7. Stay With Me

4K 252 3
                                    

Stephanie's POV

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Stephanie's POV

Aku harus berpisah dengan Nala karena lokasi loker kami berjauhan. Tak sengaja aku melihat Ed yang sedang berbincang dengan Nala. Aku sangat ingin berbicara dengan Ed, tetapi aku merasa tidak enak memotong pembicaraan mereka, akhirnya aku memutuskan untuk menunggu saja sampai mereka berdua selesai, mumpung aku masih agak jauh, aku masih bisa berjalan pelan untuk menghampiri mereka.

"Boleh aku berbicara dengan Ed?" tanyaku tiba-tiba, tepat saat pembicaraan mereka selesai. Nala mengangguk dan bilang tidak apa-apa, aku menunggu sampai dia berbelok menuju kelas Biologinya.

"Ada apa?" tanya Ed sambil memasukkan tanganya ke jaket barunya mungkin? Aku belum pernah melihat jaket itu sebelumnya.

"Aku ingin membicarakan sesuatu, mengenai...kita," ucapku sambil berjalan mendekati loker dan membelakanginya, aku bersandar dan melipat tanganku di dada.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Ed. Ia mengeluarkan tangan kanannya dari saku jaketnya.

"Aku ingin mengaku, aku masih mencintaimu Ed, aku khawatir sekali dengan keadaanmu setelah serangan itu, aku sangat putus asa, aku selalu memikirkanmu dan aku selalu menyalahkan diriku atas apa yang menimpamu dan Delissa. Aku tidak pernah berhenti berharap agar suatu saat kita akan bertemu lagi dalam keadaan baik-baik saja, aku masih mencintaimu Ed," jelasku panjang lebar, tiba-tiba saja pandanganku menjadi buram.

"Lalu apa yang kau inginkan?" tanya Ed yang hanya menundu. Tidak menatapku.

"Aku ingin kau menciumku untuk yang terakhir kalinya atau mungkin satu pelukan saja sudah cukup, aku benar-benar merindukanmu," pintaku. Pandanganku semakin buram lalu aku merasakan air mata mulai mengalir di pipiku.

Ed mengangkat kepalanya lalu tersenyum menatapku. Tangannya bergerak melingkari tubuhku lalu aku merasakan hangat tubuhnya. Aku menerimanya, membalas pelukannya dengan erat. Secara perlahan aku melepaskan pelukan dan ia pun melepaskannya. Aku merasa sangat lega.

Ed tersenyum lalu membelai pipiku dengan lembut sebelum ia menjauh dari hadapanku. Tetapi suatu suara nyaring membuat Ed yang sudah lumayan menjauh berbalik dan berlari menghampiriku kembali. Suara alarm, ini...alarm..., suara ricuh datang dari koridor tempat dimana kelas Biologi berada, pemain football dan cheerleader berlarian.

Oh tidak! mayat hidup! Kenapa? Apa yang terjadi?!

Ed menarik tanganku untuk berlari menjauh dari sana, aku pun masih dalam keadaan terkejut. Tetapi aku tetap berbalik dan mengikuti kemana Ed membawaku, semua orang panik dan beberapa orang membagikan berbagai macam senjata kepada setiap orang, aku dan Ed mendapatkan masing-masing satu senapan.

Mengapa tersebar begitu cepat?!

Di depanku, ada seorang perempuan yang sedang dinikmati oleh beberapa mayat hidup, dia berteriak minta tolong dan aku pun membidik kepalanya dan menembaknya, dan ia seketika tidak bernyawa.

The Way OutOnde histórias criam vida. Descubra agora