S2 ~100~ Four Life.

2.1K 223 300
                                    

Hey.. Hey.. Cepet kan Up'y.. Jhehe.. Ngejar target.. 😁😁

Soalnya gk tau kalau bulan puasa masih ada waktu buat ngetik atau nggak.. Takut'y bakalan semakin lelet.. Thn ini banyak bgt kerjaan..

Enjooyy...

Buat yk masih di bawah umur.. Ada sedikit bagian yk 18+.. Jdi di skip aja.. 😋😋✌🙏

Untuk yang mau di tag kemarin.. Readers pertama yk mau di tag.. 😂😂

Mau'y sih semua kena tag.. Tapi untuk kali ini aja.. The_Emperor_Sky enjoy dek..

💀☆ミ ☆彡☆ミ ☆彡🔥

Satu tetes ramuan hobbit mulai menyerap masuk ke dalam bibir semua patung.

Qishus duduk karena kelelahan setelah semua patung diberi ramuan tanpa terlewat satu pun juga.

Craakkk... crakkkk...

Patung mulai retak saat gerakan kecil dari semua patung. Patung-patung itu menggeliat pelan menghancurkan lapisan semen di seluruh tubuh mereka. Namun, bukan hancur dan berjatuhan ke bawah, tetapi mulai berubah menjadi kulit mereka kembali.

Zagam, Zigar, Ciro, Afumma, Othila dan Thamuz perlahan mulai berubah kembali menjadi diri mereka.

Raafat menerima ramuan itu dari Qishus yang hanya tinggal setengah lagi. Dia mengeluarkan beberapa tetes lalu dengan kekuatannya. Ramuan itu memelesat ke langit membuat awan mulai berubah hitam. Tak berapa lama, tetesan air hujan bercampur ramuan itu turun membasahi seluruh Kerajaan dan hal itu menghidupkan makhluk lainnya yang telah berubah menjadi patung seperti hewan-hewan di seluruh hutan dan juga sekitarnya.

Qishus mendengus. "Kenapa tidak dari tadi saja kau melakukannya kak? Kenapa harus aku yang meneteskan ke semua patung satu per satu?"

Raafat tersenyum tipis sambil berujar. "Karena manusia dan binatang berbeda. Bahkan bukankah kebanyakan mereka berada di dalam. Jadi, bagaimana bisa mereka terkena air hujan juga?"

Qishus mengerti sambil mengangguk. Benar juga apa kata kakaknya itu.

Jraassss...

Tiba-tiba hujan berubah menjadi besar.

Raafat menudungi kepala Estelina dengan jubahnya dan memeluk pinggang istrinya itu.

Qishus yang masih duduk di atas rumput sambil menikmati hujan seketika terkejut saat merasa ada yang memayunginya. Ia mendongak lalu tersenyum melihat kalau itu adalah kedua sayap Naga hitamnya, Ciro.

"Tuan," sapa Ciro senang.

"Ciro!" Qishus memeluk Naganya itu.

"Tuan, masuklah." Ajak Ciro masih memayungi Qishus.

Zagam dan Zigar juga telah sadar. Othila dan Thamuz juga saling berpelukan. Mereka mengira kalau akan mati saat Medusa merubah mereka menjadi patung.

Afumma berubah menjadi burung elang lagi. Gebbo mendekatinya. "Bagaimana rasanya menjadi patung dan hidup kembali?"

Afumma menatap datar Gebbo. "Aku mengira kalau aku takkan hidup kembali dan ketakutanku adalah, tak bisa menjaga Princess Estelina lagi."

"Apa kau merasa seperti mimpi?" tanya Gebbo lagi.

Afumma mengangguk. "Kyaaaa!" tiba-tiba dia menjerit saat Gebbo mencabut satu bulu ekornya.

"Apa kau masih tidur?" kata Gebbo terkikik sambil pergi berlalu begitu saja meninggalkan Afumma yang masih merintih.

PRINCESS and DEMON KING TreeSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang