling yang sedang tidur bersamamu di instagram! Aku tidak mau dia tinggal disini selama Jiejie honeymoon!"

"Tapi A-Ling udah tinggal disini... mm... dua hari...."

"Nggak! Pokoknya hari ini A-Ling bakalan pulang bersamaku!" tegas Om Cheng.

"Jiang Wanyin," Pakde Xichen berkata. "Aku kebetulan ada urusan dengan Adik Iparku dan Wangji. Kamu tadi kesini bersamaku naik mobilku. Kuharap kamu tidak tersesat di jalan nanti."

Wajah Om Cheng merah padam. Ia mengerti maksud Pakde Xichen. Pakde Xichen secara tidak langsung menyuruhnya pulang dari rumah pedalaman ini ke kota jalan kaki.

Yakali gak pegel!? Dua jam perjalanan naik mobil tau!

Apalagi nanti takutnya Jin Ling rewel.

"Kita ada kamar," kata Om Wangji yang masih baik hati.

"Eeh... kamarnya A-Yuan yang lama udah dipake A-Ling. Kakak Ipar punya kamar sendiri, terus A-Cheng dimana dong?" Om Wuxian bingung.

"Jiang Wanyin bisa tidur bersamaku," kata Pakde Xichen membuat geger warga pendengar.

Wajah Om Cheng merah lagi. "Apaan sih!? Mending aku tidur sama A-Ling!"

Jin Ling pucat. Tidur sama Om Cheng itu nggak enak! Om Cheng suka banget gerak pas tidur. Pasti bangun-bangun Jin Ling ada di lantai, ketendang sama Om Cheng.

"Kamarnya A-Ling itu single bed. Kalau kamarnya Pakde Xichen pake kasur queen size kok," kata Sizhui memasukkan minyak tanah ke dalam api. Belakangan, Sizhui bisa melihat pakdenya memberikan jempol sembunyi-sembunyi.

"Oh. Kalau Kakak Ipar nggak papa sama tidur semrawutnya A-Cheng ya nggak papa," kata Om Wuxian nggak peka. "Oh, aku harus ngasih makan ikan koi di depan." Om Wuxian melambaikan tangan bak miss universe. "Enakin aja kayak rumah sendiri."

Om Wangji mengekor dibelakang Om Wuxian.

"A-Yuan, aku perlu bicara," kata Pakde Xichen sambil berdiri dari sofa, diikuti anggukan Sizhui.

Keduanya kemudian pergi ke kamar Pakde Xichen.

Pakde Xichen jarang ke rumah pedalaman Om Wangji sih, tapi dia punya kamarnya sendiri. Katanya biar nggak ganggu pasutri ini.

Sementara itu, Om Cheng dan Jin Ling ditinggal sendirian.

Berasa awkward banget asdfjkl

Sepupuan [ hiatus ]Where stories live. Discover now