■ 19 - What's Wrong with Park Jihoon?

79 9 1
                                    

Malam sudah tiba, namun di rumahku hanya kedatangan Kak Jaehyun saja dari semua teman-teman Kakakku yang ada. Aku bergabung dengan Kak Jaehyun dan Kak Junhoe, Lucas pun juga ada. Kami sedang fokus menonton sebuah drama. Entah, katanya Kak Jaehyun ke pingin nonton drama daripada main game, mana dramanya menguras airmata banget apalagi ku lihat Kak Jaehyun nangis bombay.

Kami sedang menonton drama Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo dimana pemeran utamanya itu idolanya Kak Jaehyun yaitu IU. Kalau ada Kak Jungkook disini, mungkin mereka akan nangis berjamaah. Padahal sudah di tonton berkali-kali, tapi tetap saja menguras airmata.

"Jun! Tisu mana huaa!!" rengek Kak Jaehyun sembari menangis

Kak Junhoe terlihat mengambil tisu di sebelahnya lalu melempar tisu itu kepada Kak Jaehyun. Aku hanya menangis biasa saja, yang paling lebay itu Kak Jaehyun dengan Lucas. Dasar.

"Meㅡmending saㅡsama gue daripada sama Wang So, lo di haㅡhamilin taㅡtapi lo di tinggalin!" ucap Kak Jaehyun sembari menghapus airmatanya dengan tisu dan menangis sesegukan

"Eㅡeㅡenak aja! Mendingan sama guㅡgue!" protes Lucas tak terima

"Kayak mau aja IU sama lo berdua." ledek Kak Junhoe

"Maㅡmau, lah! Secara gue ganteng!" ucap Kak Jaehyun dengan percaya dirinya

Kak Junhoe menghela nafasnya seraya memutarkan bola matanya. Aku sedikit terhibur melihat Kak Jaehyun kalau sudah menjadi fanboy garis keras, dia akan bertingkah percaya diri dan Kak Junhoe selalu meledeknya.

Line~

Ponsel di sebelahku bergetar, aku langsung mengambil ponsel milikku itu dan membaca pesan yang masuk

Bobrok Semwa

Hari ini

Song Yuqi🦁 menambahkan Jeon Heejin

"Oh? Yuqi nambahin Heejin." ucapku saat melihat di grup Line bahwa Yuqi menambahkan Heejin sebagai anggota grup baru

Chenlele
| Yuhuuu anak baruuu~
20.11

Lee Jeno
| Wih, siapa?
20.11

Mark Bulee
| Adiknya Kak Jungkook, ya?
20.11

Son Chaeyoung🐇
| Bego dih. Heejin temen
sekelas lo, goblok-_-
20.12

Kang Mina🦄
| Makanya, pindah kelas tuh
sosialisasi sama anak-anak
kelas. Lah ini kaga, percuma
20.12

Song Yuqi🦁
| Pindah kelas lagi aja sana
balik ke alam kalian masing-
masing!
20.13

Mark Bulee
| Tapi gue know kok siapa
Heejin. Jeon Heejin adiknya
Kak Jungkook. Wlee
20.13

Jeon Heejin
| Ini ko pada ngomongin aku sih
20.13

Kang Mina🦄
| Abaikan aja, Heejin. Mereka
orang gila yang menyamar
jadi orang waras
20.14

Chenlele
| Dih bagaimana bisa itu?
20.14

Son Chaeyoung🐇
| Emang kenyataannya gak usah
bilang bagaimana bisa
20.14

Jeon Heejin
| 😅
20.15

Aku tertawa sendiri menyimak obrolan grup di Line. Seperti biasa pasti mereka selalu menghibur di setiap muncul di grup. Tapi biasanya Jihoon ikut nimbrung, tapi aku lihat tidak ada Jihoon di obrolan, kemana Jihoon? Tidak biasanya seperti ini.

Aku mengantungi ponselku lalu berdiri berjalan menuju pintu rumah

"Woi mau kemana?" tanya Kak Junhoe saat aku hendak keluar

Aku menoleh pada Kak Junhoe, "Kerumah Jihoon sebentar!"

Aku pun keluar dari rumah dan mengambil sepeda di garasi lalu mengendarai sepeda menuju rumah Jihoon yang tak berada jauh dari rumahku, hanya beda blok saja.

Semenjak kejadian itu, Jihoon tidak masuk sekolah ataupun mengirimiku pesan kenapa Jihoon tidak masuk dan bahkan anak itu tidak berkunjung kerumahku saat Lucas dan yang lainnya datang kerumah. Aku penasaran, sebenarnya Jihoon kenapa.

