Because of You ¦ Tiga

38 5 2
                                    

Happy Reading!
Vomment juseyo~
🐣
--------๑๑๑--------

3. Habis Kesabaran

-••-

Tahukah kamu? Satu senyuman darimu adalah sebuah candu.

-••-

Ujian semester sebentar lagi, tapi Bella malah di hadapkan oleh masalah yang di buat oleh Brian. Bagaimana tidak? Keesokan harinya setelah pengakuan yang dilayangkan oleh Brian padanya membuat fans cowok itu menyerang Bella.

Tatapan-tatapan tak suka di arahkan kepada Bella. Ada juga yang mengolok-olok dirinya. Seperti, "oh, jadi ini pelakor dari hubungannya Brian sama Sasha?" Seorang kakak kelas berkata nyaring di sebelah Bella yang sedang mencuci tangan di wastafel toilet.

Benar kata Lala, fans Brian itu pada toxic semua.

Sudah, Bella sudah tak tahan lagi. Dengan napas memburu, Bella mencari keberadaan Brian setelah bertanya pada Lala. Tentu saja sahabatnya itu berusaha menahannya.

"Eh, Bel, lo yakin mau nemuin si Brian? Gue takut lo di apa-apain sama dia." Ujar Lala yang terus mengikuti langkah Bella.

"Gue udah nggak kuat, La. Semua murid yang ada disini nganggep gue sebagai pelakor! Gue nggak terima." Bella mempercepat langkah, tak mempedulikan suara Lala yang terus memanggil dirinya.

Bella memang jarang keluar kelas dan selalu terlihat belajar, tapi jangan mengira dirinya seperti anak cupu yang kikuk dan takut pada seseorang yang bernama Brian. Ia bukan orang yang seperti itu.

Kaki-kaki jenjangnya membawa Bella ke arah lapangan basket indoor. Sepi. Netranya mulai menyapu sekitar dan mendapati beberapa cowok tengah duduk di tribun sambil tertawa jelek-setidaknya menurut Bella. Dengan tak sabaran, Bella melangkah menghampiri sekumpulan orang yang ternyata adalah Brian dan gengnya.

Agam yang telah menyadari keberadaan Bella-pun menyenggol lengan Brian. "Bri, keknya ada yang nyariin lo." Bisiknya yang langsung di dengar oleh Brian.

"Siapa?" Brian mengikuti arah pandang Agam, lalu tersenyum miring. Ia bangkit berdiri kemudian melangkah menuju tempat Bella berada.

"Kita harus bicara!" sembur Bella langsung.

"What- kita? Gue sama lo tuh nggak pernah jadi 'kita' kalo lo belum tau." sahut Brian dengan menekankan kata 'kita' pada ucapannya.

Bella mengerang kesal, lalu tanpa pikir panjang ia menarik tangan Brian dengan sekuat tenaga membuat cowok itu sedikit terhuyung.

"Apa apaan sih lo?!" Brian meronta berusaha melepaskan cekalan tangan Bella. Karena tenaga yang di gunakan Brian terlampau kuat, Bella jadi terhuyung ke belakang membuat punggungnya akan menyentuh tanah jika saja sebuah tangan tak menangkapnya.

5 detik berikutnya, kedua pasang mata itu saling bertubrukan sebelum akhirnya dengan tega Brian menarik tangannya yang bikin Bella terhempas jatuh ke tanah.

"Aw!" Seru Bella mengaduh.

"Modus ya, lo?!" Tuding Brian nyolot.

Bella bersungut-sungut, ia bangkit berdiri sambil menepuk-nepuk rok abunya yang terkena debu. "Siapa juga yang mau modus sama cowok kerdus kek lo, ha?" sahut Bella tak mau kalah.

"Terus kenapa lo narik-narik gue segala, heh? Emang gue hewan apa?" Brian menaikkan suaranya 1 oktaf.

Bella menarik napasnya dalam-dalam, berharap emosinya tak tersulut. Lalu tersenyum-senyum yang di buat-buat. "Gini ya, cowok yang 'sok' ganteng sejagat raya, gue minta lo bilang ke fans-fans lo itu kalo kita gak pernah pacaran!" Ucap Bella penuh penekanan.

"Emang lo siapa berani nyuruh-nyuruh gue?" Brian masih nyolot.

"Karena berkat pengakuan lo yang dusta itu, semua fans lo nganggep gue pelakor! Jelas-jelas disini gue yang jadi korban, tapi kenapa malah gue yang di cap sebagai tersangka?!"

Brian memasukkan kedua tagannya ke dalam saku celana. "Bukan urusan gue,"

Bella membalalak tak percaya, bagaimana ceritanya ini bukan urusannya? Sangat jelas jika cowok itu biang masalahnya. Tapi dengan tidak tahu diri-sudahlah, Bella sudah tidak bisa menahan amarahnya kali ini.

Maka dari itu, tanpa aba-aba kaki kanan Bella bergerak menendang 'junior' Brian dengan sangat keras membuat sang pemilik mengaduh kesakitan sambil membungkuk.

"GILA YA, LO?!" bentaknya sambil mengaduh.

"Rasain! Itu balasannya kalo lo mempermainkan gue." Sahut Bella penuh penekanan sebelum akhirnya meninggalkan Brian sambil bersungut-sungut.

-••-

Bel tanda masuk baru saja berbunyi, namun Bella enggan meninggalkan tempat duduknya. Ia malah meletakkan kepalanya di atas meja perpustakaan dengan alas buku Geografi yang tadi ia pinjam.

Setelah melabrak Brian tadi, Bella segera melangkahkan kakinya ke perpustakaan. Satu-satunya tempat paling sunyi di sekolah. Setidaknya ia tidak mendengar berbagai nyinyiran yang di layangkan ke arahnya.

Bella menghela napas berat, bahkan sekarang hampir semua teman sekelasnya memusuhi Bella-kecuali Lala tentunya. Kalian tahu, tidak ada orang yang baik-baik saja saat ia di kucilkan.

Semua ini gara-gara cowok songong itu. Siapa lagi jika bukan Brian. Mengingat tentang Brian, suasana hatinya kembali memburuk.

"Lo nggak ke kelas?" Sebuah suara yang mulai familiar di telinganya, menginterupsi Bella untuk menegakkan tubuh.

"Bara? Lo kok disini?" Bella terheran-heran saat mendapati Bara tengah duduk di hadapannya.

"Kelas gue jamkos, jadi gue mutusin ke sini. Kalo lo? Jangan bilang kalo lo mau bolos?" Tukas Bara tanpa menyurutkan senyumannya. Senyuman yang membuat candu siapa saja yang melihatnya.

Bella tersenyum smirk. "Boleh juga ide lo,"

Lalu mereka tertawa bersama, membuat suasana perpustakaan yang awalnya hening menjadi sedikit terisi.

Bella melirik jam tangannya, lalu bangkit berdiri. "Gue udah telat nih. Duluan ya, Bar!"

Bara mengangguk, membiarkan Bella melangkah keluar meninggalkan dirinya.

Kaki Bella yang semula berlari kecil harus terhenti saat seorang siswi menghadang jalannya.

"Gue pengen ngomong sama lo," kata siswi itu yang tak lain adalah Sasha. Ia berkata pelan, namun untungnya Bella masih mendengar suaranya.

"Eh, sori. Gue udah telat ini,"

"Kalo gitu nanti pulang sekolah temuin gue di taman deket kelas sebelas ips lima." Setelah itu, Sasha pamit pergi dengan wajah sayunya.

Bella tak sempat memikirkannya, tapi yang penting ia sudah mengangguk menyanggupi sebelum akhirnya buru-buru berlari menuju kelasnya.

TBC.

-••-

Aku sedang bingung sama visualnya Bara :(

Because of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang