"Tunggu sebentar!"

Aku berlari setelah mengambil tas selempang yang terletak begitu saja diatas kasur. Aku harus bergerak cepat atau tidak pria itu akan terus mengoceh. Sungguh, aku tidak ingin pria itu terus mengoceh karena suaranya membuat telinga ku sakit ketika mendengarnya.

Dia sangat berbeda dengan Yoongi. Ah... bodoh mengapa aku masih mengingatnya. Sepertinya aku lupa dengan tujuan ku ke negeri ini.

"Kau ini lambat sekali jika di panggil kau harus cepat!"

"Berhentilah mengomel kau tidak lihat aku tadi berlari"

"Huh! kaki mu itu pendek sekali, makanya larinya lambat"

Kurang ajar sekali pria hitam itu mengatai kaki ku pendek. Oh iya... aku lupa memberi tahu kalian tentang sifat Mingyu, tapi apa itu penting? baiklah mungkin lain kali, tapi salah satu sifatnya adalah dia itu menjengkelkan!

Dia mulai berlari meninggalkan ku, ah...sial dia itu mejengkelkan sekali.

"Yak! jangan mengejek ku!"

Tuhan ku mohon biarkan aku melupakannya, biarkan aku bahagia dan biarkan dia untuk bahagia.

Tuhan aku tidak menyalahkan Mu untuk rasa sakit yang aku rasakan, tapi setidaknya bantu aku untuk bisa melupakannya.

Kebahagian ku benar-benar sesaat, di saat hati ini mulai terbuka namun waktu telah merebutnya.

Aku tidak menyalahkan waktu, ini salah ku (?) karena telah berani membuka hati padahal hati telah tahu jika dia bukan mencintai ku. Tapi dengan percaya dirinya aku membuka hati dan membiarkannya masuk.

"Yak! jangan melamun terus!"

"Bisa tidak kau pelankan suara mu"

Pria hitam dan tinggi ini sungguh menjengkelkan. Sejak pertama bertemu sampai sekarang dia terus saja berteriak tidak jelas membuat gendang telinga ku sakit.

Tunggu, aku baru sadar dia membawa ku kesebuah gunung dengan jurang yang lumayan curam.

"Kenapa kau membawa ku kesini, kau ingin membunuh hah?"

"Sebenarnya sih iya, tapi aku masih punya hati untuk tidak melakukannya kau kan baru saja di campakkan oleh suami mu!"

Oh shit, ingin sekali aku merobek mulutnya, di campakkan? yang benar saja! aku tidak di campakkan tapi aku yang mencampakkan! catat itu.

"Kau tunggu apa lagi!."

Pria ini sebenarnya bicara apa sih, otak ku di buat berputar-putar.

"Cepat! selagi tidak ada orang"

Mata ku tertuju padanya, Sepertinya otak ku baru saja menangkap sesuatu. Dia ingin menolong ku membuang beban? setidaknya itu yang aku mengerti.

Aku menatapnya ragu, namun sedetik kemudian tersenyum hangat dan berterima kasih dengan sebuah senyuman.

Dia bukan lelaki buruk, hanya saja dia tidak mengerti bagaimana harus bertindak. Ah... sifatnya sama seperti pria itu. Astaga apa yang baru saja aku pikirkan, berhenti memikirkan pria itu. Berhenti memikirkan Yoongi! kau mengerti Kinan Ananda Yewon!

"DENGARKAN AKU LENANDRA YOONGI ABRAM, AKU AKAN MELUPAKAN MU!"

"AKU AKAN MEMBUAT KEBAHAGIAN KU SENDIRI TANPAMU"

"AKU MEMBENCI MU!"

Aku berteriak dengan lantang mengeluarkan semua beban ku. Setidaknya dengan berteriak beban ku sedikit berkurang. Tiba-tiba pikiran aneh muncul di kepala ku dan aku mengeluarkannya secara lantang.

"TAPI APA KAU TAU YOONGI AKU MEMBENCI MU DAN MENCINTAI DISAAT BERSAMAAN!"

Tangisan ku tak terbendung lagi, kelopak mataku tidak bisa menahan buliran air mata yang hendak menetes deras seperti air hujan. Hati ku begitu sakit, saat mengatakan cinta pada orang yang di benci.

"Kembali lah!" Mingyu berucap lembut

"Tidak bisa, jika aku kembali sama saja aku menghalangi kebahagiannya"

"Tapi bagaimana bisa kau mengambil kesimpulan seperti itu, Apa dia sendiri yang bilang jika dia tidak bahagia bersama mu?"

Aku tidak bisa menjawab pertanyaan Mingyu, benar, Yoongi memang tidak mengatakannya, tapi Jane lah yang ada di hatinya, bukan aku. Aku hanyalah pengganti.

Sekeras apapun aku mencoba tetap saja aku tidak akan menjadi pemeran utama, karena sejak awal aku telah di takdirkan sebagai pemeran pengganti.

"Kau bukan pengganti. Tuhan telah menakdirkan mu sebagai pasangan Lenandra Yoongi Abram"

Apa Mingyu bercanda? tidak mungkin Tuhan menakdirkan buruk rupa seperti ku untuk pangeran tampan sepertinya. Kenapa aku membahas buruk rupa dan sitampan? aku tidak sejelek itu kan?

"Jangan coba coba menghiburku dengan kalimat kalimat sok bijak mu itu!"

"Terserah pada mu percaya atau tidak karen Tuhan tidak akan mempertemukan mu dan membuat mu menikah dengannya tanpa sebab"

Oke... mungkin Mingyu benar. Tapi beri aku waktu untuk berfikir, Yoongi bukanlah orang yang mudah menerima apapun. Tunggu, kenapa aku berlagak seperti sangat mengenalnya. Hayolah aku dan pria itu baru menikah setengah bulan yang lalu namun sekarang kami telah berpisah. Berpisah? bicara tentang berpisah apa dia sudah menandatangi surat cerainya? Sepertinya aku lupa menanyakan itu pada pengacara ku.

"Dengarkan aku, sekarang kau tidak perlu berfikir. Jalankan semuanya sesuai kata hati mu, lakukan apapun yang menurut hati mu benar. Sisikan ego mu, jangan dengarkan dia. Ego hanya akan membawa mu pada rasa sakit."

Untuk kali ini Mingyu benar lagi, aku bertindak menuruti ego ku. Tapi semua telah terjadi, aku dan Yoongi telah berakhir, sekarang aku benar-benar pergi dari apapun yang berhubungan dengannya. Astaga aku tidak pernah tau jika cinta sangat menyakitkan seperti ini.

Tapi aku percaya Tuhan pasti akan membantu ku, jika dia terlahir untuk ku maka dia akan kembali pada ku bagaimana pun caranya. Tuhan telah memilih jodoh ku dan sekarang aku hanya perlu menunggu.


Jangan koment next!Jangan baper juga!di larang keras!

Jangan koment next!Jangan baper juga!di larang keras!

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
Pengantin Pengganti [COMPLETED STORY]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz