Because of You ¦ Awal

142 13 3
                                    

Happy reading!
Don't Forget to Vomment!
🐱
--------๑๑๑--------

Awal

-••-

Aku bersyukur saat mendapati diriku masih bisa bersyukur dalam titik terendahku. Tapi, aku akan lebih bersyukur jika Tuhan mengirimkan dirimu untuk menguatkan aku dalam titik terendahku.

-••-

"Bel, ini pesanan meja nomor 12."

"Bel, tolong cuci piring bentar."

"Bel, abis nganter jus, goreng kentangnya ya."

"Bel,"

"Bel,"

"Bel,"

"Bel,"

Hari ini kafe tempat Bella bekerja sangat ramai. Membuat gadis dengan rambut sebahu tersebut harus sedikit kewalahan. Sebenarnya kafe ini mempunyai 3 pekerja, namun satunya tidak masuk karena sakit. Akibatnya Bella harud bekerja 2 kali lipat di banding hari biasa.

"Tumben lo gak belajar?"

Suara itu membuat Bella menoleh. "Ah, enggak Mbak. Gue lagi capek, huff."

"Katanya lo besok ulangan fisika," Ayu-salah satu karyawati kafe-ikut duduk di sebelah Bella.

Saat ini mereka sedang istirahat, karena kafe mulai sepi menjelang larut malam. Hanya beberapa saja yang menyempatkan mampir.

"Oh iya! Ah, gue lupa."

Bella segera menyambar tasnya di loker lalu kembali lagi di ruangan khusus karyawan.

"Untung Mbak Ayu ngingetin, kalo enggak, gue pasti udah tidur cantik."

Ayu terkekeh. "Kalo taunya gitu, gue gak bakalan ngingetin tadi."

"Yee, Mbak Ayu jahat banget sih," Bella mengerucutkan bibir, lalu kembali fokus pada buku Fisikanya.

"Lagian ya Bel, kenapa sih lo milih kerja? Padahal lo kan masih kelas dua SMA. Seharusnya di umur lo yang segini, lo tuh cuma mikir belajar, hang out sama temen, atau kencan."

Bella menghela napas. "Gue nggak ada waktu buat mikir semua itu mbak, kecuali belajar."

"Hmm, ya udah deh. Mbak cuma nggak tega aja ngeliat kamu kaya gini." Ayu menepuk bahu Bella pelan. "Mbak nyusul Anin dulu, kamu pulang sekarang juga nggak papa. Biar sisanya Mbak yang ngurus."

"Bener Bella boleh pulang Mbak?" Tanya Bella menatap Ayu sangsi.

"Cuma hari ini aja, besok lo harus kerja sampai pagi." Canda Ayu sambil lalu.

Bella tersenyum lebar. Sudah lama ia tak pulang lebih awal. Selalu larut malam. Meski begitu, Bella selalu menyempatkan untuk membuka buku. Ia harus mempertahankan nilainya jika tak ingin beasiswanya di cabut.

Usai mengganti baju dan membereskan buku-bukunya, Bella melangkah menghampiri sepeda usangnya. Lalu mengayuhnya pelan menuju rumah.

Bella menempuh waktu 20 menit untuk sampai di rumah. Setelah memarkirkan sepeda, Bella segera membersihkan diri.

"Kamu udah pulang, Bel? Tumben."

"Nenek? Kok belum tidur?"

Neneknya tersenyum, "ini mau tidur, Nenek abis dari kamar mandi."

Bella menghampiri Nenek lalu menuntunnya ke meja makan. "Bella tadi mampir beli martabak manis kesukaan Nenek. Nenek mau?"

Bella mengeluarkan sebungkus martabak manis dari dalam plastik, membuat Neneknya tersenyum lebar.

"Wah, Nenek bakal ngehabisin ini dulu sebelum tidur." Katanya lalu mencomot sepotong martabak lalu memakannya.

Bella menarik kedua sudut bibirnya. "Jangan terlalu malem kalo tidur Nek. Nenek harus jaga kesehatan."

Sejak kelas 2 SMP, Bella hidup dengan Neneknya. Ayahnya meninggal sebelum ia lahir, dan Ibunya meninggal karena sakit 5 tahun lalu. Itu artinya, Bella hanya mempunyai Nenek di dunia ini. Maka dari itu, Bella sangat menyayangi Neneknya. Namun, beberapa bulan ini Neneknya sering sakit. Membuat Bella sangat khawatir.

Bella sudah menyuruh Nenek untuk periksa ke rumah dakit, tapi beliau menolak. Katanya, mereka harus menghemat uang. Karena biaya di rumah sakit pasti mahal. Belum lagi mereka juga harus membeli kebutuhan lainnya.

Dan sejak itu, Bella mulai bekerja. Karena Neneknya sudah tidak bisa lagi bekerja, maka dirinyalah yang menggantikan Nenek mencari nafkah.

Akibatnya waktu Bella untuk belajar menjadi tersita banyak. Membuat ia khawatir akan nilainya. Kemarin, ia mendapat peringatan pertama dari Bu Arin soal nilainya.

"Bella, akhir-akhir ini Ibu lihat nilai kamu selalu turun. Kamu ada masalah?" Tanya Bu Arin waktu itu.

Bella menunduk. "Maaf bu, saya akan meningkatkannya lagi."

"Bella, kamu tau kan kalau peringkatmu turun saat ujian semester nanti, beasiswamu akan di cabut?"

Bella meneguk salivanya susah payah. "Sa-saya tahu bu,"

"Ya sudah, Ibu cuma mengingatkan saja. Kamu boleh pergi."

Bella menghembuskan napas panjang. Karena keseringan lembur, Bella jadi tak bisa fokus dengan belajarnya.

Jika beasiswanya di cabut, Bella tak bisa sekolah. Dan jika ia tak bisa sekolah, maka Bella akan membuat Neneknya sedih.

Mengingat tentang Neneknya, membuat semangat Bella kembali menyala.

"Gue nggak boleh nyerah. Gue pasti bisa. Fighting!"

TBC

-••-

First impression? Semoga suka ya.

Aku masih amatir, jadi kritik atau saran sangat di butuhkan.

Jangan lupa tinggalkan jejak~~❤

Because of YouDonde viven las historias. Descúbrelo ahora