00

15.1K 1.3K 325
                                    


•••

Keringat sebesar biji jagung turun perlahan dari pelipisnya. Kedua kakinya bergerak resah di bawah meja. Tangannya meremas dengan erat tali totebag abu-abu dengan sablonan semangka yang ia bawa. Netranya meradar sekitar takut-takut ada salah satu atau bahkan semuanya yang selalu membuntutinya.

Gadis berkepang dua itu menghela nafasnya lega kala tak merasakan kehadiran orang yang ia kenal di cafe ini. Ia melirik ponselnya tepat saat layar itu menampakan sebuah nomor tanpa nama menghubunginya. Senyuman seketika tersungging di bibirnya, dengan segera ia mengangkat telefon tersebut tanpa ragu.

"Ha-halo?" sapanya gugup. Terdengar tawa kecil dari sebrang sana, menghadirkan kernyitan di kening si gadis.

"Hai ini aku, yang di facebook." Otomatis, sudut bibirnya memunculkan lengkungan bahagia.

"Park Jihoon ya?" tanyanya memastikan. Lagi, hanya tawa yang dapat ia dengar.

"Iya, kamu udah sampai cafe?"

Ia mengedarkan pandangannya lagi pada penjuru cafe. "Belum."

'Pura-pura belum dateng kalau dia tanya lo udah sampe atau belum.' Setidaknya begitu amanat Chaeyoung padanya.

"Aku kira udah, soalnya aku liat cewek yang penampilannya mirip sama ciri-ciri yang kamu sebut tadi."

Gadis itu mengernyit sesaat. Apakah amanat Chaeyoung gagal ia lakukan?

"Rambut item kepang dua, kemeja item dan rok kotak-kotak merah. Tas gambar semangka dan hp dengan inisial 'm'. Itu kamu kan? Yang sekarang lagi duduk di cafe sendirian."

Jackpot! Itu benar-benar dirinya. Ia menutup wajahnya malu. Ia ketahuan berbohong. Padahal belum bertemu. Duh!

Suara tawa pelan kembali terdengar, namun kini terasa lebih dekat. "Kamu lucu."

Wajahnya merona malu. Suara itu ia dengar secara langsung di telinga kirinya. Saat ia melirik, yang di dapatinya malah wajah seorang pria.

Ia tersentak karena jarak wajah mereka terlalu dekat. Wajahnya semakin merah. Malu stadium empat. Apalagi saat laki-laki itu tertawa. Rasanya ia ingin mengubur dirinya saat ini.

Dia baru saja di bilang lucu. Memangnya dia badut? Dia kan tidak sedang melucu.

Laki-laki bernama Jihoon itu kemudian mendudukan diri di depan si gadis. Tangannya terulur lengkap dengan senyum manisnya yang imut.

"Nama asli kamu? Kamu kan udah tau namaku." Ujarnya.

Si gadis membalas senyum itu dan mengulurkan tangannya. Hendak menyambut ajakan perkenalan laki-laki yang ia kenal melalui media sosial.

Sedikit lagi tangannya akan bersentuhan dengan tangan laki-laki lain, sedikit lagi ia akan berkenalan dengan laki-laki lain. Sedikit lagi, maka —

'PTAK!'

"JAUH-JAUH DARI YERI, BANGSAT!"

— harapannya memiliki kekasih gagal.

Empat laki-laki kini berkumpul di meja yang Yeri tempati. Keempatnya menatap Jihoon dengan pandangan seolah siap membunuh.

Yeri sendiri hanya bisa pasrah saat salah satu dari mereka menariknya agar menjauh dari meja.

'BRAK!'

Meja itu di gebrak dengan keras oleh seorang laki-laki jangkung.

"Lo! Siapa sih?! Beraninya deketin Yeri!" Tegasnya.

Yeri's Protectors | SM 99LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang