S2 ~75~ WEDDING.

3.1K 267 219
                                    

💀☆ミ ☆彡☆ミ ☆彡🔥

Kedatangan King Abaddon dan Queen Hirra ternyata disambut hangat oleh Queen Jenma dan Princess Berlia. Bahkan para penghuni Kingdom Emperor sangat menghormati mereka.

Dari pagi sampai sore tiba. Semuanya sibuk menghias istana Emperor.

Gebbo, Afumma bahkan Ciro terlihat sibuk dan tak berani bermain-main karena di sana bukan hanya ada Queen Jenma, tetapi King Abaddon dan Queen Hirra juga ikut menghiasi istana itu.

Mereka saat itu sedang merangkai bunga agar menjadi hiasan di dinding.

Ciro mendekati Lonner lalu menyodorkan sekuntum Mawar merah padanya. "Bunga tercantik hanya untuk kucing tercantik sepertimu Nona Lonner." Dia bergaya layaknya manusia yang tengah merayu pasangannya.

Lonner tersenyum sambil menerima bunga di tangan Ciro membuat hati Ciro ikut berbunga-bunga juga. Tapi rasa itu lenyap seketika karena Lonner mengeluarkan energinya, bunga Mawar di tangannya pun hangus seketika menjadi debu berterbangan.

"Ahahaha!" Gebbo tertawa puas melihat perlakuan Lonner pada si kucing palsu itu.

Tiba-tiba setumpukkan bunga datang dari atas mengubur Gebbo. "Uhukk... uhukk...?" kepalanya muncul dari dalam tumpukkan bunga itu. Dilihatnya Ranna yang membawa keranjang bunga tersebut. "Kau-!"

"Apa kau senang Gebbo? Kau tampak manis di dalam tumpukkan bunga itu." Jawab Ranna sembari nyengir.

"Manis?" Afumma dan Ciro saling menatap. Beberapa detik kemudian keduanya tertawa. "Terkubur di dalam tumpukkan bunga dibilang manis, yang ada dia sudah seperti jasad Naga yang siap dikubur." Ucap Afumma menertawakan Gebbo.

Gebbo merasa kesal lalu mencabut satu bulu Afumma. "Kyaaa! Kenapa kau mencabut bulu sayapku ini?!" dia merintih kesakitan.

Gebbo dengan santainya menjadikan ujung bulu itu menjadi sebuah jarum yang merangkai bunga ke sebuah tali panjang dengan wajah tanpa dosanya. Dia tahu kalau mereka takkan membalasnya karena tak mau dimarahi oleh Queen Jenma atau Queen Hirra. Dia hanya terkekeh geli dalam hati.

Afumma melirik ke sudut ruangan di mana di sana ada Queen Jenma. Ia mengurungkan niatnya untuk membalas Gebbo.

Sementara Raafat tampak gelisah karena seharian ini tak melihat calon istrinya.

Queen Hirra tahu apa yang membuat Raafat gelisah. Sambil menghiasi istana, dia mendekati Raafat. "Kau jangan khawatir, nanti malam pastinya kau akan melihat Princess Estel. Adat pernikahan adalah sebelum waktu pengucapan janji suci, kalian tak boleh bertemu dulu."

"Benarkah?" Qishus menyerobot ke arah Ibu dan kakaknya itu. "Aku baru dengar ada adat seperti itu? Jangan-jangan Princess Estelina tak mau ketemu denganmu kak karena belum siap menikah lalu nantinya dia kabur."

Pletakkkk... Queen Hirra menjitak kepala Qishus. "Kau takkan pernah tahu adat istana karena kau belum menikah. Dan jangan menambah kegelisahan kakakmu ini."

Qishus nyengir sembari mengusap-usap puncak kepalanya.

Malam pun tiba.

Di dalam istana.

Lampu-lampu terbuat dari ratusan batu permata besar mulai dinyalakan berwarna-warni menghiasi setiap dinding seperti lampu-lampu hiasan.

Bunga-bunga asli dari berbagai jenis menghiasi setiap lorong, jalanan, dinding, taman bahkan setiap ruangan di setiap vas bunga dan yang menjuntai menghiasi dinding.

Queen Hirra menghiasi belakang kursi pengantin dengan sebuah dinding kaca yang di dalam dinding kaca tersebut mengalir air yang sangat jernih. Lantainya juga terbuat dari kaca, mengalir sungai air di bawah lantai kaca tersebut selain itu di bawah air tampak jelas sungai lahar dingin yang bercahaya layaknya dua sungai yang saling bertumpuk tetapi terpisah.

PRINCESS and DEMON KING TreeSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang