~4~ The Devil in the Woods.

11.1K 628 29
                                    

                        ☆ミ ☆彡☆ミ ☆彡

~Hari sudah petang~

Estelina terhanyut jauh sekali dari Kerajaan dan tersangkut di akar pohon yang sangat besar yang tumbuh di pinggir sungai.

Hutan yang terlihat mengerikan. Bahkan bagaimana bisa akar pohon itu bergerak layaknya sebuah tangan besar memindahkan tubuh Estelina dari pinggir sungai lalu diletakkan di atas pasir kerikil yang banyak di pinggiran sungai tersebut. Setelah itu, pohon tersebut diam kembali layaknya seperti pohon biasa.

Beberapa saat kemudian.

Estelina siuman. Mulai membuka kedua matanya. Dikedip-kedip dan digosok-gosok matanya yang remang-remang, dia mencoba bangun namun kepalanya terasa pusing dan terasa nyeri dibagian yang terbentur batu tadi, tubuhnya merasa letih dan terasa ngilu semua.

Setelah matanya melihat dengan jelas, dia malah menjerit karena melihat sesuatu. "AAAKKHHH!!" pekiknya keras refleks akibat melihat seekor Kancil yang begitu dekat memandangnya.

Seketika Kancil itu pun berlari ketakutan meninggalkannya. Sampai burung-burung yang di atas dahan hutan itu berterbangan ketakutan juga karena teriakannya.

Setelah Kancil hilang masuk ke dalam hutan. Estelina menenangkan jantungnya yang berdetak kencang. "Ohh, tenang Estelina, itu bukan monster, hanya seekor Kancil kecil." Ucapnya pelan, sedikit merasa lega.

Dipandangnya sekeliling hutan itu. "Di mana aku sekarang? Hutan mana ini? Apa aku hanyut ke arah yang salah, apa ini menuju Kerajaan Utara?" tanyanya dalam hati tak pernah masuk ke hutan Rimba sekali pun.

"Aku harus cepat-cepat pergi sebelum monster-monster itu menemukanku." Ia tidak memedulikan bajunya yang basah dan sedikit sobek-sobek.

Estelina bangkit dari duduknya lalu berjalan lagi, dengan sesekali melihat kebelakang. Hatinya benar-benar takut para monster itu akan mengejarnya, dan pastinya dia akan dinikahkan paksa dengan Pangeran setengah monster yang bernama Prince Vidar itu.

Estelina memberanikan diri berjalan lebih dalam lagi ke tengah hutan, ia berjalan melewati pohon-pohon besar yang mungkin usianya sudah ratusan atau mungkin ribuan tahun sungguh sangat terlihat mengerikan di matanya.

Dari tadi Estel merasa ada yang memperhatikannya, dia menengadah memandang ke atas langit yang mulai gelap.
Dia semakin takut dan gemetaran, di dalam pikirannya dia pasti akan mati dimakan hewan-hewan buas di sana.

"Dama, Ayah, Ibu, aku takut sekali."

Hari sudah benar-benar gelap. Perutnya terasa lapar, kakinya mulai lelah, tubuhnya mulai kedinginan ketika angin berembus menerpanya. Baju yang dipakainya mulai sedikit mengering namun membuat tubuhnya tidak kebal lagi akan hawa dingin malam hari yang mulai menusuk.

Ia terus berjalan di bawah sinar Bulan yang cukup meneranginya. Tak lama dia berhenti di hulu sungai, dilihatnya seberang sungai itu. Sebuah bangunan besar yang sudah hancur ditumbuhi tanaman rambat dan rerumputan.

Dipicingkan matanya, sedikit terkejut melihat ada sebuah cahaya di tengah-tengah bangunan tersebut, pancaran dari sebuah api unggun.

"Apa mereka manusia? Apa mereka pemburu? Aku harus meminta bantuan mereka." Estelina tak peduli siapa yang ada di sana, yang ada dipikirannya saat ini adalah dia meminta pertolongan dari hewan-hewan buas, dan meminta sedikit makanan pada mereka serta ingin bertanya ke mana arah Kerajaan Utara.

"Bagaimana aku bisa melintas ke sana?" tanya Estelina bingung melihat air sungai yang begitu deras. Tak jauh darinya ada sebuah perahu, ia bergegas menghampiri perahu itu.

PRINCESS and DEMON KING TreeSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang