3. Be A Real Cinderella

9.4K 948 12
                                    

~ Putri sejati dilahirkan oleh keadaan, termasuk Cinderella... ~

Avelia tak menyangka kalau Papa benar-benar serius dengan kata-katanya. Hanya dalam beberapa hari menyiapkan dokumen, pria tua itu telah berhasil tersenyum lebar di depan notaris dengan perjanjian resmi di tangannya.

Jadi dengan perasaan campur aduk, Avelia benar-benar keluar dari rumah Papa, hanya dengan uang tabungan tunai sebesar 5 juta rupiah dan sebuah koper juga ransel. Untunglah, apartemen Jaya sudah lama kosong dan ia bersama istrinya, Tiar tinggal di rumah dinas.

"Hitung-hitung ada yang bersihin!" Itu alasan Tiar saat Avelia berterima kasih untuk biaya sewa yang teramat murah. Ia harus membayar Tiar sesuai perjanjian dengan Papa. Kecuali ia mendapat fasilitas dari tempatnya bekerja, semua akomodasinya harus dibayar.

Padahal Avelia masih belum tahu apa yang harus ia lakukan untuk menghasilkan uang dengan cepat. Ia sudah mencoba melamar menjadi koki di beberapa restoran, tapi gajinya jauh dari harapan. Avelia belum pernah bekerja di restoran manapun di Indonesia, dan beberapa kali melakukan pekerjaan part-time selama di Sydney ternyata tak banyak membantu.

Yang membuat Avelia mengerti kemudian, alasan Papa begitu senang saat ia menandatangani perjanjian adalah... Papa telah menghubungi semua perusahaan yang ia tahu dan ia kenal, bahwa seorang gadis bernama Avelia Shamsiah Al Farizi sedang mencari pekerjaan. Dengan caranya yang halus, hampir semua perusahaan yang didatangi Avelia selalu menolaknya.

Bahkan yang menyebalkan Avelia saat mendengar informasi dari Lily.

"Ve, lo mau merit sama siapa?" tanya Lily melalui telepon.

Kening Ave berkernyit. "Maksud lo apa, Kak?" tanya Ave. Sekarang ia harus memanggil Lily dengan sebutan itu. Ajie sudah berkali-kali menegurnya. Pria itu tak mau saat anaknya lahir melihat sang adik yang tak sopan pada istrinya.

"Ini loh... Papa minta bantuan Emak buat nyariin perancang baju pengantin dan kebaya buat nikahan. Trus Emak gue nanya ke gue, emang lo mau nikah ama siapa?"

Ave menghembuskan napas kuat-kuat. Duh Papa. Belum juga seminggu!

"Gak ada, Kak. Papa pasti ngerasa udah menang, makanya dia siap-siap gitu. Enggak deh! Lupakan! Bilang aja ke Emak kalo gue gak mau nikah."

"Hahaha. Nikah aja, Ve. Enak kok nikah itu! Ada yang lo bantai suka-suka lo tiap hari. Ada yang lo jahilin tiap hari. Tapi yang paling nyenengin itu ada yang belain lo depan siapapun. Beneran. At least gue udah buktikan." cerita Lily penuh semangat. Terdengar suara berat seseorang di dekat Lily. Lalu Ave bisa mendengar suara perdebatan disertai tawa di ujung telepon. Ave ikut tersenyum. Pasti itu Ajie yang sedang protes.

"Eh itu mah elo kali, Kak! Mas gue aja bego mau punya bini model lo." Tawa Lily terdengar, membuat senyum Ave mengembang lagi, teringat wajah Masnya yang juga sering tertawa sendiri sekarang. Mungkin kekonyolan istrinya sudah menular padanya. Tentu saja, Ave juga ingin punya pernikahan bahagia seperti itu. Tapi tidak sekarang.

"Yee makanya. Lo gak ngiri punya laki model gitu?"

"Masalahnya gue mau dijodohin sama anaknya teman Papa yang gue juga gak tahu siapa," kata Ave murung.

Terdengar helaan napas Lily. "Hmmm, iya juga ya."

Untunglah, beberapa hari kemudian, sebuah petunjuk akhirnya datang juga. Saat ia menerima pesan Whatsapp dari Natasha.

[Natty: Ve, can we meet?]

[Ave: Sure, Mbak. Where? Now? I'm in the apt now.]

[Natty: Wait for me in the cafe apt ya. 3 pm ya.]

Putri Matahari & Pangeran Salju (TAMAT - NOVELTOON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang