~47~ Teka-Teki.

2.9K 281 40
                                    

                   ☆ミ ☆彡☆ミ ☆彡

"Kraukkkk!!"

Qishus terbelalak melihat sang beruang tengah memakan ikan yang cukup besar tepat di depan wajahnya.

"Apa kau mau mencicipi ikan enak ini?" tanya sang beruang nyengir menunjukkan barisan gigi dan taringnya lalu mengunyah kembali makanannya.

Qishus menelan salivanya berat melirik seekor ikan yang hanya tinggal separuh lagi di tangan sang beruang. "HUAAAAA!!" Ia berteriak sembari bangkit dari duduknya lalu berlari ke arah yang lainnya yang terkejut mendengar teriakannya itu.

"Prince Qishus, ada apa?" Zigar mendekatinya.

"Apa anda melihat monster?" Zagam menatap sekeliling waspada.

Thamuz dan Othila segera berdiri di dekat Estelina sambil mengeluarkan senjata masing-masing. "Princess, hati-hati." Kata Othila.

"Ya, Princess. Kau jangan lengah tempat ini mungkin sangat berbahaya." Thamuz mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Takut apa yang dilihat Qishus adalah iblis atau monster penghuni hutan.

Gebbo, Afumma, dan Ciro mendekati Qishus yang tampak gemetaran.

"Prince Qishus, apa yang anda lihat di sana?" tanya Afumma penasaran.

"Tuan, apa anda barusan akan disantap oleh seekor monster?" tanya Ciro mengingat rasa takutnya ketika hendak menjadi santapan para monster penjaga hutan Fire ferrets.

Gebbo mengembuskan napas lewat hidungnya. "Kenapa kau takut? bukankah kalian berdua ikut bersama kami untuk membantu, bukan untuk merepotkan. Kenapa melihat monster saja langsung berteriak serta berlari seperti itu?" tanyanya aneh.

Qishus memicingkan matanya kepada Gebbo. "Heh, Naga lucu. Makhluk itu berbicara dan bahkan menawari aku seekor ikan, aku bukan takut tapi hanya kaget saja." Sanggahnya merasa gengsi harus mengakui kalau tadi dia memang takut kepada beruang itu.

Gebbo menurunkan sebelah alisnya. Menawarinya ikan? jadi monster apa yang ditemuinya tadi yang malah menawari ikan, bukan menyerangnya.

"Menawari ikan?!" semuanya juga mengernyit aneh.

"Itu dia!" tunjuk Qishus ke arah sang beruang yang muncul dari balik pohon.

"Beruang?!" semuanya saling melirik. Mereka mengira kalau ada monster yang hendak menyerang Qishus, ternyata hanya seekor beruang dan pastinya itu adalah sang beruang yang tadi duduk di bawah pohon.

Tetapi, Othila dan Thamuz masih menenteng pedangnya berjaga-jaga jikalau sang beruang adalah seekor monster yang kapan saja bisa menyerang.

Sang beruang dengan santainya mendekati mereka. "Kalian jangan takut, aku bukan beruang jahat."

"Tapi tadi kau mau memakanku!" tuduh Qishus.

"Apa kau sudah hilang ingatan, bukankah aku hanya menawarimu ikan." Sanggah sang beruang duduk di bawah pohon tak jauh dari mereka.

Semuanya menatap Qishus.

Qishus hanya nyengir lebar sembari garuk-garuk kepalanya tak gatal.

Raafat turun tepat dekat Estelina. Menatap ke arah sang beruang. Baru saat itu, Othila dan Thamuz menurunkan senjata masing-masing. Ketika sang beruang melihat Raafat. Dia terlihat tak acuh kepadanya.

Qishus bangkit dari duduknya lalu mendekati Raafat. "Kak, makhluk itu berkata, kita tidak akan pernah sampai ke pantai itu."

Raafat mengernyitkan keningnya. "Kenapa?"

Qishus hanya mengangkat kedua bahunya tanda tak tahu.

Akhirnya Raafat mendekati sang beruang. "Boleh saya tahu, anda siapa?"

PRINCESS and DEMON KING TreeSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang