■ 15 - U Make My Heart Beat!

85 11 0
                                    

Guanlin membawaku ke UKS dan mengobati lukaku dengan telaten. Aku hanya memperhatikan anak itu sangat telaten mengobati lukaku dan tampak sangat berkonsentrasi padahal lukanya tak terlalu parah sama sekali.

Aku melihat lengan Guanlin yang banyak sekali bekas luka yang hampir memudar dan beberapa luka lebam disana. Saat Guanlin mengadah kepadaku, aku bisa melihat ujung bibirnya yang terluka dan di sekitar tulang pipinya juga terluka. Guanlin bahkan tidak memikirkan luka yang di alaminya dan justru malah mengobatiku terlebih dahulu.

"Yaps, selesai."

Aku melirik lututku yang sudah di obati dan di beri plester luka oleh Guanlin. Aku melihat Guanlin sedang memberesi kotak P3K lalu menaruhnya di atas meja. Anak itu masih berlutut di depanku seraya menatap lututku yang terplester.

"Masih sakit, gak?" tanya Guanlin masih memandang lututku

"Nggak, sih. Makasih btw."

Guanlin menatapku lalu tersenyum kepadaku dengan sangat tulus hingga aku bisa merasakan ketulusan itu hanya dengan melihat senyumannya saja.

"Eh, duduk sini. Luka lo juga harus di kasih salep."

Aku menyuruh Guanlin duduk di tepi bangsal lalu aku mengambil salep dari kotak P3K. Guanlin nurut saja, ia duduk di sebelahku dan menghadap ke arahku.

Aku membuka tutup salepnya dan mengambil isi salep itu sedikit dari ujung jari telunjukku dan mengolesinya di wajah Guanlin yang terdapat luka. Guanlin hanya diam sembari menatapku saat aku mulai mengolesi salepnya di tulang pipi Guanlin.

Tapi sepertinya ada yang salah dengan jantungku. Kenapa jantungku sangat berdebar padahal hanya mengolesi salep di wajah Guanlin?

Sesekali mataku dan mata Guanlin bertemu, aku langsung membuang arah pandangku tapi Guanlin terus menatapku hingga membuatku jadi merasa canggung.

Lalu aku beralih mengolesi salepnya di ujung bibir Guanlin. Aku terhenti saat terfokus pada bibir Guanlin, jantungku jadi berdegub dengan kencang saat aku menatap bibir Guanlin.

Ya Tuhan, aku ini kenapa?

Aku membuyarkan lamunanku dan langsung mengolesi salep di ujung bibir Guanlin dengan cepat tanpa melihatnya sama sekali. Jantungku bisa meledak jika aku terus melihat bibir Guanlin.

Saat aku sedang mengolesi salep di ujung bibir Guanlin, tiba-tiba tangan besar Guanlin menahan tanganku yang sedang bergerak mengolesi salep di ujung bibirnya. Aku terkejut dan mengadahkan kepalaku untuk melihat Guanlin dan aku juga terkejut ketika jarak wajah di antara kami itu sangat dekat.

Jantungku rasanya mau copot!

"Lo merupakan orang pertama yang peduli sama luka gue." bisik Guanlin di depan wajahku, sangat dekat sekali

Tangan Guanlin beralih pada rambutku, Guanlin merapihkan anak rambutku dan menyekanya di telingaku dengan lembut. Seumur-umur, tak ada yang melakukan hal ini padaku dan Guanlin adalah orang pertama yang melakukannya padaku.

"Jangan pergi. Jangan terluka." ucap Guanlin dengan nada rendah seraya merapihkan anak rambutku dan membenarkan rambut-rambutku

Aku tertegun saat Guanlin berbicara denganku menggunakan nada yang rendah dan terdengar lembut.

Guanlin memegang kedua pundakku dan menatap mataku dalam seraya tersenyum padaku. Aku hanya diam dan terpaku menatap senyuman Guanlin yang sangat manis dan penuh dengan ketulusan itu.

"Kalau ingin pergi, harus bilang. Karena hal yang paling menyakitkan di dunia ini adalah pergi tanpa pamit."

Aku reflek mengangguk yang membuat Guanlin tertawa kecil melihatku mengangguk dengan polosnya.

Hello, Guanlin! [HIATUS]Where stories live. Discover now