twenty-eight // officialy announced as a couple 🔞

23.6K 1.4K 126
                                    

sotd: her life-two feet

sotd: her life-two feet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lucian tidak bodoh. Mata elang tahamnta dapat menangkap Arlene dalam kerumunan orang ketika ia tiba. Ia memang sudah mengharapkan kehadiran Arlene di pesta malam ini tapi tidak menyangka gadis itu datang dengan berpakaian lusuh.

Kemana James?

Lucian harus mengingatkan diri untuk mencari James dan menghukumnya karena melalaikan perintahnya untuk merias Arlene. Mungkin juga karena meninggalkan wanitanya sendirian berpenampilan seperti itu di acaranya.

Lucian mengumpat dalam hati kala menyaksikan Arlene lari mengendap dan masuk ke ballroom, dirinya yang terperangkap di red carpet demi formalitas dan kerumunan orang menghambatnya untuk menyusul Arlene—mengingat selain pesta perayaan ada penggalangab dana dengan Lucian wajah dari penggalangan dana tersebut. Cukup lama Lucian terpaku memuaskan fotografer sebelum akhirnya ia bisa masuk ke dalam karena pengawalnya menyisakan jalan.

Tidak lama baginya untuk menemukan Arlene, namun fakta bahwa Arlene sedang bersama dengan Rodrick membuatnya curiga dan marah, berbagai macam skenario buruk muncul dipikirannya. Dari awal Lucian berjanji untuk tidak mempertemukan Arlene dan Rodrick, namun dengan sendirinya Arlene bertemu Rodrick.

Hal itu mendorong kecurigaan Lucian karena Arlene dengan yakin masuk dan bertemu Rodrick.

Setelah pertikaian kecil Lucian dan Rodrick, ia sekarang menarik Arlene melewati lorong sepi sebelum mereka memasuki lift dan menekan tombol ke lantai delapan belas. Ia sadar bahwa ia tengah memulai perperangan tak kasat mata di keluarga Bonifacio karena satu perempuan yang tengah berdiri seperti anak kucing ketakutan hilang.

Tentu saja karena tadi Lucian menarik tangan Arlene dengan kasar dan mendorongnya sehingga terhantuk dinding lift setelah lama mengabaikannya. Belum sempat Arlene memberontak dan meringis kesakitan, Lucian untuk kesekian kali menarik paksa gadis itu hingga mereka masuk ke pintu besar yang Arlene yakini tempat yang pria itu tempati.

"Hei!" Arlene masih berjuang melepaskan diri dari genggaman kuat Lucian, beberapa kali memukul lengan pria itu, entah darimana keberanian itu mencuat. "Lepaskan aku!" Geram Arlene mencoba memperlambat geraknya dan bagian dari pemberontakan karena ditarik terus menerus seperti boneka.

Lucian tidak menggubris Arlene. Ia masih mengurung tangan Arlene dan menyeretnya ke kamar. Setelah sampai di kamar, Lucian melepaskan Arlene sebelum mendorong gadis itu dan ia duduk ke sofa. Tidak lupa Lucian mengunci pintu agar Arlene tidak kabur sebelum menyimpan akses kebebasan Arlene di saku jasnya.

"Kemarilah." Perintah Lucian menepuk tempat kosong di samping. "Cepat bodoh!" Lanjutnya saat Arlene mematung di posisinya.

Setelah memberanikan diri dan menimbang resiko, Arlene berjalan mendekat dengan masih memeluk badan dan buku pemberian temannya, seakan-akan nyawa berharganya akan terselamatkan dengan buku pemberian Caleb.

DelicateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang