Really Bad Boy

2.7K 315 12
                                    


"Kalau tahu akan begini jadinya

Dari awal aku akan berusaha kuat

Untuk menghindar"

💕

 
Di tengah ruangan besar yang sarat akan manusia, seorang gadis berdiri kikuk. Beberapa menit lalu kekasihnya meninggalkannya sejenak seorang diri disana, di tengah kerumunan orang yang lantas menjadikannya pusat perhatian. Bagai mata pisau, tatapan-tatapan mata itu menghunusnya tajam, meremehkannya. Seakan-akan dirinya penuh hina dan tidak pantas berada disana.

Tapi ia memiliki suatu keyakinan. Semua akan baik-baik saja karena ia bersama pangerannya. Dan pangerannya itu tak lama akan kembali berdiri disampingnya.

Sayang, nasib tak berpihak padanya. Saat tak lama kemudian semua mata tertuju ke arah lain dimana seorang pria tampan memasuki ruangan. Dia pangerannya. Akhirnya, pangerannya tiba.

Sudut bibir gadis itu lantas membentuk senyuman. Namun, tak lama senyuman itu lenyap lantaran menyadari lelaki itu menggandeng gadis lain. Gadis yang berbusana cantik, berbeda dengan dirinya yang hanya memakai gaun sederhana. Lelaki itu tersenyum lembut pada gadis cantik itu. Sorot matanya penuh damba seakan menyiratkan bahwa hanya gadis itulah yang paling cantik di dunia.

Lelaki itu melewatinya begitu saja. Tak menyadari keberadaannya. Saat gadis itu memberanikan diri memanggilnya, hanya tatapan malas yang ia dapat. Membuat gadis itu terperangah tak percaya.

Tak sampai disitu. Si gadis cantik yang bersamanya ikut memperkeruh suasana. Ia mengolok dan mengejeknya. Berkata bahwa ia seorang pecundang. Tak pantas memiliki mimpi yang tinggi bersama pria tampan bak pangeran dari negeri dongeng. Bermimpi menjadi putri dari negeri dongeng pun tak pantas. Ia hanya upik abu, yang takkan pernah berubah menjadi Cinderella.

Bisik-bisik dari arah kerumunan mulai terdengar. Makian-makian, tawa-tawa mengejek menggema mempecundanginya.
Tak jauh berbeda dengan lelaki itu. Lelaki yang sudah ia anggap sebagai pangerannya. Lelaki pertama yang masuk ke hatinya, yang ia percaya, yang menjadi harapan satu-satunya untuk menolong, ternyata ikut menertawakannya bersama gadis cantik disampingnya.

Semua menertawakannya. Tawa-tawa itu masih menggema. Kencang dan semakin kencang. Menyudutkannya. Dengan kedua tangan ia menutup telinganya rapat. Menghalau suara-suara cemoohan yang membuat telinganya berdengung.

Ia bergerak gelisah. Napasnya memburu. Keringat dingin mengucur dari pori-pori dahinya. Kedua bola matanya bergerak gelisah dari balik kelopak yang tertutup rapat.

Dalam sekali sentakan, Carla tersentak bangun dari tidurnya. Napasnya terengah, berkejaran seperti habis berlari.

Mimpi buruk itu lagi.

Setelah sekian lama ia melupakannya, mimpi buruk itu datang lagi tanpa permisi. Kejadian buruk yang sudah ia kubur rapat-rapat dalam memori terdalam dan tidak akan pernah ia buka. Tapi sekarang tiba-tiba muncul lagi.

Carla terduduk, mengatur napasnya. Ini pasti gara-gara melihat Raka dengan seorang perempuan yang tak dia kenal di apartemennya.

Sejak kejadian buruk di masa lalu itu, Carla membentengi diri. Membangun bentengnya sendiri tanpa mengizinkan orang lain masuk ke dalamnya, terutama dari pria yang mendekatinya. Carla takut dikecewakan lagi. Ia takut dipermalukan lagi.

Roller CoasterWhere stories live. Discover now