~51~ Sea Monster.

3.3K 343 179
                                    

                      ☆ミ ☆彡☆ミ ☆彡

"Huhhh," Estelina mengelap keringat di kening dan pipinya. Di saat itu Raafat mendekatinya. "Apakah kau merasa lelah Princess?"

Estelina hanya tersenyum. "Hanya sedikit. Tapi, hasilnya sangat memuaskan, bukan?" Jawabnya bangga dengan hasil sihirnya.

Raafat mengangguk. Dia menjentikkan jarinya, tiba-tiba sebuah kelapa yang ada di atas meja melayang ke arah mereka. Teppp! kelapa itu mendarat di atas telapak tangan Raafat. Dia menusuk mata kelapa dengan telunjuknya menghasilkan sebuah lubang yang menganga lalu dengan kekuatannya juga, sebuah gelas perak terbang ke arahnya.

Estelina tersenyum melihat kelakuan Raafat di hadapannya itu. Senyumnya semakin lebar ketika melihat Raafat mulai menuangkan air kelapa ke dalam gelas lalu menyodorkannya kepada Estelina. "Minumlah. Jika kau lapar, di dalam sudah banyak makanan yang dibawa Zagam dan Zigar tadi."

"Terima kasih Prince, tapi aku belum lapar-"

Byuuurrrr... Ddrrhhhhh... tiba-tiba saja kapal bergoyang diterjang oleh ombak.

Raafat segera berseru kepada para Prajuritnya. "CEPAT, KITA HARUS SEGERA BERLAYAR MENINGGALKAN PULAU INI."

Semuanya langsung bergerak cepat untuk melajukan kapal laut tersebut berlayar meninggalkan pulau itu.

"A.. apakah ada monster laut yang menyerang?" tanya Qishus melihat dari deck kapal ke tepian pantai atau laut. Mereka hanya melihat ribuan ikan hiu mengambang ke permukaan laut.

Raafat menggelengkan kepalanya. "Tidak ada monster. Tapi, ada sesuatu yang belum kalian tahu dan sebentar lagi kalian akan mengetahuinya."

Perlahan kapal laut pun melaju meninggalkan pulau sang kakek beruang itu. Raafat berdiri di tepian kapal bersama dengan Estelina. Datang Zagam dan Zigar. Gebbo, Afumma dan Ciro berdiri di ujung menara tiang kapal. Sementara Qishus yang memegang setir kemudi kapal. Othila dan Thamuz bersama dengan Martin berdiri di ujung deck kapal.

Semuanya menatap ke arah Raafat menatap yaitu ke arah pulau.

Setelah kapal berlayar menjauh. Matahari tenggelam dengan sempurna, dan hari sudah mulai gelap.

Dddrrrhhhhh... byuuuuurrrr...

Ternyata jika malam hari tiba, pulau tersebut tenggelam oleh air laut dan hanya menyisakan ujung pohon kelapa yang melambai-lambai daunnya terkena ombak air laut.

Semuanya begitu terkejut. Sebab itukah Raafat dari tadi menyuruh mereka untuk segera pergi dari pulau. Jika saat itu mereka masih berada di pulau. Sudah pasti saat ini mereka tengah sibuk melawan ribuan ikan hiu di dalam air laut dan hal itu akan menghambat serta mereka harus terapung di permukaan laut menunggu pagi hari di mana pulau kembali kering dan tak tenggelam oleh air laut.

Qishus mengembuskan napasnya keras dan hatinya benar-benar merasa lega. Ciro terbang dari atas menara lalu hinggap di pundak Qishus.

"Miaauuuu. Tuan, kakak anda memang hebat. Dia benar-benar sangat teliti dan sudah bisa mengetahui kalau pulau di mana kita berada tadi akan tenggelam seiring dengan tenggelamnya matahari." Ujar Ciro bertambah kagum kepada Raafat.

"Kau benar Ciro. Kakakku memang yang paling hebat. Aku benar-benar bangga menjadi adiknya. Jika kita bersama dengan Raja iblis lainnya. Mungkin saja Raja-raja iblis itu takkan peka terhadap pergerakan dan perubahan sekecil apa pun." Jawab Qishus menatap kagum kepada sang kakaknya, Raafat.

Estelina mengerjapkan matanya. Dia juga masih tak bisa mempercayainya bahwa pulau itu akan tenggelam. Begitu juga semuanya tak pernah menyangkanya.

PRINCESS and DEMON KING TreeSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang