Because of You ¦ Dua

46 7 4
                                    

Happy reading!
Don't forget to vomment~
🍦
_______________๑๑๑_______________

2. Annoying

-••-

Bisakah kamu tidak membuatku kesal sehari saja? Aku takut, rasa benci ini akan berubah menjadi perasaan yang tak ku inginkan kehadirannya.

-••-

"Apa-apan sih, lo?!" Bella menyentak tangan Brian kasar setelah sadar apa yang telah terjadi.

Brian menghadap ke arah Bella sepenuhnya. "Lo pacar gue hari ini," ujarnya santai sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

"Apa? Lo gila, ya?!"

"Enggak tuh, gue masih waras sejak kemarin."

Bella berdecak kesal. "Lo-" Bella menarik napas sebelum bicara untuk mengurangi kadar emosinya. "Gini ya, gue sama sekali nggak pernah kenal sama lo. Bicara nggak pernah, berpapasan juga nggak pernah. Jadi, ngapain kita harus pacaran Hah?!"

Brian menangkat bahunya singkat. "Yaudah kalo lo nggak mau, kita putus aja. Beres, kan? Kenapa harus di besar-besarin sih? Alay banget jadi cewek."

"Pu-putus kata lo?! Gue nggak pernah nerima lo jadi pacar gue ya!"

Senyuman miring tercetak di bibir Brian. "Oh, jadi lo nganggep perkataan gue tadi serius? Gue becanda kali. Lo pikir gue juga mau jadi pacar lo?"

Bella menatap Brian tak pecaya. "LO-"

"Bella!" Panggilan itu membuat kalimat Bella harus terhenti di tenggorokannya, kemudian ia menoleh ke arah sumber suara.

"Bara..,"

"Loh Brian? Lo kenal juga sama Bella?" Bara menatap Brian dan Bella bergantian.

"Bukan urusan lo." Tekan Brian tajam, lalu berbalik meninggalkan Bella berdua dengan Bara.

"Lo kenal sama cowok itu..?" Bella bertanya dengan nada ragu.

Bara tersenyum, lalu mengangguk. "Kenal. Dia kan adik gue,"

-••-

"Sejak kapan lo jadian sama Brian, Bel? Lo kok nggak pernah cerita sih? Pokoknya lo utang-"

Bella buru-buru membungkam mulut Lala dengan telapak tangannya. Telinganya sudah capek mendengar pertanyaan-pertanyaan yang di lontarkan oleh sahabatnya itu tiada henti.

"Lo diem dulu ya, La. Gue masih kesel ama yang namanya Brian tadi. Seenak jidat ngumumin kalo gue ini pacarnya. Plis deh, ngobrol sama dia aja gak pernah." Sungut Bella.

Lala segera mengenyahkan telapak tangan Bella dari mulutnya. "Tangan lo bau, ih!"

Bella merotasikan kedua bola mata-nya.

Saat ini mereka berdua tengah berada di rooftop. Tentu saja semua itu berkat ide gila Lala, dengan dalih 'bersembunyi dari para netijen yang haus akan kualifikasi dari Bella'. Mengabaikan waktu yang sebentar lagi akan membunyikan bel masuk.

"Jadi, Brian tadi cuma pura-pura? Astaga, emang rajanya dusta si Brian itu." Lala ikut bersungut.

"Kata Bara tadi, Brian adik kandungnya. Emang bener?" Bella mengganti topik.

"Iya. Itu udah jadi rahasia umum sih." Kemudian Lala menghadap ke arah Bella sepenuhnya. "Kayanya penyakit kudet lo udah tingkat dewa deh, Bel."

"Lo kan tau sendiri, gue itu sibuk belajar kalo di sekolah. Bukan sibuk gosip, kek orang yang gue kenal." Sindir Bella telak, bikin Lala mendelik.

Because of YouWhere stories live. Discover now