Aku berjalan melalui taman bermain, tapi aku melihat sosok yang tak asing sedang duduk di ayunan dan melamun. Itu Park Jihoon, dia sedang apa di sana?

Aku langsung memarkiran sepedaku dan berjalan menghampiri Jihoon hingga Jihoon mengadahkan kepalanya yang sedang menunduk menatapku dengan ekspresi terkejut. Akhirnya, aku menemukan Jihoon juga. Aku melihat Jihoon sedang memegang ponselnya yang terus berdatangan notifikasi grup tapi Jihoon diam saja tak membuka pesan itu dan membiarkannya.

"Jihoon, kamu kenapa gak masuk sekolah? Kamu menghilang gitu aja?" tanyaku pada Jihoon

Jihoon terlihat sedang menatap lututku yang masih terplester disana lalu menatapku dengan tatapan bersalah.

"Maaf.." lirih Jihoon lalu menundukkan kepalanya

"Aku udah maafin kamu, Hoon! Plis berhenti minta maaf." ucapku lalu aku duduk di ayunan di sebelah Jihoon

"Aku gak tau kalo kamu begitu menyukai Guanlin."

Aku menengok reflek dengan ekspresi terkejut saat Jihoon bilang bahwa aku menyukai Guanlin. Tidak! Aku tidak menyukai Guanlin sama sekali! Bahkan jika dia membuat jantungku berdebar pun bukan berarti aku menyukainya!

"Aku gak suka Guanlin!" protesku tidak terima dengan ucapan Jihoon

Jihoon menatapku dalam, "Gak. Kamu emang suka dia." ucap Jihoon terlihat yakin, "Cara kamu natap Guanlin itu beda, saat Guanlin aku pukulin, saat itu aku tau kalau kamu emang suka pada Guanlin." lanjut Jihoon mengalihkan pandangnya ke depan

"Tapㅡ"

"Mulai hari ini, aku akan bersikap biasa saja. Aku tidak akan mencarimu, mengirimimu pesan, atau main lagi kerumah kamu."

Demi Tuhan, Jihoon kenapa? Kenapa sampai sebegininya?

"Jihoon.." pintaku dengan sangat

Jihoon berdiri dari ayunan lalu berlutut di depanku dan memegang kedua tanganku seraya menatapku dengan lembut. Sumpah, mataku sudah berkaca-kaca saat ini juga.

"Hiduplah dengan bahagia walaupun tidak ada aku di sampingmu." ucap Jihoon lembut

Apa-apaan ini, ucapan Jihoon terdengar seperti sebuah kata perpisahan yang paling aku benci.

Aku memegang tangan Jihoon erat menatap lelaki itu dengan mata berkaca-kaca, "Kamu tau 'kan? Kamu tau 'kan kalau aku gak suka sama kata-kata yang kamu sebutin tadi? Kamu apaan, sih!" aku memarahi Jihoon hingga airmataku turun begitu saja seraya memukul-mukul dada bidang Jihoon

"Selalu berjalan menegakkan kepalamu, jangan sampai mahkotamu jatuh." ucap Jihoon lagi

Ini benar-benar seperti ucapan perpisahan yang benar-benar aku tidak senangi dan Jihoon tahu itu, tapi kenapa dia bicara seperti ini padaku?

Jihoon melepaskan pegangan tangannya padaku lalu berdiri sehingga aku harus mengadahkan kepalaku untuk menatapnya. Jihoon menghapus airmataku sembari tersenyum lalu dia berjalan pergi meninggalkanku begitu saja. Aku menangis, terus memanggil Jihoon agar tetap disini bersamaku, namun lelaki itu seolah tuli tak mendengar dan hanya terus berjalan pulang menuju rumahnya.

Aku menangis sesegukan di taman bermain. Menangis karena Jihoon pergi begitu saja, menangis karena Jihoon mengucapkan kata yang seolah seperti kata perpisahan yang paling aku benci kepadaku. Ini bukanlah yang aku inginkan saat aku ingin bertemu Jihoon. Yang aku inginkan adalah aku berbaikan dengan Jihoon dan semua kembali seperti biasanya.

"Jihoon, kamu kenapa?" tanyaku melihat ke depan seolah Jihoon ada disana dengan airmata yang membanjiri pipiku hingga akhirnya aku sesegukan kembali

-

to be continued

Hello, Guanlin! [HIATUS]Where stories live. Discover now