18 • Let It Go

1.9K 322 18
                                    

Part 18 : Let It Go #Xiaojun

•••






'Seorang mantan narapidana, tewas bunuh diri akibat melompat dari kamar apartementnya. Di duga depresi.'








Tidak ada yang pernah menyangka kapan manusia menutup usia. Setidaknya itulah yang selalu di pikirkan oleh seorang pemuda bernama lengkap Xiao De Jun itu. Ia tidak pernah berfikir kalau akan kehilangan sosok ibu secepat ini. Padahal dia masih ingat obrolan singkatnya dengan sang ibu tadi pagi, atau makan malam mereka tiga hari yang lalu.

Xiaojun berdiri dengan wajah datar tanpa emosi. Melihat dengan berdiri tegap pemakaman sang Ibu. Tidak ada air mata yang mengalir atau raut kesedihan yang terlihat di wajahnya, tapi dari genggaman tangannya yang sangat kuat di tangan sang kekasih, cukup membuat kekasihnya mengerti bagaimana perasaan pemuda itu.

Yeri hanya bisa membalas genggaman tangan itu tanpa suara, mencoba memberikan kekuatan kepada Xiaojun untuk bertahan dan bersabar. Gadis itu tahu benar bagaimana rasanya kehilangan sosok yang sangat di sayangi. Walau Xiaojun terkena dampak buruk akibat di penjaranya sang ibu dulu, namun Yeri tahu kalau Xiaojun adalah laki-laki penyayang yang akan selalu menyayangi keluarganya.

Kehadiran Mark, Lucas, Xiaojun, Hendery dan kakaknya lah yang membuat Yeri bangkit dari kesedihannya. Yang membuat Yeri bertahan dari sakit yang di deritanya. Yang membuatnya paham bahwa di dunia ini ia tak sendiri, masih banyak orang yang begitu menyayanginya. Dan semenjak kepergian ibunya, merekalah orang-orang terpenting dalam hidupnya. Seseorang yang selalu menghibur dan memberinya kekuatan untuk tak berlarut dalam kesedihan.

Kini, giliran Yeri yang harus menghibur orang-orang itu. Walau hanya mampu meminjamkan tangan, Yeri akan selalu berdiri di samping Xiaojun selama pemuda itu menginginkannya.

Lucas, Hendery dan Mark berdiri di belakang mereka. Kini, Xiaojun sudah tak memiliki siapapun lagi selain pamannya, Kun. Pria itu yang selama ini selalu ada dengan Xiaojun. 

Namun, satu hal yang memenuhi pikiran Yeri saat ini. Jika ia pergi nanti, akankah Xiaojun tetap tegar seperti ini? Akankah sahabatnya yang lain tetap tenang seperti ini?

•••


Langit mulai meredup, orang-orang yang datang mulai berangsur pulang. Menyisakan beberapa orang yang terasa enggan meninggalkan area pemakaman.

"Ojun," Lucas menyentuh pundak sahabatnya itu, memberi tanda ajakan untuk pulang karena tidak baik jika mereka terlalu lama di sana.

Pandangan Xiaojun yang terfokus pada nisan sang ibu beralih kepada sosok pamannya yang masih menangis. Dia melangkah, melepaskan tautan tangannya pada sang kekasih dan menuju pamannya. Menepuk pundak sang paman pelan.

"Udah cukup paman, kita pulang!"

Kun mengangguk dan menyeka air matanya. Ia tak menyangka akan secengeng ini kehilangan kakaknya. Xiaojun menggiring pamannya menjauh dan mengantarkannya kepada teman-temannya.

"Kamu gak pulang?" pertanyaan lembut dari Yeri membuat Xiaojun menoleh, dia memang belum berniat untuk pulang.

Tangan pemuda itu terangkat menangkup sebelah pipi Yeri. "Paman belum makan dari tadi,"

Yeri's Protectors | SM 99LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang